Hai guys... Karena aku lagi baik hati, aku update lagi nih Sincerity of Love nya...
Masih pada nungguin kan???Oke....langsung aja yaaa....
Cekidot.....______________________
Seharian aku mogok bicara dengan Jo. Dan nampaknya Jo juga mengacuhkanku. Ia lebih suka menemani Vienetta ngobrol dan jalan-jalan dari pada meluruskan apa yang sudah terjadi pada kami.
Tentu saja aku kesal. Aku ini istrinya, tapi Jo lebih suka menemani Vienetta. Meskipun dia tidak mencintaiku, tapi setidaknya aku menginginkan dia menemaniku.
Aku memandang ke arah taman melalui jendela kamarku.
Di sana, kira-kira dua puluh meter dari tempatku, aku melihat mereka. Ada Vienetta yang ditemani oleh Bram, Andi dan Jonathan. Mereka berempat nampak saling meledek dan bercanda di bawah naungan gazebo besar. Tampak sesekali Bram merengut sambil menarik Vien dalam pelukannya karena Andi dan Jo yang usil menyentuh Vien, entah itu dengan memegang tangannya, mengusap kepala, memeluk bahunya ataupun mengacak rambut Vienetta.Aku tersenyum miris. Mereka pernah menjalani hidup bersama se panti asuhan. Tentu ikatan di antara mereka lebih erat. Ingin rasanya aku berada di tempat Vienetta sekarang. Ia begitu bahagia di tengah ksatria-ksatria gagah yang siap melindunginya.
Aku memejamkan mata beberapa saat. Mengendapkan perasaan sakit yang tiba-tiba menyeruak.
Aku seperti orang asing di antara mereka.
Dan Jo yang tidak mempedulikanku saat ini membuat aku makin terasing.Aku merebahkan tubuhku ke tempat tidur besar itu dan mencoba tidur. Dan ternyata sangat mudah menyeretku ke alam mimpi.
Entah sudah berapa lama aku tertidur ketika kurasakan seseorang membangunkanku dengan menepuk-nepuk lenganku pelan.
Aku membuka mata dan mengerjap beberapa kali.
"Akhirnya kamu bangun, Claris," kudapati Vien tengah menatapku tersenyum.
"Kenapa? Ada apa?" tanyaku bingung. Kenapa Vien yang membangunkanku? Di mana Jo?
"Jo sedang keluar bersama Andi dan Bram. Kata mereka sih mau melihat tanah yang baru dibeli Bram di ujung jalan ini. Mereka akan membuat semacam resto di sini," seolah tau apa tang kupikirkan, tanpa kutanya Vien sudah menceritakannya padaku. Aku mengangguk mengerti.
"Aku tadi iseng membuat sup dan puding. Apakah kamu mau, Claris?" tawar Vien tersenyum manis menawarkan padaku.
"Oh, kenapa tidak membangunkanku sejak tadi? Kita bisa membuatnya bersama," kataku merasa tidak enak karena dia sibuk memasak sesuatu sedangkan aku malah tidur.
"Tidak apa, Claris. Tadi kulihat kamu nyenyak sekali tidurnya. Kecapekan ya?" Vien menatapku penuh perhatian.
Aku balas menatap wanita cantik di hadapanku ini. Duh, kenapa aku selalu merasa iri dengan keberuntungannya?
"Clarissa? Yuk, kamu harus cobain puding buatanku. Ini resep yang baru saja iseng aku baca di google," Vien tertawa kecil sambil menarik lembut lenganku.
Aku mengikutinya dan menit berikutnya kami berdua sudah duduk di meja makan sambil menikmati puding coklat buatannya.
"Kamu marah dengan Jo, ya Cla?" tanya Vien tiba-tiba.
Aku melengak mengalihkan tatapanku yang semula pada puding ke Vienetta.
"Jo tidak suka kamu dekat-dekat dengan Dokter Oscar, Cla. Meskipun dia menyangkalnya, tapi aku tau dia cemburu pada dokter ganteng itu," Vien terkekeh sambil memasukkan sesuap kecil puding ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity of Love
General FictionKetika cinta menuntut sebuah ketulusan, yang mampu menghadirkan rasa aman dan nyaman. Cinta yang apa adanya. Cinta yang selalu memberi. Cinta yang tidak mengharap timbal balik. Just give and give.