25

10 1 0
                                    

bukunya tipis, ceritanya pun singkat, tapi aku belajar banyak dari buku kecil itu, rasanya ingin sekali membaca buku itu kembali, tapi aku tidak suka dengan bagian akhirnya

ketika pagi hari tiba seperti biasa kami mengantri untuk mandi, awalnya aku bangun terlebih dahulu dan mendapat antrian nomor dua, aku menunggu antrian sambil tidur kembali dan sudah meminta untuk dibangunkan oleh teman ku

tapi aku tidak dibangun kan, jadi mereka terlebih dahulu yg mendapat kamar mandi, lalu akhirnya aku dapat masuk walaupun sudah kesiangan

guru kami pun sudah menginformasikan bahwa pagi ini kami ada kegiatan dan keluar hotel sekitar jam delapan tapi karna banyak yg mengulur waktu jadilah kami keluar jam sembilan

kala itu pagi hari dijogja sangat cerah matahari pun bersinar sangat terik setelah kami selesai sarapan dan mengemas barang' bawaan kami, semua guru pun menghimbau agar cepat masuk ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan berikutnya

kami singgah di taman pintar yogyakarta, setelah waktu habis kami kembali ke bus dan di himbau untuk membeli oleh-oleh khas yogyakarta dimana lagi kalau bukan malioboro

siang hari itu dengan sinar matahari yg sangat amat terik, kami mengunjungi malioboro dengan kepadatan wisatawan yg berkunjung kesana

kami menggunakan delman untuk sampai ke malioboro, sampai disana kami berburu oleh-oleh yg ingin kami beli, setelah selesai dengan itu kami kembali dengan berjalan kaki sambil sesekali mengambil spot foto yg bagus, tak adil rasanya ketika berkunjung ke Jogja tetapi tidak mengambil gambar tepat di 0 km yogyakarta

aku dan teman teman ku mengambil beberapa foto disana, setelah itu kami lanjut berjalan menuju bus

sampai lah waktu dzuhur tiba, kami pun  solat bersama di masjid keraton yogyakarta

setelah selesai solat kami lanjut masuk ke keraton yogyakarta, kami melihat beberapa peninggalan beragam budaya indonesia khususnya jogja dari mulai baju adat, tarian adat, sampai kereta dan mobil zaman penjajahan belanda pun masi tertata rapi disana

sambil melihat' kami juga dijelaskan tentang sejarah oleh tour guide disana, kami juga diberi tugas agar sedikit mewawancarai turis asing yang berkunjung kesana, tentang pendapat mereka mengenai museum ini

setelah selesai dan sebelum kami kembali menuju bus, kami semua berfoto bersama di depan keraton yogyakarta dengan matahari yg masih nyaman diposisinya masih terasa hingga sekarang bagaimana panas dan gerahnya pada waktu itu

yogya memang sangat istimewa di setiap sudutnya, membuat aku yg hanya sebentar singgah disana langsung dibuat nya jatuh cinta dengan suasana kota nya

dan gavi adalah salah satu orang yg dilahirkan di kota istimewa itu, maka dari itu setiap sudutnya juga membuat aku teringat olehnya

jika yogyakarta adalah kota istimewa bagi sebagian orang, maka gavi adalah yg teristimewa bagiku kala itu

bahkan ketika aku sudah mulai lupa, ada beribu ribu cara semesta untuk mengingatnya

next>>>

about youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang