Chapter 09

105 13 0
                                    

Pria cantik itu tidak mengerti akan ucapan dari Tuannya. Bahkan sekarang ini dia segera mengelus lembut perutnya yang di gunakan untuk bersemayam sang jabang bayi. Build pun mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang berada di teras untuk menghirup udara segar. Bahkan dia membaca buku untuk menambah wawasan pada bayi yang berada di dalam perutnya.

Build tersenyum ketika merasakan sebuah pergerakan kecil di rahimnya. Saat ini dia pun memutuskan untuk memasuki rumah ketika langit sudah terlihat mendung. Bahkan tidak sengaja dirinya harus berpapasan dengan Mile.

"Selamat sore, Khun Mile." Sapa Build sopan.

"Hmm..."

Hanya deheman yang terdengar dari pria dingin itu. Lalu di lorong kediaman utama tidak sengaja pria cantik itu harus bertemu kembali dengan Ketua Klan Sumettikul. Di kediaman ini hanya di huni oleh kedua penguasa dan satu pendamping mereka. Hal ini membuat Build sering bertemu dengan Ayah dari calon bayinya.

"Khun Bible, seharusnya saya tidak menghalangi jalan anda." Ucap Build pada Tuannya.

Tangan kekar milik Bible menoyor kepala Build. "Menyingkir!"

Iris mata Build melihat kearah Tuannya yang memasuki sebuah ruangan. Bahkan kali ini Build memilih pergi ke kamar dan bersiap untuk menemui seseorang di luar. Dia memakai baju yang begitu rapi nan cantik, tentunya terlihat begitu sopan. Saat ini Build sedang di temani oleh Bibi Hom. Bahkan mereka pun sedang pergi menuju suatu tempat di pinggir wilayah kota Bangkok. Iris mata Bibi Hom melihat sebuah perbukitan yang melewati sebuah kuil suci milik sang Buddha. Build hanya memegang 2 buket bunga Daisy di tangannya. Jemari lentiknya mengelus perutnya yang sebentar lagi akan memasuki usia 5 bulan. Sampai akhir pria cantik itu telah tiba di sebuah pemakaman.

"Bibi Hom, kita telah sampai." Kata Build pada pelayannya.

Wanita tua pun teringat sesuatu. "Nang Build... Seharusnya saya ingat bila ini upacara peringatan kematian mendiang Khun dan Nang Puttha."

"Tidak apa-apa, Bibi." Jawab Build lembut.

Pria cantik itu pun melangkahkan kakinya menuju kearah makam kedua orang tuanya. Bahkan disana iris matanya melihat dua orang pria dewasa yang tengah menunggu dirinya. Sebuah senyuman pun tercipta di bibir Build ketika melihat kearah sang kakak.

"Bagaimana kabarmu, Nong?" Tanya Yitta pada adik kecilnya yang sudah tumbuh dewasa.

"Aku baik. Lalu bagaimana dengan kabar, Phi?" Tanya Build pada pria yang begitu dirinya sayangi itu.

"Aku selalu baik." Jawab Yitta dengan begitu tenang. "Saat ini aku mendengar bila kau sedang hamil. Selamat untukmu. Klan Sumettikul pasti sebentar lagi akan memetik buah yang mereka tanam."

Build hanya terdiam mendengar penuturan dari sang kakak. Bahkan kedua saudara itu pun tengah mengunjungi makam kedua orang tuanya. Yitta pun melarang adiknya untuk menunduk karena kehamilan itu. Pria cantik itu pun tersenyum ketika melihat kakaknya setelah sekian lama. Yitta terlalu sibuk, bahkan saat ini dia menetap di Hongkong untuk membesarkan organisasi gangsternya disana. Bahkan gengs besar itu di beri nama Yaksha. Klan Puttha sudah selesai di tanah Siam. Saat ini Yitta telah menutupnya dan membuat sebuah era baru di Hongkong dan Macau untuk menguasai judi di wilayah Asia.



Setelah selesai mengunjungi makam pemimpin Klan Puttha terdahulu. Yitta pun mengajak Build untuk makan bersama. Bahkan semua orang tengah melihat seorang gengster yang mengajak makan seorang wanita tua dan seorang Ibu hamil. Oleh karena itu, Yitta meminta tempat khusus.

Pria culas itu pun memotongkan daging steak untuk adiknya. Bahkan dia merasa bila tubuh Build benar-benar kurus nan mungil.

"Phi, sudah terima kasih." Ucap Build yang terbiasa mandiri.

SUMETTIKUL | The Hand of GodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang