2

32.6K 1.9K 93
                                    

Devardi atau yang sekarang menempati tubuh devano sedang tertidur lelap di atas kasurnya, tidak lama kemudian mata bulat itu mulai memperlihatkan pergerakan kecil hingga terbukalah mata hitam kelam itu.

'Devardi sekarang kita panggil devano/vano aja ya'

Vano menggeliat dalam tidur nya "nghh jam berapa ini" Gumam vano melihat jam yang ada di kamarnya. Sekarang jam masih menunjukkan pukul 5:36 pagi.

"Masih pagi gue harus ngapain ya??" Bingung vano

"Sis sis lo dengar gue gak" Panggil vano pelan

'Ya tuan ada apa?'

"Sekarang ini umur gue berapa dan gue masih sekolah atau udah lulus" Tanya vano

'Tuan saat ini masih berusia 17 tahun tuan dan anda masih sekolah di SMA viy school tuan'

"Wih anjir gue masih 17 tahun!! Bahkan di dunia asli gue dulu umur gue udah 20 tahun" Ucap vano sedikit tidak percaya.

"Tapi kalau di lihat-lihat dari tubuh kecil nih anak emang pantas sih masih 17 tahun, untung gue ganteng kalau engga gue pasti benar-benar malu udah pendek jelek lagi" Ucap vano dengan nada antusias dan percaya diri.

Dalam hati sistem itu dia berkata 'apa semalam tuan tidak melihat cermin nya dengan benar?? Jelas-jelas jika dia itu cantik' udah lah sis biarin aja tuan mu yang gemes itu senang.

Setelah membanggakan dirinya sendiri vano beranjak memasuki kamar mandinya untuk bersiap-siap pergi sekolah, ya walaupun masih lama masuk nya.


Vano saat ini sudah siap dengan seragam sekolah nya, dia mengenakan seragam yang besar hingga hampir menenggelamkan tubuh kecilnya, benar-benar terlihat sangat mengemaskan. Dengan tubuh kecilnya yang tenggelam di dalam seragam, muka nya ia polesi dengan bedak bayi, jangan lupa dengan tubuh nya juga yang sudah beraroma bayi.

"Perfect sekarang gue udah ganteng" Gumam vano puas melihat penampilan nya di cermin.

'Dedek gemes yang satu ini bener-bener gak sadar kalo dia itu gemesin'

Vano turun kebawah dan melihat jika seluruh keluarganya telah berkumpul ohh dan jangan lupakan sosok wanita satu-satunya yang ada disana.

Ya, dia adalah sang protagonis wanita Clara zurah xfier yang saat ini tengah tertawa dengan para abang-abangnya.

Vano yang melihat itu menjadi geram apalagi saat melihat wajah pura-pura polos jalang kecil itu namun dia sebisa mungkin menahan ekspresi nya agar tidak di curigai.

"Morning abang, dad" Sapa vano dengan nada antusias.

Sontak mereka yang ada di meja makan menoleh kearah vano dan terteguh saat melihat wajah imut anak/adik mereka. Melihat wajah cantik, imut, dan tampan vano entah mengapa mereka menjadi sangat tidak ikhlas jika vano di lihat oleh orang lain namun mereka segera membuang jauh-jauh fikiran mereka.

"Abang vin vano ikut abang ya hari ini berangkat sekolah" Ucap vano dengan nada memohon dan puppy eyes nya sehingga membuat mereka yang ada di meja makan menahan gemas untuk tidak mencubit pipi nya, tapi tidak untuk satu orang.

"Hm" Jawab Davin abang ketiga vano dengan nada biasa namun siapa tau dia saat ini sedang meremat tangan nya sendiri untuk menahan agar tidak mengarungi adiknya ini dan mengurung nya di kamar untuk dirinya sendiri.

Sedangkan semua orang yang ada di meja makan langsung terdiam, tidak biasanya Davin mau mengajak vano, jangankan mengajak untuk menjawab ucapan vano saja dia tidak pernah namun sekarang walaupun dengan deheman singkat namun itu sesuatu yang langkah bagi mereka.

"Wahh beneran bang nono boleh ikut abang vin" Tanya vano lagi dan di angguki oleh Davin "yayyy maksih abang" Senang vano dan langsung memeluk Davin yang kebetulan ada di sebelah nya

Davin terdiam saat merasakan pelukan dari vano adik yang selama ini tidak pernah ia anggap dan ia acuhkan, entah mengapa Davin merasakan hangat di hatinya dan tanpa ia sadari seluruh anggota keluarga nya menatap iri kearah Davin -1 orang kalian tau lah ya yang saat ini menahan kesal dan benci.

"Vano seneng abang mau pergi bareng vano" Ucap vano di dalam pelukan Davin, mendongakan kepalanya menatap Davin dengan tatapan polos namun tidak ada yang tau jika sekarang di dalam hatinya vano sudah tertawa puas karena sepertinya bisa dengan mudah mendapatkan perhatian kakak ke-3 nya ini.

Davin yang sudah tidak tahan melihat wajah imut adik nya dan melihat tatapan polos adik nya itu tanpa sadar menciumi seluruh wajah adiknya itu gemas dengan tangan yang mengunyel unyel pipi tembam vano gemas.

Vano mengerjapkan matanya polos, dia masih kaget saat Davin menciumnya tiba-tiba seperti ini dia pikir tidak akan semudah ini meluluhkan hati Davin.

"Astaghaaa mimpi apa gue semalem bisa di cium cogan" Batin nista vano.

Dalvin yang merupakan saudara kembar Davin tiba-tiba langsung membawa vano kepangkuan nya dan menatap tajam adik kembarnya itu.

"Udah lepasin vano dari tadi lo terus yang pegang-pegang kan gue juga pengen mainin pipinya" Ucap dalvin setelahnya ia langsung memainkan pipi bulat adik nya.

Merasa di abaikan Clara mencoba untuk menarik perhatian abang nya itu "abang Clara mau ikut bang dalvin juga sama vano boleh kan?" Tanya Clara dengan tampang sok polosnya.

Seakan tersadar dalvin dan Davin langsung melihat kearah Clara, dalvin segera menurun kan vano dari pangkuannya dan kembali menatap vano dengan datar.

Dalvin sendiri tidak tau apa yang dia lakukan dia hanya tidak tahan saat melihat muka imut adik? Nya itu. Apa yang sudah aku lakukan pikir nya.

"Tentu saja baby kau boleh ikut dengan abang" Jawab Davin lembut.

"Yeyyy Clara boleh ikut abang" Girang Clara dengan nada manja sehingga membuat seluru keluarga xfier gemas, tapi tidak dengan vano yang menatap jijik dan menahan mual saat melihat muka yang menurutnya mirip nenek lampir itu.



Mobil Davin telah sampai di parkiran sekolah hingga mampu menarik semua perhatian murid yang ada di sana, mereka sudah menanti pemilik dari mobil itu keluar.

Davin merupakan siswa yang cukup terkenal karena ketampanan nya dan tentu juga karena kekayaan nya.

Saat Davin keluar seluruh siswi/siswa uke berteriak meneriaki namanya.

'Akhhh Davin mertua kamu udah nunggu di rumah aku'

'Woyyy pacar gue itu'

'Gila Davin ganteng banget anj'

Davin mengabaikan teriakan mereka dan berjalan kearah pintu di sebelah nya, membuka pintu itu dan muncullah Clara dengan tampang mirip babi nya ehh polos maksudnya.

'Yaampun adik ipar lucu banget sih'

'Clara gemesin banget tau'

Ya di sekolah itu Clara juga terkenal dengan keimutan? Dan kepolosannya? Yang membuat semua orang menyukainya.

Teriakan-teriakan terus terdengar sampai pintu belakang mobil Davin terbuka sehingga mampu membuat suasana menjadi hening, mereka terdiam dengan mulut yang terbuka lebar saat melihat mahkluk menggemaskan yang baru keluar dari sana.

Vano yang melihat tatapan terpesona semua orang langsung membuat muka sepolos mungkin agar dapat menarik perhatian semua orang.

'Eh tu siapa ya kok lucu banget'

'Akhh dede gemesss mau gak ikut mommy'

'Karung mana karung'

'Lah buat apa lo karung bego'

'Buat ngarungin tuh boneka idup'

'Gemes banget bahkan lebih gemes dari Clara'







To be continued

Typo tandai...

antagonis licik [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang