Bab ke 23 ~Kakiku Sakit Kak.

15 5 1
                                    

Dengan penerangan seadanya, Naura melangkah perlahan menuruni anak tangga yang mengarah ke ruang bawa tanah. Di mana hanya senter kecil yang digunakanya untuk melihat sekitarnya.

"Siapa disana?" Tanya Julian dengan nada suara lirihnya. Saat melihat sebuah cahaya senter kecil yang sedang menuruni anak tangga.

"Julian, apa itu kamu?" Tanya Naura dengan nada suara cukup pelan.

"Siapa disana? Mengapa anda mengetahui nama saya?" Tanya penasaran Julian. Ruangan itu tidak di beri penerangan seperti lampu, untuk melihat apa saja yang ada di sekitar.

"Ini aku, Naura." Ucap pelan Naura. Saat dirinya tengah berdiri tegap di sebelah Julian. "Diamlah, aku akan membuka tali pengiatnya dulu." Ucapnya lagi, dan langsung memotong tali yang mengikat tubuh Julian cukup kuat.

Akh.. "Tubuhku cukup sakit. Syukurlah Mayor datang tepat waktu, karena gadis ini besok pagi akan di kirim ke suatu negara besar untuk di jual." Jelas Julian.

"Siapa kamu?" Teriak Putri saat dirinya tengah tertidur dan merasakan ada seseorang yang membuka tali pengikat yang melingkar di bagian tubuhnya.

"Diamlah, dia Mayor yang bertugas menyelamatkan kita." Ucap Julian, sembari membantu memapah gadis itu untuk menaiki anak tangga menuju dunia luar.

Akh.., "Kakiku sakit, Kak!" Rintih Putri saat merasakan kakinya yang terluka akibat hantaman besi yang membentur tulang kakinya.

"Biar aku gendong. Ayo!" Ajak Julian, dan langsung menggendong tubuh wanita muda itu menaiki anak tangga menuju keluar dari ruangan bawah tanah.

"Diamlah sebentar disini! Aku akan memastikan keadaan di luar." Ucap Naura. Dan berjalan pelan menuju ke arah pintu utama, di mana para penjaga tengah sibuk dengan berusaha membongkar gembok pintu utama untuk Mr Jek keluar dari dalam markas.

"Sial. Kenapa mereka banyak sekali? Umpat Naura.

"Siapa disana?" Tanya pria bertubuh kekar saat melihat seorang pria berjalan mengendap-endap menuju pintu belakang ruangan bawah tanah.

"Siapa kau?" Tanya pria itu, saat tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaanya itu.

Bug, dug, bug, brug..

Naura yang tidak ingin misinya gagal, dengan cepat menghajar pria bertubuh kekar itu dengan beberapa tinjuan dan hantaman di bagian dagu. Hal itu membuat pria itu terkapar karena tidak dapat bernapas dengan benar, saat hantaman mengenai bagian dagu dan leher pria itu.

"Penyusup..... teriak seorang algojo.

"Sial. Pergilah." Pinta Naura pada Julian.

"Baik Mayor!" Ucap Julian dan saat Naura tengah menghalangi para algojo, Julian berlari cepat sembari menggendong gadis yang tengah di selamatkan mereka, dan membawanya menuju tempat yang di beritahukan oleh Naura tadi.

"Kau ini kecil-kecil cabe rawit ya." Ucap algojo yang terkena hantaman seorang gadis.

Bug..., bug..., Naura menghantam 5 sekaligus algojo bertubuh kekar, dengan beberapa alat yang di gunakanya seperti toya, dan tali yang di gunakan untuk mencekik bagian leher para algojo.

Bug...

Akh..., "Sial. Pundakku sakit sekali." Ucap lirih Naura. Saat salah seorang algojo menghantam bagian pundaknya.

Saat Naura telah mengalahkan 5 algojo, kini Naura di pertemukan dengan Mr Jek secara langsung. Pria bertubuh tinggi 180 centimeter itu, sudah keluar dari dalam markas dengan sebuah kunci cadangan miliknya.

Prok..., prok..., "Bagus. Siapa kau? Apa kau yang di kenal dengan sebutan Kuda Besi itu?" Tanya Mr Jek dengan senyuman mengejeknya.

"Benar! Anda tidak salah mengenali seseorang." Ucap lantang Naura.

"Tuan, biarlah kami menangkap wanita itu. Sebaiknya tuan melihat saja." Jawab salah seorang algojo.

