Chapter 11

110 10 0
                                    

Build terlihat begitu kelelahan setelah melahirkan bayinya dan Bibi Hom dia membenarkan posisi bantal di bawah pinggul Nangnya, si cantik merasa berantakan. Iris mata Build melihat Bibi Hom mengangkat tubuh bayinya yang baru lahir, dan bayi itu benar-benar besar dan kuat. Rambutnya berwarna hitam pekat, terlihat seperti copy-an Ketua Klan Sumettikul. Sungguh kali ini Build hampir tidak percaya kalau tubuhnya baru saja mendorong keluar bayi sebesar itu, dengan tali pusarnya yang tebal dan masih berdenyut tersambung di dalam rahimnya. Bibi Hom memberikan bayi itu pada Nangnya yang segera menggendongnya dengan lembut di dadanya yang telanjang, menghangatkan tubuhnya dengan kulitnya yang lembut.

Bayi laki-laki yang tampan seperti ayahnya. Sorot mata tajam itu sama seperti Ketua Klan Sumettikul. Mata yang mengkilap seperti batu permata, tenaga yang begitu hebat seperti Ayahnya. Jemari mungil bayi itu menekan halus dada milik Ibunya.

"Bibi Hom, Aku dan Khun Bible... Diberikan seorang anak yang begitu tampan dan menawan." Build terlihat senang dan mengelus lembut surai bayinya sambil menciuminya.

"Anda benar, Nang Build." Jawab Bibi Hom senang.

Bibi Hom mengelap sisa darah dan air ketuban di pangkal paha milik Nangnya, lalu membersihkan bekas persalinan yang masih membekas.

"Orang-orang akan mengataiku bersalin seperti pelacur, Bibi Hom. Aku sering mendengar ibu yang meninggal saat melahirkan anak yang terlalu besar untuk jalan lahirnya, tapi ini terjadi dengan sangat mudah padaku. Aku bersalin nyaris senikmat bercinta." Bibi Hom mendengarkan ucapan Nangnya merasa prihatin, namun di sisi lain dia bersyukur kelahiran keturunan Sumettikul berjalan lancar.

Bibi Hom pun segera berujar, "Mereka hanya tidak tahu bagaimana seharusnya rasanya melahirkan, Nang Build. Kelahiran kehidupan baru seharusnya dibuat mudah, bukannya dibuat sulit dan malah membunuh kehidupan lain. Kelahiran seperti itu mestinya hanya terjadi pada parasit. Aku masih tidak habis pikir bagaimana orang menganggap seorang istri tidak boleh mengenali apa yang dibutuhkan tubuhnya, dan dosa besar jika seorang istri bisa memuaskan dirinya sendiri."

Pria cantik itu mengangguk, dan menatap wajah bayinya dengan lembut. Ia mengusap wajah sang bayi, dan mendekatkannya ke puting dadanya yang mulai meneteskan air susu. Ketika sang bayi menyentuh puting di dada ibunya dengan bibirnya dan mengisapnya perlahan, perut Build mulai terasa mulas lagi.

"Kamu sangat mirip dengan Ayahmu, putraku sayang. Semoga Buddha melindunginya dan mengasihimu. Sekarang hanya kamu satu-satunya harapan Klan ini, dan aku akan membesarkanmu untuk menjadi kuat dan tangguh." Kata Build pada bayinya.

Wanita tua itu duduk di sisi Nangnya, memandang ibu dan anaknya yang baru
lahir itu dengan perhatian.

"Apakah semua madu Tuanku telah melahirkan?" Tanya Build lembut.

"Iya. Hari ini mereka melahirkan." Seketika Build merasakan kontraksi lagi di perutnya dan merintih pelan, Bibi Hom buru-buru berlutut di antara kedua kaki Build yang terentang untuk memeriksa, dan melihat gumpalan ari-ari mulai tampak di jalan lahir sang bayi. Setelah itu, ia berdiri dan mengangkat ari-ari yang baru keluar, memperlihatkannya pada Nangnya. "Sudah selesai, Nang Build." Pria cantik itu tersenyum sambil meletakkan ari-ari itu di dalam bejana kayu di bawah dipan. "Kita akan beritahukan kelahiran Khun Noo."



"Baiklah." Jawab Build lemah.

Kali ini wanita tua itu pun membereskan kekacauan setelah persalinan Nangnya, lalu dia pun memutuskan untuk undur diri dalam menemui seseorang di luar. Bahkan sekerang ini Chane yang mendengar berita kelahiran bayi keempat itu tidak percaya.

Bibi Hom mengatakan semuanya pada pengawal setia dari sang Wakil ketua Klan Sumettikul. Bahkan Chane mendengarkan dengan seksama.

"Ada apa kau menemuiku?" Tanya Chane pada pelayan tua itu.

SUMETTIKUL | The Hand of GodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang