Selama 2 Minggu ini Bible selalu menghabiskan waktunya bersama dengan kesepuluh istrinya. Bahkan kali ini pria kejam itu ingin kembali ke Bangkok. Bible masih teler karena ganja yang dirinya hisap. Kali ini dia pun jatuh ke dalam pelukan Gulf. Dengan segera pria cantik itu membawa Bible ke dalam mobil. Kali ini Peter juga sedang membawa barang-barang Bossnya ke dalam bagasi dengan di bantu oleh anak buahnya.
Build yang melihat kebersamaan Tuanya dan Gulf hanya bisa terdiam. Sebab Gulf juga memiliki hak atas Bible yang secara sah adalah suaminya. Kali ini Build juga harus kembali ke Bangkok dengan para madu lainnya.
"Nang Build, butuh bantuan?" Tanya Bibi Hom pada Nyonya Sumettikul.
"Baik, tolong bawakan barang-barang kecilku." Kata Build lembut.
Kali ini mereka meninggalkan safe house Klan Sumettikul yang berada di Pattaya. Bahkan di dalam perjalanan Bible sibuk melihat kearah pemandangan kota Pattaya dengan begitu dingin. Sesekali pria kejam itu berciuman dengan Gulf yang terlihat begitu manis, pria kejam itu tidak tahu siapa pria cantik di hadapannya itu. Namun dia tahu bila jari kelingking pria cantik itu telah cacat. Tangan kekar Bible pun mengelus lembut kepala Gulf dan menciumnya balik. Lidah keduanya saling membelit dan kali ini Peter segera memutar kaca pantulan di ke atas. Menaklukkan Bible dengan perlakuan seksual ketika sedang teler itu sangatlah mudah. Namun tidak semudah yang di bayangkan.
Jemari kekar Bible pun menjambak surai milik Gulf. Sebab di pikirannya bukan pria cantik ini yang baru bersamanya. Tapi Gulf hanya mengerang dengan merasakan perih di kepalanya.
"Akhh...!" Rintih Gulf ketika melihat kearah Tuannya.
"Hei, menyingkir kau pelacur sialan!" Maki Bible yang di dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
"Khun Bible, apakah anda menghisap ganja lagi? Anda... Anda sangat kacau."
Bible melirik kearah Gulf dengan tatapan tajamnya. "Ya, aku sedang teler. Namun aku bisa saja memecahkan kepala seseorang. Termasuk dengan kepalamu, sundal sialan!"
"Kh-khun Bible? Bukankah Build lebih menjijikan di banding istri keempatmu ini?"
"Kau bicara apa? Build, terlalu lembut dan penurut. Otaknya ada di selangkangannya. Berhentilah untuk menanyakan sesuatu yang tidak berguna?!" Kata Bible yang sibuk meneguk botol alkohol alumunium.
"Baik, Khun Bible." Jawab Gulf.
Bible langsung tidak menjawab. Ia pun membakar rokok tembakaunya untuk menenangkan dirinya. Sampai akhir Bible dengan kesepuluh istrinya kembali ke Bangkok menaiki jet pribadinya. Di dalam perjalan dia sedikit kurang sehat dan mudah sekali marah.
Saat ini Build sibuk menikmati perjalanan sampai menuju Bangkok. Sesampainya di kediaman Klan Sumettikul. Bible memilih untuk mengistirahatkan dirinya bersama dengan Yim. Di dalam kamar milik pria kejam itu terlihat Yim yang begitu takut melihat kearah suaminya. Dengan kasar Bible mencekik leher milik istri kedelapannya itu. Dengan begitu ringan untuk Bible menyingkirkan tubuh Yim dari hadapannya. Pria kejam itu pun menikmati makanannya di ruang meditasinya. Dia pun mengigit daging paha kalkun panggang mengunakan tangannya. Lampu malam itu yang terlihat begitu remang dengan kilatan petir dari luar. Bahkan kali ini Yim tengah duduk bersimpuh tidak jauh dari Bible duduk. Pengaruh dari ganja membuat Bible memakan makanannya hingga dirinya cukup.
•
•
•Pria kejam itu sama sekali tidak peduli dengan siapa pria cantik itu. Bahkan dia tidak ingin dengan nama-nama istrinya. Dia pun menikah atas kemauan dari Mile yang memutuskan hal ini. Sebab hidup Bible hanya untuk kehancuran dan kekacauan. Dia mendapatkan julukan mesin pembunuh dari Siam.
"Siapa kau?" Tanya Bible dingin.
"Saya Yim Pharinyakorn Khansawa dari Klan Khansawa, Khun Bible." Ucap Yim pada Tuannya. "Dengan keberadaan saya disini untuk melayani anda. Sebab itu kewajiban saya sebagai istri kedelapan anda, Khun Bible."
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMETTIKUL | The Hand of Gods
FanfictionSi tangan dewa yang terlahir dari rahim seorang pria cantik dari Klan rendahan. Kehilangan masa kecilnya yang berharga untuk mencari jadi dirinya, serta ingin mendapatkan pengakuan dari Ayahnya yang telah mati rasa dengan julukkan sang mesin pembunu...