Mr Jek dan para anak buahnya yang di juluki dengan sebutan algojo, kini sudah kabur menggunakan sebuah helicopter milik pribadinya. Yang landas di dekat markas besar milik Mr Jek.
"Tuan, kenapa anda membiarkan mereka lolos begitu saja?" Tanya salah seorang anak buah kepercayaan Jek.
"Aku tidak ingin, dia mengenaliku." Jawab pelan Mr Jek.
"Siapa maksud anda, Tuan?" Tanya penasaran pria itu lagi.
"Kau tidak perlu tau! Sekarang tugasmu adalah siapkan barang-barang yang ingin kita kirim melalui jalur laut ke tuan barunya." Pinta Mr Jek.
"Baik, Tuan." Dan langsung menghubungi seseorang melalui panggilan telvon.
Perjalanan bisnis Mr Jek semakin berkembang, dan semakin banyak juga penghasilan yang di dapatnya atas kemajuan usaha ilegal yang di lakukan olehnya.
Markas mafia miliknya, semakin di jaga ketat oleh beberapa ratus algojo pilihan beliau secara langsung. Untuk menjaga keamanan barang ilegal yang akan di kirim melalui jalur laut dan udara.
Semenjak kejadian penculikan putri dari presiden, markas mafia sudah tidak di incar para prajurit TNI lagi. Karena saat ini, Naura tengah masa pemulihan pada bagian punggung dan juga tengkuk lehernya, akibat pukulan keras dari algojo Mr Jek."Terima kasih, Yud! kamu sudah mengobati, dan merawatku beberapa hari ini." Ucap Naura dengan tulus.
"Sama-sama, Ra! Gimana keadaan kamu sekarang? Apa sudah ada perkembangan?" Tanya Yuda. Yang duduk di sebelah Naura.
"Sudah lebih mendingan, Yud! Oya, di mana Julian dan Putri?" Tanya Naura, saat mengingat betul pria dan wanita yang hendak di tolongnya itu.
"Dia sedang perjalanan mengantar putri pak presiden ke istana kePresidenan! Oya, apa dia rekanmu saat melakukan tugas ini?" Tanya penasaran Yuda.
"Oh! Apa lama?" Timpal Naura lagi, sembari mangut-mangut.
"Tidak!" Kenapa? Apa kamu khawatir, atau kangen sama dia?" Cletuk Yuda dengan nada badmoodnya.
Hahahahh...., "Yuda, yuda! Kamu ada-ada ajah deh. Orang cuman nanya ajah, kamu langsung kesel." Naura yang jarang sekali tersenyum, kini menunjukkan sebuah senyuman manisnya.
"Cantik!" Ucap spontan Yuda.
"Apa? Kamu bilang apa tadi?" Tanya Naura, saat pendengaranya tidak sengaja mendengar kata cantik dari bibir seorang Yuda Pratama.
"Gak ada!" Sela Yuda cepat.
"Yud! Bagaimana perkembangan Mr Jek, mafia kejam itu?" Tanya Naura, di sela-sela pembicaraan mereka.
"Dia berhasil lolos Ra, saat itu! Karena aku takut terjadi apa-apa sama kamu. Makanya aku langsung kerahkan seluruh pasukan kita untuk kembali." Jelas Yuda. Sorot matanya seakan kosong, saat mengingat kejadian malam itu.
Siapa sebenarnya Mr Jek ini? Aku merasa tidak asing dengannya?" Semoga saja aku tidak mengenalnya." Batin Yuda.
"Yud. Aku panggil-panggil kamu ko gak jawab? Apa yang sedang kamu pikirkan saat ini?" Tanya penasaran Naura.
"Aku gak mikir apa-apa ko, Ra! Oya, kamu minum dulu bandrek kesukaan kamu. Ini aku yang buatinloh khusus untuk kamu." Dengan memberikan segelas bandrek panas yang sudah berisi di dalam cangkir kaleng khusus prajurit.
"Makasih, Yud." Jawab Naura, dan langsung menerima segelas bandrek panas kesukaanya.
"Setelah aku sembuh total, aku akan melanjutkan misi ini sampai selesai." Jawab Naura dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Aku dah tau kalau kamu bakal lanjutin misi ini sampai selesai! Mana ada kuda besi berhenti di tengah misi yang belum selesaikan? Heheheh tawa Yuda, agar suasana saat itu tidak terlalu canggung ataupun serius.
"Makasih." Ucap Naura secara tiba-tiba.
"Untuk, apa?" Tanya penasaran Yuda.
"Karena kamu sudah selalu ada untukku! Apa lagi kamu selalu menjaga dan melindungiku dari serangan siapapun yang ingin menyakitiku." Jelas Naura.
Aku mencintaimu. Karena itulah, aku akan menjadi pelindungmu di saat kamu membutuhkan bantuan." Batin Yuda.
"Sama-sama, Ra." Sembari menyeruput bandrek yang mulai terasa hangat, dan tidak terlalu panas lagi. Karena cuaca dingin saat malam hari.
Mobil yang di kemudi seorang prajurit TNI yang berpangkat sebagai Serda, kini melaju di jalanan menuju istana kePresidenan dengan kecepatan di atas rata-rata. Ada dua mobil iring-iringan Kopassus, yang menjaga mobil yang membawa Serda Julian dan putri presiden. Agar keamanan dapat terjaga lebih ketat, untuk melindungi putri presiden dari penculikan yang di lakukan Mr Jek.
Sesampainya mobil iring-iringan yang membawa putri presiden di istana kePresidenan. Petugas yang menjaga gerbang utama istana, langsung memeriksa plat dan orang yang mengendarainya. Setelah pemeriksaan selesai, mobil iring-iringanpun langsung di persilahkan untuk masuk ke dalam kawasan istana kePresidenan.
"Silahkan, Nona?" Dengan membuka pintu mobil sebelah milik Putri, Julian langsung mempersilahkan wanita muda itu untuk keluar dari dalam mobil, dan langsung menemui kedua orang tuanya yang tengah berdiri di halaman kediaman Presiden.
"Terima kasih, Kak." Ucap Putri. Setelah mengatakan itu, Putri langsung berlari untuk memeluk kedua orangtuanya dan juga wakil presiden yang bernama Bambang Sutomo.
"Ayah, Ibu!" Pelukanpun terjadi di antara ketiganya, di mana Ibu Susi, pak Wijaya, dan Putri Kusuma. Tengah melepas rindu yang teramat mendalam.
"Kamu tidak apa-apa, Nak?" Tanya pak Wijaya pada putrinya itu.
"Aku tidak apa-apa ko, Yah! Putri bersyukur banget, ada kak Julian yang bantuin Putri." Jelas Putri. Sembari menatap kagum atas ketampanan seorang Julian.
"Terima kasih, Nak!" Ucap pak Wijaya, di tengah-tengah pembicaraanya.
"Sama-sama, Pak! Kalau begitu, saya dan rekan lainya izin kembali ke tempat tugas kami pak?" Mohon Julian dengan nada sopanya.
"Ko cepat banget kak! Kan bisa kembali besok ajah? Kenapa harus sekarang?" Selanya, saat mendengar pria yang di kaguminya akan segera kembali. Yang artinya dia dan Julian tidak akan lagi bertemu selama misi yang di berikan sang papah selesai.
"Hm! Kamu, suka ya sama Julian?" Goda ibu Susi pada putri tunggalnya itu.
"Ih, ibu bisa ajah! Akukan cuman kasian ajah sama mereka, karena perjalanan ke markas mereka itu cukup jauh juga loh bu." Sela Putri. Agar tidak terlihat jika dirinya sangat khawatir terhadap pria tampan yang berstatus sebagai ajudan sang papah.
"Yang di katakan Putri itu ada benarnya juga! Sebaiknya, kalian semua beristirahatlah terlebih dahulu di paviliun khusus ajudan. Dan besok pagi kalian bisa kembali lagi ke markas kalian." Sela pak Bambang.
"Benar! Sebaiknya kalian beristirahatlah. Oya, bagaimana dengan keadaan Mayor Naura?" Tanya pak Wijaya, saat mendengar jika gadis cantik yang menjadi ajudan pribadinya itu tengah terluka di saat menyelamatkan putrinya itu.
"Keadaan Mayor saat ini, sudah mendingan pak. Dan sudah lebih baik." Jawab prajurit lainya.
"Syukurlah! Yaudah kalau begitu kalian boleh beristirahat dan jangan lupa makan malam sebelum tidur." Perintah pak Wijaya.
"Siap, Pak!" Ucap serentak para prajurit TNI.
Vote.
Komen.
Follow akun Author ya gais. Mksh banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOWAD CANTIK AJUDAN PRESIDEN
ActionIngat, ini hanyalah karangan Author saja ya. cerita ini tidak nyata, dan hanya ada di imajinasi author saja. jangan salah untuk menyikapinya ya. Siapa tau bisa di jadikan film layar lebarkan, hehehehe. Menghalu dulu gais. Takdir hanya Tuhan yang tau...