Bagian 5

118 19 4
                                    

Jangan lupa follownya guys hehe~

happy reading.

Setelah acara tangis menangis diantara keduanya, Alaska dan Ernest. Kini sekarang mereka berdua berada dikasur Alaska, mereka berdua tengah berbaring bersama dengan Ernest berada di pelukan Alaska, ia tidak mau melepaskan pelukannya dengan ayahnya itu sejak tadi, meskipun begitu Alaska hanya memaklumi, sambil bercerita keduanya diselimuti canda dan tawa.

"Aku senang ayah berubah, jangan pernah berubah ayah" cicit Ernest sambil memeluk erat Alaska meskipun begitu Alaska masih dapat mendengarnya.

"Tentu saja, apapun untukmu baby. Jadi baby jangan bersedih lagi ya sayang." balasnya sambil mengelus kepala Ernest, jujur saja ia kecanduan dengan rambut halus anaknya seperti rambut bayi balita saja.

Namun tak berlangsung lama kebahagiaan keduanya diganggu oleh seseorang.

Tok

Tok

Tok


"Permisi tuan besar. Sekarang waktunya makan malam, apakah anda ingin makanannya dibawa ke kamar anda atau makan di meja makan tuan?" tanya maid itu didepan kamar tuan besarnya.

'Ck, mengganggu waktuku dengan ayah saja.' batin Ernest berdecak.

Setelah mendengar suara seorang maid yang memanggilnya, Alaska berniat melepaskan pelukan anaknya. Tetapi Ernest tidak ada niatan untuk melepaskan pelukannya.

"Ernest, lepaskan dulu pelukannya sayang, kamu tidak lapar hmm?" tanya Alaska menatap kedua mata anaknya dengan
mengelus kepala sikecil.

"Ernest lapar ayah, tapi aku tidak mau melepaskan pelukannya, aku masih menginginkan pelukan ini." ucap Ernest semakin mengeratkan pelukannya kepada ayahnya.

"Ayah kesulitan baby, bagaimana kalau ayah gendong kamu hmm..?" tanya Alaska kepada anaknya, sambil mencoba melepaskan pelukannya pelan-pelan memberi pengertian.

"Baiklah.. tapi ayah berjanji tidak akan meninggalkan Ernest umm?" balas Ernest sambil melihat kearah ayahnya memiringkan kepalanya dengan tatapan polos tersebut.

"Tentu saja, ayah tidak bakal meninggalkanmu baby."

"Promise ayah?" ucap Ernest sambil mengangkat tangan, melipat jarinya kecuali jari kelingkingnya, membuat sebuah janji kepada Alaska.

Alaska melihat kearah Ernest, menundukkan  badannya menyetarakan badannya dengan anaknya. Lalu mengeluarkan tangan menautkan jarinya dengan anaknya.

"Promise sayang." balasnya sambil tersenyum lembut dan hangat secara bersamaan.

'aahh.. tatapan itu membuat hatiku berdebar, bahkan aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya, aku benci org ini. Tapi itu dulu, sekarang aku merasa ingin mengurungnya untuk diriku sendiri, rasanya aku tidak mau berbagi dengan semua orang.'

"Hmm- hmm tapi bagaimana caranya?" gumam Ernest

"ada apa baby? apakah ada sesuatu diwajah ayah hmm? tanya Alaska, melihat tatapan mata Ernest yang menatapnya bahkan sampai tidak berkedip.

"tidak ada ayah, hanya saja tatapan ayah sangat hangat. Tetap tersenyum ayah hehe~" balas Ernest tersenyum cerah kepada Alaska.

Alaska merasa aneh dengan tatapan itu, sangat aneh. Namun ia menepis pikiran itu, mungkin memang sebenarnya Ernest itu sangat menyayangi ayahnya, itulah pikirannya.

My PapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang