Chapter 06: Sadar

52 12 0
                                    

22-02-22

Hari ini Arcela memutuskan untuk pulang, berganti sesi untuk menjaga Adelion. "Kak, itu baju-baju aku ada di kolong brangkar Lion,"

Fredric mengangguk, meraih baju-baju Arcela. "Ini, makasih ya. Udah jagain Adelion," Arcela tersenyum.

Saat sedang berbincang tak lebih dari tiga menit, pintu kamar Adelion terbuka, menampilkan Fiera yang menggendong tas ransel, dan makanan.

"Selamat pagi Kak, aku Fiera. Adik kelas nya Kak Adelion," Fredric dengan muka datarnya menerima uluran tangan gadis itu. "Eh, ada kak Arcela,"

Arcela tersenyum, "Iya hehe. Kamu ngapain pagi-pagi kesini?"

"Aku mau singgah sebentar, terus lanjut ke sekolah. Perjalanan nya kan lumayan lama, Kak," Arcela mengangguk paham, pandangan nya teralih pada Adelion, ia tersenyum manis ke arahnya.

"Yaudah, Kak Dric, Ar pulang duluan ya," Fredric tersenyum.

"Iya, hati-hati ya, Arcela," Arcela mengacungkan jempolnya. Sebelum keluar, ia menyempatkan mengecup punggung tangan sang mantan kasih. Itu sudah jadi keseharian nya.

"Cepat sembuh, Adelion,"

****

Pukul dua belas siang, Fredric mendapat kabar. Bahwa adik nya harus di bawa ke ruang ICU untuk di operasi kaki. Organ gerak itu hanya mengalami lumpuh sementara, tapi harus segera di operasi.

Pukul empat sore, operasi selesai. Berjalan lancar, meskipun satu keluarga kecil itu sangat khawatir.

"Permisi, Adelion masih saya bius. Paling tidak lama lagi, Adelion sudah sadar," Lapor dokter kepercayaan keluarga Pramudaningrat.

"Baik, terimakasih. Ngomong-ngomong keluarga saya boleh masuk?" Dokter itu mengangguk, membukakan pintu ICU.

Fredric tersenyum, melihat adik nya yang sudah tak banyak lagi alat-alat rumah sakit yang menempel di tubuh nya. "Adelion," Lirih serentak keluarga.

"Keep strong bro, memang orang terlalu baik juga punya ujian," Fredric membelai punggung tangan Adelion.

"Papah dan mamah masih ada rapat yang harus banget di bahas, kamu boleh temani Adelion disini?" Fredric mengangguk, ia tak mungkin menghalangi kedua orang tua nya.

"Iya, Pah,"

Karena bosan menunggu Adelion sendirian, Fredric berniat untuk memfotokan adik nya untuk di upload di Instagram nya. Alasan nya, supaya Arcela datang untuk menemui adiknya.

"Gue udah baik banget nih Del, kalo lo udah sadar, lo harus beliin gue hotwheels yang baru-baru ini rilis," Gumam nya meskipun sedikit pamrih.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Arcela sekarang sedang berkutat dengan Pekerjaan Rumah yang menumpuk. Ia sibuk mencatat sembari mendengar musik dari playlist buatan Adelion untuknya dulu.

Arcela mengikuti sedikit-sedikit bait yang ada di lagu, tiba-tiba notif handphone nya berbunyi. Sedikit mengganggu waktunya.

"Khaterina? Mau apalagi dia," Gumam nya menaruh headset nya.

"Really? Adelion udah operasi?" Arcela langsung mengerjakan pr nya dengan cepat tanpa menikmati lagu.

Ia harus menjadi orang ke empat setelah ayah, ibu, dan juga kakak Adelion untuk antri memeluknya.

"Oke, nice. Coming for Lion," Sebentar, aktivitasnya berhenti sebentar. Ia lupa jika sudah memiliki kekasih, dengan cepat dirinya mengabari Zean untuk mengantarkan nya.

45 minute..

Dirinya dan juga Zean sudah sampai di rumah sakit, entah kenapa Zean membalas pesan nya dengan cepat, dan dia sedikit protektif akan nya.

"Kamu masih bete?" Arcela hanya mendengus, ia sangat kesal pada Zean, lelaki itu tak berani menjemput nya sampai di depan rumah. Tetapi di depan komplek nya, yang membuat ia harus jalan kaki menemuinya.

"Ga," Singkat nya.

"Maaf, aku ga siap ketemu ayah ibu kamu, Cel," Arcela hanya menggerutu, ia mencepatkan langkah nya.

Tibalah di ruangan Adelion, ia melihat Adelion yang sudah sadar. "Lion!" Arcela menubruk tubuh itu. Ia merasakan, lelaki itu tersenyum di bahu nya.

"Ar, selamat malam. Sudah lama tidak mengucapkan ini lagi," Ucap Adelion saat masih memeluknya. Ia merindukan wangi ini yang sudah tercampur dengan bau obat rumah sakit.

"Maaf ya, gara-gara gue terlalu lama ngajak ngobrol di pesta. Lo jadi gini, Kak," Air matanya menetes, tak percaya jika Adelion kembali sadar.

Sedangkan Adelion, yang bahu nya basah menjauhkan wajah Arcela sedikit. Melihat mata itu yang mengeluarkan butir air bening. "Sudah takdir,"

Sesantai itu pria ini.

"Arcela," Panggil Zean dingin, Arcela tersadar. Menjauh kan dirinya dari Adelion lalu tersenyum.

Adelion hanya tersenyum kecut, dia pikir Arcela akan terus memeluknya sepanjang malam nanti.

"Ikut aku," Tarik paksa Zean, Arcela hanya pasrah. Akhir-akhir ini Zean sangat berubah, kasar sekali. Bahkan saat pertengkaran kecil, Zean menamparnya.

Sakit sekali mengingatnya.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC.

Menjadi orang ketiga dalam hubungan itu sangat menyakitkan, bukan? -ZA

Orang lama atau orang baru?

Serana 20 Min ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang