Hai hai hai.... Sorry update nya lama... Jonathan nya lagi ngambek... Dia hampir mogok, gak mau nongol... Hehehe.... Kesaingan sama dokter ganteng... Hehehe....
Setelah dibujuk dan dirayu pakai jurus rayuan pulau kelapa, akhirnya mau juga dia nongol... Hihihi....
So.... Cekidot.....
__________________________
"Clarissa," sebuah suara lembut memanggilku dari arah belakangku.
Tanpa menolehpun, aku mulai hafal suara siapa itu.
Tapi untuk kesopanan, aku menoleh melihatnya kearahnya."Vien?" aku menggeser dudukku, memberinya tempat di sampingku.
"Kenapa kamu duduk sendirian di sini?" tanya wanita itu mengingatkanku tentang bagaimana dengan mudahnya ia membuat Jo menurutinya.
"Aku cuma ingin sendiri," jawabku asal. Mana mungkin aku mengatakan bahwa aku iri padanya? Iri kedekatannya dengan suamiku!
"Apa tidak sebaiknya kamu menemani suamimu?" tanya Vien dengan halus.
"Apakah perempuan itu masih disana?" aku balik bertanya. Terus terang, aku malas melihat mantan Jo itu.
"Kamu cemburu, Cla? Kamu mencintai Jo, ya? Benar kan?" Vien tersenyum. Matanya nampak berbinar.
"Aku...aku... Aku hanya tidak terlalu suka dengan wanita itu," jawabku menunduk.
"Maya? Tidak perlu diambil hati, Cla. Maya itu cuma masa lalu buat Jo. Percayalah, Jo akan lebih memilihmu dibandingkan Maya," entah bagaimana kata-kata Vien terasa sedikit menenangkanku, meskipun tetap ada yang mengganjal dalam hatiku.
"Tentu saja Jo lebih memilihku karena ia sudah berjanji akan bertanggung jawab menggantikan Grand menjadi ayah buat anak dalam kandunganku," aku menekan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang batinku.
"Kenapa kamu pesimis? Aku tau, bukan itu saja alasan Jo mau menikah denganmu."
"Sudahlah Vien. Aku harus tau diri dengan keadaanku. Seharusnya aku bersyukur Jo mau menikahiku. Karena seharusnya dia bisa menikah dengan perempuan yang jauh lebih baik dan lebih pantas dari pada aku," mataku terasa panas. Kurasakan air mataku sudah meluncur tanpa permisi.
Vien memelukku, mencoba menenangkanku. Aku terisak makin keras.
Tentu saja, aku menyesal sudah sempat merasa kesal dan iri karena kedekatannya dengan Jo.Seharusnya ia berterimakasih pada Vienetta karena tanpanya, saat ini Jo pasti dengan keras kepalanya tetap bertahan di apartemen meskipun rasa sakit makin menyiksanya.
-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*Sudah seminggu Jo di rawat di rumah sakit. Menurut dokter, besok Jo sudah diperbolehkan pulang.
Kemarin Vienetta dan suaminya datang membawakan sup kesukaan Jo.
Jo menghabiskan sup jagung buatan Vienetta hingga tak bersisa. Vienetta tersenyum senang saat aku menyuapkan sup itu ke mulut Jo sesuap demi sesuap dan Jo melahapnya, membuat suami Vienetta meledeknya seperti Jo tidak pernah makan sebulan.Untung saja wanita mantan kekasih Jo itu tidak datang. Selama Jo dirawat, hampir setiap hari ia datang menjenguk. Padahal Vienetta saja hanya tiga kali datang. Itupun yang sekali karena menggantikanku karena aku harus ke kampus menyelesaikan administrasi dan prasyarat untuk ujian skripsiku minggu depan. Dan kemarin Vienetta datang karena Jo merengek seperti balita, ingin makan sup jagung buatan Vienetta.
Aku membereskan segala kebutuhan Jo selama di rumah sakit, agar besok tidak terlalu ribet.
"Cla," panggil Jo membuatku menghentikan kegiatanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity of Love
Genel KurguKetika cinta menuntut sebuah ketulusan, yang mampu menghadirkan rasa aman dan nyaman. Cinta yang apa adanya. Cinta yang selalu memberi. Cinta yang tidak mengharap timbal balik. Just give and give.