"Dia bukan tandinganmu, Bodoh." Umpat Mr Jek pada algojonya itu.

"Maaf, Mr?"

"Mundurlah, biar aku yang mengalahkanya! Pinta Mr Jek.

"Aku akan membiarkan rekanmu dan kau lolos jika kau bisa mengalahkanku hari ini juga." Ucap Mr Jek. Yang menganggap remeh kemampuan dari seorang gadis yang di sebut sebagai Kuda Besi di arena tempur.

"Baiklah!" Ucap Naura yakin.

"Tetapi, jika kau kalah. Maka Wijaya harus mundur dari jabatanya, dan kau akan menjadi santapan untuk buaya peliharaanku." Ancam Mr Jek.

"Deal." Ucap Naura.

Naura akan bertarung melawan Mr Jek dengan tangan kosong tampa alat sekalipun itu. Karena sudah menjadi tugasnya rela mati demi tugas menjaga dan melindungi orang yang di perintahkan.

Bug..., bug..., bug...., tendangan demi tendangan, pukulan demi pukulan terdengar di telinga para algojo yang menyaksikan pertarungan antara tuanya dan sang kuda besi.

Akh..., "Aku tidak bisa menganggapmu remeh, Mayor!" Ucap Mr Jek, saat merasakan nyeri di bagian sudut bibirnya yang berdarah terkena tendangan sepatu khusus prajurit TNI.

"Tuan." Teriak para algojo, saat melihat tuanya terjatuh ke tanah akibat serangan mendadak dari seorang gadis cantik.

"Minggir! Aku tidak apa-apa." Teriak Mr Jek.

Bug..., bug..., hantaman demi hantaman terus saja mengenai wajah dan perut Mr Jek. Pria bertubuh kekar itu, tidak terlalu memiliki ilmu beladiri, dia di jaga dengan beberapa algojo yang terlatih itu semua karena uang yang mengatur segalanya.

"Jika tuan terus menerima serangan dari gadis bodoh itu, maka tuan akan kalah dan mati." Ucap salah seorang algojo.

Brug.

Naura yang fokus pada lawannya tidak menyadari ada seorang pria bertubuh kekar sudah ada di belakangnya, dan membawa sebuah balok kayu yang cukup besar untuk di gunakan memukul punggung Naura.

Akh..., tubuhnya sudah terjatuh ketanah, dan pandangannya terasa hilang, Naura jatuh pingsan saat menerima pukulan kuat dari algojo Mr Jek.

"Bodoh! Siapa yang menyuruhmu memukulnya, Hah?" Umpat emosi Mr jek, saat melihat lawanya telah ambruk karena algojonya itu.

"Maaf tuan, jika saya tidak memukulnya. Maka tuan akan ter---

"Diam." Teriak Mr Jek. Hahahahah, bagus kau sudah menjalankan tugasmu dengan baik." Ucap Mr Jek saat mendengar penuturan dari algojonya itu.

"Bawa dia ke ruangan bawah tanah! Siapa suruh dia berani melawan Jek Pratama." Ejeknya Mr Jek pada Naura yang telah tergeletak di tanah.

Dor..., suara sebuah tembakan yang tepat mengenai kaki algojo yang mengangkat tubuh Naura.

Akh..., teriak algojo yang kakinya terkena tembakan peluru senjata api dari seorang prajurit TNI.

"Serang." Perintah seorang Kapten tempur yang bernama Yuda.

Seluruh prajurit TNI sudah menghajar beberapa algojo, namun saat Yuda fokus pada Naura, Yuda tidak menyadari jika Mr Jek telah kabur dengan beberapa anak buahnya menggunakan sebuah helikopter miliknya.

"Sial, kita kehilangan jejak Mr Jek." Ucap seorang prajurit TNI.

"Cepat! bantu aku membawa Mayor ke mobil!! Pinta Yuda sembari menggendong tubuh Naura, dan berlarian menuju gerbang utama markas Mr Jek.

Naura telah di selamatkan oleh Yuda. Putri dan Julian juga ikut serta masuk ke dalam mobil pasukan Khusus TNI yang sudah terparkir di depan gerbang markas mafia. Kini mobil yang membawa mereka telah melaju menyusuri hutan yang terdapat beberapa rumah penduduk desa yang kehidupanya serba kekurangan.

Vote.
Komen.
Follow akun Author ya gais. Terima kasih.

Penulis: Yuni Ashara Silalahi tubuni Br Manalu.

KOWAD CANTIK AJUDAN PRESIDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang