Bab 19 - Mendapatkan Hasil Laporan Forensik

1 0 0
                                    

Pada saat itu, tiba-tiba ponselnya berdering. Taylah mengangkat tangan, kemudian mengeluarkan ponselnya dari balik saku jaket yang ditaruh di lantai. Ia memeriksa ponselnya, lalu membaca laporan yang dirinya terima.

Taylah tersenyum sangat puas tatkala ia mendapatkan data tersebut. “Wah, akhirnya aku mendapatkan laporan ini.”

Tatapannya kemudian beralih pada mereka berempat.

“Dengar, gengs,” katanya sambil memandang mereka bergantian. “Aku baru saja menerima laporan dari seorang teman di bagian forensik. Dan percayalah, ini akan membuat kalian semakin bingung.”

“Apa itu?” Tristan bertanya sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding.

Taylah mengetukkan jarinya ke layar ponsel, membuka file yang dikirimkan, dan mulai membaca dengan suara lantang. “Tentang kematian Tony. Dia meninggal di dalam sel, kan? Semua pintu terkunci, tidak ada tanda-tanda masuk paksa, lalu diduga dia mati karena mengalami serangan jantung. Forensik sudah menemukan penyebab kematian yang sebenarnya.”

Shirley meneguk ludah. “Lalu apa yang menyebabkannya mati?”

“Racun,” ujar Taylah, menatap mereka dengan mata berbinar, campuran antara keseriusan dan rasa ingin tahu. “Menurut laporan forensik yang temanku kirimkan, tubuh Tony menunjukkan tanda-tanda keracunan dari zat kimia tertentu. Dan kalau kalian ingat, aku sudah memperkirakan soal ini, meski tak ada bukti, tapi sekarang forensik memberikan jawaban yang sama.”

“Tunggu dulu, kau punya akses pada tim forensik?” tanya Tristan yang menyela pembahasan soal ini. Jelas ia merasa heran karena hal-hal seperti ini tak akan bisa didapatkan oleh penduduk biasa. Shirley, Alex dan Daniella juga ikut curiga dengan apa yang Tristan katakan.

“Ya.” Taylah mengangguk sambil tersenyum.

“Bagaimana bisa? Siapa kau sebenarnya? Detektif veteran?” tanya Tristan penuh selidik. Ia kini menjadi penasaran dengan identitas gadis itu yang sebentarnya.

“Itu tidak penting,” ucap Taylah sambil melambai-lambaikan tangan. “Dari laporan forensik, mereka menemukan racun di dalam tubuhnya. Dan zat ini... sangat unik.” Taylah malah melanjutkan membaca laporan yang dirinya dapatkan.

Daniella mengerutkan kening. “Unik bagaimana?”

Taylah menggulir layar ponselnya, mencari rincian lebih lanjut. “Zat ini adalah campuran kimia dan racun biologis dari tanaman dan hewan. Begitu masuk ke dalam tubuh, reaksinya tergantung pada sistem imun korban. Bisa beberapa jam sebelum efeknya mematikan muncul. Jadi, Tony sudah terkontaminasi sejak beberapa jam sebelum kematiannya, meskipun saat itu dia ada di dalam sel yang terkunci.”

Ruangan langsung hening. Alex terlihat terkejut. “Tunggu... jadi, dia diberi sebelum masuk ke dalam sel? Dan efek racunnya baru bekerja setelah beberapa jam kemudian?”

“Persis,” Taylah mengangguk, memainkan ujung rambutnya dengan santai, meskipun matanya memancarkan keseriusan. “Itu berarti seseorang sudah merencanakan kematian Tony jauh-jauh hari. Aku yakin pelaku tahu racun ini akan bekerja dalam waktu tertentu, memastikan dia tewas meski tidak ada yang masuk ke selnya.”

“Hebatnya, racun ini akan bekerja sekalipun hanya ditularkan dengan melalui sentuhan.” Taylah mengatakan itu sambil mencolek leher Daniella sebagai contoh membuat gadis itu bergidik.

“Hei! Itu geli, jangan lakukan lagi,” gumam Daniella sambil memelototinya. Dan sudah dipastikan Taylah mengabaikannya.

“Yang menjadi pertanyaanku adalah .... Bagaimana cara melakukan itu agar pelaku itu tak terkena racun sendiri?” tanya Taylah, kemudian ia berjalan mondar-mandir dengan tenang dan bergaya seperti detektif yang sedang bertanya-tanya dan menerka. “Apabila berdasarkan pemikiranku, bisa saja dengan mengoleskan kain atau semacamnya, atau melapisi telapak tangan menggunakan karet atau semacamnya. Sayangnya, cukup banyak orang yang menjenguk ke sel Tony sehingga sulit menemukan siapa orang yang melakukan itu.”

Upacara Penyambutan Berdarah (Morgana University Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang