Udara pagi yang begitu cerah dan langit berwarna biru. Iris mata Kyle melihat seekor kupu-kupu berwarna biru dengan corak hitamnya. Dia menangkapnya mengunakan satu tangannya. Bahkan hal itu di saksikan oleh David yang baru saja dari perpustakaan.
"Tidak boleh!" Kyle pun mengalihkan pandangannya pada tangannya dan melihat kearah sumber suara. "Nanti kupu-kupunya kesakitan. Kita tidak boleh menganggu yang lemah."
"Kenapa tidak boleh menganggu yang lemah? Bahkan saudara tiriku yang lain melakukan kenakalan." Kata Kyle yang melihat David mendekatinya.
Dengan hati-hati David pun segera membuka genggaman tangan milik sepupunya itu. "Menganggu yang lemah. Itu sama saja dengan menyakiti diri sendiri." Kupu-kupu itu pun terbang. "Aku harap kau tak perlu bertarung. Bahkan janganlah tiru saudara tirimu yang nakal. Mereka memang tidak memiliki tata krama. Kyle. Kau bukan milik siapa-siapa. Tapi jiwamu milikmu sendiri."
Kata-kata yang di lontarkan oleh David membuat Kyle hanya bisa terdiam. Bahkan dia benar, sebab hidupnya adalah miliknya dan orang lain tidak boleh menentukan takdirnya.
"Benarkah yang kau katakan?" Tanya Kyle pada sang sepupu.
"Tentu saja. Sebab setiap anak yang dilahirkan. Mereka memiliki keputusan tentang hidupnya sendiri. Sebab mereka memiliki hal untuk mencapai impiannya." Lanjut David yang memegang buku tentang kehidupan.
Bocah laki-laki itu pun mendudukkan dirinya di kursi taman. Bahkan dia pun membaca buku yang di pinjamkan oleh David untuk dirinya. Di dalam buku itu terdapat beberapa syair yang menggambarkan ketenangan hati. Lalu iris matanya melihat lukisan seekor anak serigala yang bertarung sendiri melawan beruang kutub di salju.
Dia pun segera menutup buku itu dan menyimpannya. Lalu bocah laki-laki itu pun memutuskan untuk pergi menemui sang Paman. Kali ini keputusan Kyle sudah bulat dan dirinya ingin menjadi dirinya sendiri tanpa harus di atur oleh orang lain.
"Anda datang berkunjung?" Tanya Mile pada keponakannya yang datang ke dalam ruangannya.
Iris mata Kyle pun melihat kearah sang Paman. "Aku tidak ingin menjadi Ketua Klan Sumettikul."
Mile sangat terkejut akan perkataan yang di lontarkan oleh keponakannya itu. Bahkan dia menatap tajam kearah Kyle yang berdiri di hadapannya itu.
"Apa? Barusan anda bilang apa, Khun Kyle?" Tanya Mile untuk memastikannya. "Anda tidak ingin menjadi Ketua?"
"Benar."
Kali ini pria dingin berkaca mata itu pun segera menampar wajah keponakannya. Hal itu membuat tanda merah di pipi milik bocah laki-laki itu.
Plakk!!
Mile begitu marah dengan perkataan Kyle yang menolak menjadi seorang Ketua untuk masa depan Klan Sumettikul. Bahkan Kyle adalah harapan Klan Sumettikul di masa depan.
"SADARLAH!!!" Suara Mile pun mengema. "Anda harus melawan semua musuh Klan Sumettikul. Apa and lupa, bahwa anda adalah harapan Klan Sumettikul." Mile mencengkram kedua bahu milik Kyle. "Dengan mental seperti ini, bagaimana bisa anda bisa memimpin?! Siapa yang berani untuk menanamkan ide seperti di pikiran anda?!" Kyle pun terdiam dengan ucapan sang Paman.
•
•
•"Itu... David."
Kali ini Kyle pun berkata jujur pada sang Paman.
Mile terlihat begitu marah dan bercampur tidak percaya akan hal ini. "Yang berkata seperti itu... Adalah David Anurak Sumettikul...?"
"Diriku adalah milikku sendiri. Aku tidak ingin menjadi pembunuh." Kata Kyle pada sang Paman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMETTIKUL | The Hand of Gods
FanfictionSi tangan dewa yang terlahir dari rahim seorang pria cantik dari Klan rendahan. Kehilangan masa kecilnya yang berharga untuk mencari jadi dirinya, serta ingin mendapatkan pengakuan dari Ayahnya yang telah mati rasa dengan julukkan sang mesin pembunu...