Chapter 18

552 73 14
                                    

Lanjut ya, Wkwkwk
Happy Reading...

























































































Episode Selanjutnya...

pukul 18.10 WIB,
Adzan Magrib telah berkumandang.

Shani bangun terlebih dahulu,

"Eughhh..." Lenguh Shani saat membuka mata.

Tubuhnya terasa berat tak bisa di gerakan,

"Aduhhh ini kenapa badan aku berat banget? aku ketempelan kali ya?." Ucap nya yang masih setengah sadar

Begitu sudah sepenuh nya sadar, Ternyata Gita memeluk erat dirinya dengan sebelah kaki yang naik ke perut Shani dan tangan yang melingkar di leher nya.

"Astagfirulloh, nih dedek tidur nya gini amat."

Shani berusaha mengubah posisi tidur Gita, Namun sangat susah bagi nya. Orang tua nya pun sudah tidak ada disana, jika ada Ia akan meminta bantuan.

"Dek, dedek? sayang bangun."

Mau tidak mau Shani harus membangunkan Gita, Di karena kan hari yang sudah gelap dan Adzan Magrib yang sudah berkumandang

"Dek, bangun. Sholat dulu yuk."

Shani menepuk pelan lengan Gita yang masih melingkar di leher nya

"Eughhh... Bentar lagi Ci, dedek masih ngantuk."

Ucap Gita dengan mata yang masih enggan untuk terbuka

"Bangun dulu yuk, Nanti telat Sholat nya."

Namun Gita malah mengeratkan pelukan nya.

"Awshhhh..." Ringis Shani merasakan pegal pada sekujur badan karena tidak bisa bergerak akibat kaki Gita yang masih betah pada posisi nya

Seketika Gita membuka mata sempurna, Ia sadar sebelah kaki nya berada diatas perut sang kakak, sehingga sang empu tidak bisa leluasa bergerak. Kemudian Ia langsung mendudukkan dirinya disamping Shani

"Bangun nya pelan-pelan dek, jangan langsung duduk kaya gitu. Nanti pusing loh." Khawatir Shani

"Cici maaf.." ucap Gita sendu

"Maaf mulu, lebaran masih jauh padahal."

"pegel ya?."

"Enggak."

Shani tersenyum sambil membenahi posisi nya menjadi duduk bersandar di headboard kasur, Ya sebetulnya memang pegal tapi Ia sembunyikan agar adiknya tidak selalu merasa tak enak hati pada dirinya.

"Bohong?."

"Ngapain bohong."

"Kalo pegel, bilang Ci."

"Nggak sayang." Ucap Shani menangkup pipi Gita dengan sebelah tangan nya

Gita merasa bersalah pada sang kakak setelah mendengar Ringisan Shani tadi, karena posisi tidurnya yang berantakan.

"Udah gak apa-apa, Jangan merasa bersalah seperti itu. Cici gak apa-apa kok, tuh liat."

Shani menggerak-gerakan badan nya seperti orang yang sedang olahraga

"Gak apa-apa kan? Cici mah kuat." Ucap nya tersenyum pada Gita

"Beneran?." Selidik Gita

"Iya sayang gak usah khawatir, Mending Kita Wudhu terus Sholat ya? takut habis waktu." Ajak Shani

Who Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang