Berselang 5 hari kelahiran para istri Ketua Klan Sumettikul. Kali ini Apo ingin melahirkan dan di bantu oleh Bibi Aom. Terlihat pria cantik itu kesakitan ketika ingin melahirkan sang jabang bayi.
"Heegh... Eugh... Hah... Ahh..."
"Bayinya sudah berada tepat di mulut rahimnya." Kata Bibi Aom ketika merasakan bila di bawah pusat Nangnya terlihat tegang. "Tarik nafas dalam-dalam. Bayinya akan lahir dengan selamat."
Nyaris telanjang bulat, pria cantik itu bergerak-gerak gelisah di atasnya sambil mencengkeram kedua sisi sprei di ranjangnya. Napasnya terengah-engah seiring dengan kontraksi di perutnya yang besar dan mencuat ke depan, kain tipisnya bertumpuk di bawah dadanya yang membengkak karena air susu. Sekujur tubuhnya bersimbah keringat dan wajahnya merah padam. Apo merintih dan melenguh sesekali, sementara Bibi Aom berkali-kali memeriksa bibir holenya yang masih mengeluarkan cairan dan lendir bercampur keringat yang mengalir ke bawah.
"Eugh... Ahh.."
"Nang Apo, tarik nafas panjang dan hembuskan." Ucap Bibi Aom sambil menyentuh lubang hole Apo dengan hati-hati dan menekannya sedikit. Ia mengoleskan minyak zaitun di sekeliling lubang hole gadis itu untuk mengurangi ketegangannya saat dilewati kepala bayi. "Apa mulasnya masih cukup kuat? Saya sudah bisa menyentuh kepala bayinya di dalam, tapi masih terjebak di leher rahim."
"Aku lelah sekali, Bibi Aom... Tapi perutku terasa mulas!" Ungkap Apo yang terlihat lemah.
Bibi Aom merasa bersedih melihat Nangnya yang kesakitan.
"Nang Apo, jangan menyerah. Sebentar lagi bayinya akan keluar."
Wanita tua itu memegang perut milik Apo yang menegang, mengabaikan erangan Apo yang semakin kencang.
"Ahh... Bayinya susah keluar... Bayinya terlalu besar... Aku tidak bisa lagi! Aku tidak kuat.. Hahh...!"
"Ayo tenang dulu! Nang Apo tarik nafas yang dalam, lalu hembuskan." Titah Bibi Aom.
Godiva mengejang sekuat tenaga, tubuhnya sampai gemetaran hebat karena berupaya untuk mendorong si jabang bayi keluar. Ia menahan napas ketika merasakan celah lubang holenya membesar dan menegang karena kepala si jabang bayi yang bergerak melewatinya perlahan.
"Argh!"
"Kepalanya sudah keluar! Kenapa anda berhenti? Persalinan anda belum selesai! Nang Apo, ayo sekali lagi?" Kata Bibi Aom yang berusaha memegang perut Nangnya.
Kedua kaki Apo mengangkang lebar. "Aku tidak kuat lagi! Aku tidak sanggup-"
Apo ingin sekali menangis sekarang, tak peduli wanita tua itu berusaha untuk membujuk dirinya. Bahkan ini adalah kehamilan pertama, sekaligus dengan persalinannya yang pertama di dalam hidupnya. Hal ini sangat wajar di alami oleh para Ibu muda.
"Ingat kata-kata saya, Nang Apo!"
"Apa yang harus kulakukan?! Oh Buddha.. Sakit... Sakitnya... Bayinya sangat besar... Besar sekali... Ahh.. Dia akan mengoyak tubuhku dari dalam! Dia akan merobek holeku! Ahh... Haa...!!" Apo merasa kesakitan ketika melahirkan bayinya.
Bibi Aom menepuk bawah pusar pria cantik itu dan mengusahakan untuk Nangnya melahirkan dengan selamat. Sebab Apo benar-benar belum siap.
•
•
•"Nang Apo, anda bayangkan saja bercinta dengan Khun Mile yang paling memuaskan anda di ranjang! Bayangkan sampai tubuh anda gemetaran, sampai kemaluan anda basah kuyup karena kenikmatan dan gairah itu! Bayangkan, Nang Apo! Tidak mungkin anda tidak pernah merasakannya bersama Ayah dari bayi ini!" Kata Bibi Aom yang begitu vulgar demi kebaikan Apo.
Pada saat itu juga Apo benar-benar mematuhi ucapan Bibi Aom. Ia mengulurkan tangannya yang gemetaran ke bawah dan meraba jalan lahirnya yang meregang. menyentuh tonjolan kepala bayinya yang sudah separuh keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMETTIKUL | The Hand of Gods
FanfictionSi tangan dewa yang terlahir dari rahim seorang pria cantik dari Klan rendahan. Kehilangan masa kecilnya yang berharga untuk mencari jadi dirinya, serta ingin mendapatkan pengakuan dari Ayahnya yang telah mati rasa dengan julukkan sang mesin pembunu...