Bab ke 13 ~Melacak.

12 5 1
                                    

"Bapak tidak perlu mengkhawatirkan kami berdua! Kami bisa menjaga diri kami, sebaiknya bapak berpura-pura saja telah menggantikan saya dengan seorang ajudan laki-laki yaitu Kopral Rehan," ucap Naura lagi.

"Baiklah! Tetapi, bawalah beberapa pasukan untuk menemani kalian di sana," pinta pak Wijaya.

"Nanti saya akan menghubungi Jendral Rudi M Silalahi, untuk membantu saya dalam menjalani penyelidikan ini pak! Jadi bapak tidak perlu khawatir ataupun cemas terhadap kami berdua," jelas Naura. Agar pria parubaya itu tidak khawatir atas keselamatan kedua ajudannya itu.

"Kapan kalian akan melakukan penyelidikan ini nak? Tanya pak Wijaya lagi.

"Nanti malam kami akan meninggalkan istana dan akan menjalankan misi pada pagi hari," jelas Julian.

"Berhati-hatilah nak," ucap pak Wijaya yang tidak menyangka jika ajudan barunya itu dapat di andalkan dan sangat jenius dalam berbagai bidang.

Setelah berbincang-bincang cukup lama, Julian dan Naura kembali ke kamar masing-masing, untuk mempersiapkan barang-barang yang mereka butuhkan untuk melakukan sebuah penyelidikan yang cukup memakan waktu lama. Apa lagi, Jery bukanlah satu-satunya orang yang ingin menjatuhkan pak Wijaya, tetapi di balik dukungan kepada partai politik C ada seseorang yang sangat berpengaruh mendukung usaha mereka dalam menjatuhkan pak Wijaya, agar usaha pria misterius itu dapat berjalan dengan lancar.

"Sebaiknya aku menemui Mayor terlebih dahulu," ucap Julian. Setelah mengemas semua barang-barang miliknya.

Langkahnya kini sudah berjalan menuju kamar milik seorang gadis cantik yang bernama Naura Silla.

Tok... tok..., "Mayor, apa saya bisa masuk? Tanya Julian dari balik pintu.

"Masuklah," pinta Naura.

"Selamat siang Mayor! Sapa Julian.

"Duduklah! Aku akan menjelaskan padamu sebuah rencana dan kamu harus menyelidiki sebuah plat mobil hitam yang di temui pak Jery saat pertemuan di gedung pencakar langit," jelas Naura. Swmbari memperlihatkan foto sebuah mobil hitam pekat, di mana pak Jery sedang berbincang dengan seorang pria misterius yang menggunakan penutup wajah.

"Maksud Mayor, aku harus menyelidiki mobil ini milik siapa? Tanya Julian.

"Benar! Cepatlah, kita tidak ada waktu lagi," pinta Naura.

Dengan cepat, Julian langsung melacak siapa pemilik mobil berwarnah hitam pekat dengan nomor pelat xxxxx, dengan menggunakan komputer milik Naura.

Tak berselang lama, Julian telah menemukan siapa pemilik pelat mobil yang di curigai oleh Naura.

"Mayor! Saya sudah menemukan siapa pemilik mobil dengan pelat nomor seri xxxxx.

"Siapa? Tanya Naura. Dan segera mendekat ke layar komputer yang sedang di gunakan Julian.

"Siapa pria ini? Tanya Naura. Yang tak mengenali nama panggilan seorang pemilik mobil misterius yang di cari Julian.

"Dia di kenal dengan sebutan Mr Jek, Mayor! Beliau ini adalah, seorang pria yang sangat berpengaruh di negara kita. Dia menjalankan sebuah bisnis ilegal yang di mana para aparat pemerintah tidak ada yang berani menangkap ataupun mengusik Mr Jek ini Mayor," jelas Julian.

"Apa kamu tau di mana markas Mr Jek ini Serda? Tanya Naura. Sembari memperhatikan gambar foto pria misterius yang menggunakan sebuah topeng berlapis emas.

"Saya hanya mendengar rumornya saja, jika beliau ini memiliki sebuah markas besar di salah satu hutan besar di kota ini, Mayor," ucap Julian.

"Bagus! Sedikit informasi dapat membantu kita untuk melancarkan penyelidikan ini," ucap Naura.

"Mayor! Apa kita berhak mengungkap dan menyelidiki kasus ini, sementara pihak yang berwajib sudah menutup kasus ini," tanya Julian.

