Chapter 10: Camp H1

34 10 0
                                    

17-04-22•Andaresta

Dua gadis yang sedang mengeluh akan pinggang nya yang tak kuat menggendong tas besar yang berisi pakaian untuk nanti malam. Akhirnya keduanya memutuskan untuk berbaris.

"Selamat sore semua nya. Kalian pasti sudah tau kan arah tujuan nya kemana?" Tanya kakak panitia pramuka.

"Sudah kak!" Ujar serentak siswa-siswi Andaresta penuh kebahagiaan.

"Oke, jadi jadwal tiga hari berikutnya sudah kakak share di masing-masing ketua regu ya. Jadi yang merasa ketua regu wajib menyampaikan pada anggotanya," Jelas panitia.

Merasa cukup dan paham akan ucapan panitia, akhirnya seluruh siswa menaiki angkot yang di sediakan. Benar, angkot. Biaya elit, fasilitas sulit.

*****

"Lo ada tugas gantiin panitia Leksama kapan?" Tanya Arnan memainkan game online yang ada di ponsel nya.

"Nanti, jam sembilan malem sampe dua hari berikutnya. Jadi, ga sampe anak kelas 11 pulang," Balas Adelion yang sama hal nya dengan Arnan.

"Lo berangkat pake apa?"

"Hara,"

"Gila lo, lo baru sembuh ege," Umpat Arnan melayang toyoran lemah pada ujung pelipis Adelion.

"Kenapa dah, biasanya juga gue pake motor," Elak Adelion.

"Batu emang kalo mau ketemu mantan," Ledek Arnan membuat Adelion menatap sengit Arnan.

*****

Setelah penyambutan dan pembimbingan lagi saat di hutan, Arcela dan Khaterina juga sudah mendirikan tenda bersama kelompoknya, keduanya memilih menjauh sedikit dari rombongan dan menatap pepohonan.

"Disini ya, lo jadian sama Adelion?" Arcela menoleh lalu menyungging senyum nya. Ia teringat masa pertama ia dan Adelion menjadi status yang lebih menyenangkan hati.

"Iya, lo tau darimana?"

"Asal lo tau ya, kalo lo lagi mandi waktu gue nginep. Gue intipin diary lo tentang si Adelion-Adelion itu," Oke, Arcela malu sekarang. Kesalahan terbesarnya adalah membiarkan buku diary nya tergeletak di meja belajarnya.

"Gausah di bahas, Khatt," Rengek Arcela.

"Tapi bener ya, Adelion romantis banget. Pantes lo sesusah itu lupain dia," Ucap Khaterina memandang pepohonan liar yang tumbuh menjulang tinggi.

"Ya gitu," Balas nya singkat.

"Lo putus sama dia gara-gara apa? Gue lihat-lihat ayah lo deket sama Adelion tuh," Arcela terdiam, otak nya beralih pada kejadian tujuh bulan lalu.

Flashback Ar&Lion
In seven month ago.

Di salah satu cafe viral pada masanya di Jakarta selatan, Arcela berniat pergi kesana sendirian. Karena saat ingin mengajak Adelion, Adelion tidak kunjung membalas pesan nya.

Yaa... Ia maklumi juga, saat itu Adelion masih menjadi Ketua OSIS Andaresta. Sesampainya di cafe yang bernama 'Rindumu', Arcela memesan secangkir kopi dan pasta yang ada disana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serana 20 Min ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang