Dikarenakan Tony yang tiba-tiba ditangkap, Shirley dan teman-temannya pun ikut ke kantor polisi, mereka ingin mengetahui lebih banyak dan mengapa pria itu bisa ditangkap. Padahal sebelumnya mereka hanya menebak-nebak mengenai Tony yang mungkin saja terlibat.
"Aku yakin aku hanya meminta satu orang, kenapa ada empat lagi yang turut serta bersama kalian?" tanya Inspektur Harrison pada polisi yang membawa mereka.
"Soal itu, mereka adalah saksi utama dalam kasus dan mengatakan ingin memberikan kesaksian tambahan. Maka dari itu kami membiarkan mereka juga ikut serta."
"Seperti itulah kisah singkatnya," ucap Alex.
"Tapi ya sudahlah, aku juga ingin bicara pada kalian nanti."
"Dilihat dari kondisi kalian, kurasa kalian sudah jauh lebih baik dari terakhir kali kita bertemu." Pria itu menyapa mereka.
"Seperti itulah." Alex yang menyahut dengan anggukan.
"Ayo kita bicarakan semuanya."
Mereka pun memasuki ruangan interogasi yang mana bukan hanya Tony, melainkan juga ada satu orang mahasiswa yang juga sudah duduk di dalam ruangan tersebut. Mereka berempat tak mengenal siapa pemuda ini. Penampilannya tampak biasa, mengenakan jaket dan celana jeans, rambutnya juga pendek. Sepertinya mereka sedang bersitegang, mereka tak saling serang atau saling mengumpat karena ada polisi yang menengahi dan mengawasi keduanya. Setelah Inspektur Harrison duduk, polisi yang menengahi mereka langsung izin meninggalkan ruangan.
"Ada orang lain lagi yang ikut serta dalam kasus ini rupanya," gumam Tristan saat mendapati pemuda itu. Ia dan ketiga lainnya berdiri di belakang kedua pemuda yang dibiarkan duduk bersebelahan tepat berhadapan dengan Inspektur Harrison.
"Baiklah, kita mulai saja sesi-tanya jawabnya, apa kalian sudah saling mengenal?" tanya Pria paling tua di ruangan itu tatkala memandang para pemuda ini. Alex dan Tristan menggeleng pelan, sedangkan Shirley mengangkat bahu, hanya Daniella yang tak bereaksi.
"Ya. Kenapa berengsek ini ada bersamaku di sini?" tanya Tony. Pria ini satu-satunya yang ternyata mengenal pemuda itu,
"Mark Clayton," kata Inspektur Harrison memperkenalkan. "Kami melakukan penangkapan atas dirimu berkat laporan darinya."
"Apa?" tanya Tony terkejut.
"Dia mengaku melihatmu berada di sekitar asrama perempuan dengan gerak-gerik aneh pada malam korban terbunuh." Inspektur Harrison mengatakan lebih jelasnya.
Mark mengangguk, kemudian menegaskan pengakuannya. "Aku melihat orang ini di dekat asrama. Dia terlihat gelisah dan sering melihat sekeliling. Seperti sedang mencari seseorang."
Shirley menatap Mark dengan serius. "Kau yakin itu Tony?"
Mark mengangguk yakin. "Aku cukup dekat untuk melihatnya dengan jelas. Aku tidak mungkin salah."
"Kau melihat wajahnya?" tanya Shirley lagi. Seketika hal itu membuat Mark sedikit bingung untuk menjawab.
"Y ... ya, aku melihatnya."
Inspektur Harrison menoleh ke arah mereka. "Kami sudah memanggil Tony untuk memberikan keterangan. Dia statusnya masih belum dianggap tersangka karena kurangnya bukti, tapi setidaknya kalau dia mau bekerja sama, kita akan mendapatkan lebih banyak informasi, terlepas apakah dia adalah pelakunya atau bukan."
"Tunggu, ini penangkapan tanpa bukti? Hanya berdasarkan pengakuan orang ini?" tanya Tony yang tak terima.
"Terkadang cara kerja kami tidak relevan. Tapi ini tetap diperlukan." Inspektur Harrison mengakui dan ia tampaknya tak merasa apa yang dilakukannya itu salah.
![](https://img.wattpad.com/cover/381245959-288-k424767.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Upacara Penyambutan Berdarah (Morgana University Series)
Mystery / ThrillerPenerimaan Mahasiswa baru sudah dibuka, Morgana University berada di sebuah kota kecil, banyak rumor simpang-siur tentang bangunan ini, konon katanya sering ada kematian seolah universitas ini dikutuk. Terutama ketika upacara penyambutan, akan selal...