"Kita berhak, apa lagi ini kasusu pengancaman pembunuhan kepada pak Presiden! Kita tidak bisa membiarkan para musuh dan penghianat menikmati hidup mereka dengan kemenangan dengan di tutupnya kasus ini. Dan saya sudah meminta izin kepada Jendral Rudi M Silalahi, dan beliau telah mengizinkan saya untuk memecahkan kasus ini sampai selesai," jelas Naura lagi.

"Apa Mayor akan membawa pisau/belati berlapis kuningan itu? Tanya Julian.

"Aku akan membawanya, karena belati ini bisa saja kita jadikan sebagai umpan di saat kita sedang membutuhkanya! Oya, apa kamu sudah melacak di hutan mana markas besar Mr Jek itu? Tanya Naura lagi. Sembari membungkus erat belati yang di temukanya untuk di jadikan sebagai tameng atau alat bantu lainya.

"Markasnya sangat sulit untuk di lacak Mayor! Mungkin mereka menggunakan pengamanan yang cukup ketat dan pastinya jauh dari jangkauan manusia," jawab Julian.

"Ya sudah, sebaiknya kamu bersiap! Kita akan segera berangkat dari sini," pinta Naura.

"Bagaimana dengan keluarga pak Johan, Mayor? Meski dia cuek, tetapi Julain juga mengkhawatirkan keselamatan keluarga yang tengah di lindungi mereka.

"Tenang lah, Kopral Reihan akan menjaga mereka," jawab Naura.

Setelah itu, Julian maupun Naura segera kembali sibuk dengan berbagai perlengkapan yang akan mereka bawa untuk membantu penyelidikan mereka, siapa saja penghianat dan musuh sesungguhnya yang ingin menjatuhkan pak Wijaya.

Jam sudah menunjukkan pukul 20:00 malam. Yang di mana Naura dan Julian tengah siap dengan menggunakan sebuah mobil untuk membantu membawa beberapa perlengkapan persembunyian mereka di saat melakukan penyelidikan.

Pak Wijaya dan sang istri ibu Susi Kusuma juga ikut serta mengantar mereka dengan sebuah doa dan dukungan. Meski raut wajah keduanya sangat terlihat sedih dan khawatir akan keselamatan kedua ajudan terbaiknya.

"Berhati-hatilah nak! bapak harap kalian berdua bisa menjaga keselamatan kalian, dari para musuh," ungkap pak Wijaya dengan menyentuh bagian kedua kepala ajudanya itu.

"Kami butuh doa restu dari bapak dan ibu," jelas Naura. Sembari bersujud di hadapan kedua orangtua itu.

"Doa kami akan selalu menyertai kalian nak! Dan Tuhan akan selalu melindungi kalian dari serangan para penjahat.

Kini mobil yang di kemudi oleh Serda Julian, telah keluar dari dalam istana. Dan melaju di jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata, menuju sebuah tempat yang akan menjadi persembunyian keduanya.

Naura yang duduk di sebelah Julian, fokus pada laptop miliknya. Untuk mencari tau apa yang akan mereka butuhkan di saat melawan musuh yang cukup berkuasa itu.

Perjalananpun cukup memakan waktu untuk sampai di tempat persembunyian mereka. Julian tetap fokus pada kendaraan yang di kemudinya, agar terhindar dari kecelakaan ataupun masalah lainya, yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

"Mayor" bukanya Mayor memiliki teman seorang Kapten ya? Tanya Julian sembari tetap fokus pada kemudinya.

"Ya, dia lagi sibuk dengan latihannya! Jelas Naura. Namun atensi matanya tetap fokus mengutak-atik laptopnya.

"Bagaimana jika kita meminta bantuan saja padanya? Tanya Julian.

"Apa kamu meragukanku Serda? Tanya Naura dengan sorot mata tajamnya.

Heheheh, "Tidak ko Mayor! Aku hanya takut kita gagal dalam misi ini, karena kita hanya berdua saja," jelas Julian.

"Tenang Serda, kau tidak akan mati muda! Di balik pengintaian kita ini, aku hanya butuh dukungan dari Tuhan saja," celetuk Naura.

"Itu sudah pasti Mayor"hanya Tuhanlah yang dapat melindungi kita dari serangan para hama, meski melalui bantuan orang lain,"


Vote.
Komen.
Masukkan ke daftar perpustakaan kalian juga ya gais.
Follow akun Author juga, terima kasih banyak.
PENULIS: YUNI ASHARA SILALAHI.

Debata Do Nampuna Au (Di Ramotima Karyakon) AMEN.



KOWAD CANTIK AJUDAN PRESIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang