Wih double up, wkwk
Happy Reading...Episode Selanjutnya...
Gita terus menggoyangkan tubuh sang Kakak dan membersihkan darah yang semula keluar dari hidung Shani.
Beruntung Shani hanya kelelahan saja, Sehingga tidak butuh waktu lama untuk Ia kembali siuman.
"Euhhhh... Awshhh." Ringis Shani memegang kepala nya
"Alhamdulillah Cici hiks hiks." Lirih Gita yang menangisi Shani sedari tadi
"Dedek kenapa nangis? it's okay, Cici gak apa-apa kok." Ucap Shani lembut menyeka air mata Gita
"Dedek takut, Cici ninggalin dedek lagi hiks hiks."
"duhhhh segitu takutnya ya ditinggal pergi Cici lagi." Ucap Shani tersenyum sambil membenahi posisi duduk nya
"Sini sayang peluk Cici nya lagi." Titah Shani
Gita langsung memeluk erat Shani, badan nya sedikit bergetar karena rasa takut akan kehilangan
"Jangan nangis, uhhh kasian mata nya sampe merah kaya gini." Ucap Shani mengelus pipi Gita
Gita tetap tak bersuara malah terdengar suara sesenggukan akibat tangisnya
"Dedek mau yayah sama enda." Ucap Gita tiba-tiba manja
"Lah tiba-tiba banget dek?." Heran Shani
"Mau yayah sama enda Ci." Rengek Gita dalam pelukan Shani
"Iya nanti ke Rumah Ayah sama Bunda nya ya? sekarangkan Cici belum bisa anterin dedek ketemu mereka." Lembut Shani
"Dedek mau mereka ada disini hiks hiks." Ucap Gita sedikit bergetar ternyata badan nya mulai panas karena demam
"Kok badan dedek panas sih?." Gumam Shani pelan
"Dedek sakit ya sayang?." Tanya Shani langsung menempelkan tangan nya di dahi Gita
"Mau yayah Ci... mau Unda..." Racawan Gita dengan mata yang mulai sayu dalam pelukan Shani
"Astagfirulloh panas banget dek." Kaget Shani mendapati suhu tubuh sang adik yang sangat panas
Shani membawa Gita kepangkuan nya, sedangkan Gita menyandarkan kepala nya dibahu Shani dengan tangan erat memeluk sang kakak.
"Tahan ya Sayang, Cici hubungi Aki sama Nin dulu ya?." Ucap Shani akan meraih ponsel nya
"No Cici, sama Cici aja." Larang Gita
"Badan kamu panas banget sayang, Dedek harus dibawa ke Rumah sakit biar dapat perawatan." Ujar Shani
"Nggak mau, mau sama Cici aja hiks hiks." Gita terus merengek
"Mau yayah sama enda Ci hiks hiks." Tantrum Gita
Shani mengelus punggung sang adik untuk menenangkan nya.
Arwah Alga dan Diana yang merasa terpanggil pun datang dihadapan Shani.
Semula Shani belum menyadari kedatangan Sosok Ayah dan Bunda nya.
Namun mereka memanggil lembut anak sulung nya yang masih setia menenangkan sang adik
"Ci." Ucap Mereka tersenyum menghampiri kedua putri cantik nya dan dibalas senyuman oleh Shani
Gita mendengar suara khas yang tak pernah berubah di gendang telinga nya, Suara lembut orang terkasih nya memanggil sang Kakak kembali begitu merdu terdengar sampai ke hati sanubarinya, Seketika Merasa damai dan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
General Fiction"My life and behavior were considered strange, because I could see things they couldn't see." _Argita Shienna At-treya_