Bab 04 - Tersangka

8 1 1
                                    

Kematian Emily menjadi topik hangat di seluruh kampus. Bisikan-bisikan dan spekulasi tersebar di antara mahasiswa, apalagi kematian itu diduga sebagai kejadian pembunuhan, semakin banyak orang yang menghubung-hubungkan kematian tersebut dengan upacara penyambutan berdarah yang rutin terjadi di Morgana setiap tahunnya.

Saat ini, Shirley dan kelompoknya sedang duduk di kantin bersama.

“Aku tak menyangka kalau kematian benar-benar terjadi.” Shirley bergumam pelan sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“Ya, dan ini adalah orang yang baru kita kenal, aku tak berharap kalau Emily yang akan menjadi korbannya, ini ... terasa sangat terlalu kebetulan,” kata Alex pelan.

“Jadi siapa yang menang taruhannya?” tanya Daniella dengan nada yang sedikit mengejek pada Alex dan Tristan, pasalnya sesuatu seperti kematian seseorang tidak cocok dijadikan sebagai bahan taruhan, hal itu akan terasa tidak bermoral dan terlalu jahat.

Shirley hanya memandangnya tajam. Sedangkan Tristan angkat bahu. “Kita tidak benar-benar menjadikan kematian seseorang sebagai bahan taruhan.”

“Ya, yang kemarin hanya bercanda tahu.” Alex ikut membalas.

“Shirley akan membunuh kita kalau itu sampai terjadi.” Tristan melanjutkan mengutarakan alasan lain yang mana mereka tak ingin berurusan dengan Shirley sehingga taruhan itu tak jadi dilakukan.

“Kita harus melakukan sesuatu, aku penasaran dengan siapa pembunuh teman sekamarku,” ucap Shirley yang kembali membahas topik percakapan utama mereka.

“Aku tak terlalu tertarik, lagi pula ada polisi yang akan menangani semuanya,” balas Daniella.

“Dani, come on.”

“Enggak, aku malas, apalagi kita punya kesibukan di sini, seharusnya kita tak terpaku pada insiden ini. Semua tak ada hubungannya dengan kita.” Daniella tetap tak ingin ikut campur.

“Bagaimana dengan kalian berdua?” kini Shirley berlaih memandang Alex dan Tristan secara bergantian.

“Aku sih tak masalah, aku ingin membongkar cerita Morgana, mungkin ini bisa menjadi salah satunya,” ucap Tristan yang tampaknya sangat tertarik untuk memecahkan misteri dan kasus yang terjadi.

“Kalau begitu kita akan bermain detektif. Kita bisa mencari berbagai petunjuk, kita juga bisa mencari tahu apakah ini ada hubungannya dengan penyambutan berdarah atau tidak.” Alex langsung memberikan usulan pada ketiga temannya tersebut, ia merasa antusias dan penasaran dengan rumor upacara penyambutan berdarah yang terjadi di universitas ini.

“Jangan sok menjadi detektif, kau tak akan berguna dalam kasus seperti ini.” Daniella menegur sambil menyikut rusuk Alex, pria muda itu sedikit terdorong karenanya. “Itu menyebalkan.”

“Polisi masih bekerja melakukan pencarian sejauh yang kutahu.” Tristan menginformasikan. “Entah kapan kita akan mendapatkan jawaban mengenai siapa pelakunya. Maka dari itu, kita harus melakukan sesuatu.”

“Really? Kalian benar-benar ingin terlibat dalam masalah ini?” Daniella mempertanyakan keputusan ketiga temannya yang dirasa sudah dirasa bersikap berlebihan.

“Mau bagaimana lagi, kita sudah menjadi saksi bukan? Kenapa kita tak berpartisipasi dan ikut campur lebih dalam.” Shirley menjawab dengan melontarkan alasan yang dirasa cukup masuk akal.

Daniella hanya menghela napas. “Whatever.”

“Jadi, untuk sementara waktu, kamarmu tak bisa digunakan?” tanya Alex sambil beralih memandang pada Shirley. Ia berasumsi bahwa dengan adanya penyelidikan, sudah jelas kamar asrama Shirley akan terus didatangi orang-orang, jelas itu tak akan membuat gadis itu nyaman.

Upacara Penyambutan Berdarah (Morgana University Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang