Chapter 15: Terulang?

60 5 0
                                    

Pagi hari yang cerah ini berbeda menurut Adelion, ini adalah pagi yang indah. Pagi yang indah memboceng sang kasih dengan menaiki Hara, ah, rasanya sudah lama ya. "Pulang sekolah, mau ngga mampir resto papah?"

"Papah bikin resto lagi?" Tanya Arcela hanya di angguki Adelion. "Iya, lo ada kegiatan, Ar?" Meskipun sudah menjalani hubungan, mereka masih menggunakan lo-gue, karena memang sudah ke setel dari masa lalu mereka.

"Em, kayak nya harus ngajak temen temen aku deh. Hehe, mereka udah ngajak gue duluan, Kak," Jika ada yang bingung mengapa Arcela memanggil Adelion tidak menentu, alias Lion/Kak, itu memang kebiasaan nya.

"Khaterina sama dua cewek itu?" Arcela mengangguk. "Oke deh, gue juga mau ngajak Arnan. Kasihan, dia baru aja di cut off gebetan nya," Ujar Adelion di selangi tawa di ikuti dengan Arcela.

"Haha, udah sampe nih. Makasih tumpangan nya, Hara," Ucap Arcela turun dengan hati hati lalu menatap transportasi yang menghantarnya.

"Yang mengemudi engga?"

"Terimakasih anak nya Pak Pramudaningrat,"

"Sama-sama anak nya Bu Stevani," Keduanya tertawa, ya begini lah alasan mereka susah melupakan. Karena otak nya sudah terhubung satu sama lain.

*****

"Lebar banget tuh senyum nya," Sindir Khaterina mengamati mimik wajah Arcela yang tersenyum lebar. "Gue lagi seneng!" Gembira nya berjalan menghampiri meja nya sembari melompat lompat kecil.

"Wajib cerita!" Pekik dua gadis yang tiba tiba datang darik balik pintu kelas Khaterina dan Arcela. "Lan, Ca, sini!" Panggil Arcela.

"Hm, jadi apa yang buat belahan jiwa gue ini se-seneng ini," Ucap Kalana yang di mendeliki tajam oleh Khaterina, ya, gadis itu sangat cemburu jika Kalana semakin nempel dengan Arcela.

"Hush! Biasa aja dong," Bisik Naca yang di hiraukan oleh Khaterina.

"Gue balikan sama Adelion!" Ketiga makhluk itu seketika terjengkat, menjauh dari Arcela dan posisi nya saling berpelukan satu sama lain.

"Dia Arcela kan!"

"Bilang kalo itu beneran Arcela!"

"Ga expect gue kalo beneran!"

"Hey, gue Arcela. Arcela, si pacar Adelion," Sombong Arcela membuat ketiga manusia yang tadi nya berdiri mulai berjalan mendekat kembali, mereka saling bertatap tatapan.

"Kalo tengil, biasanya beneran," Ungkap Khaterina membuat mereka menoleh menatap Arcela bersamaan.

*****

Raut wajah yang tadinya ceria berubah menjadi murung, Khaterina selaku teman sebangku nya itu menoel singkat lengan kecil Arcela. Kepala gadis itu menindih kedua tangan nya.

Selang beberapa saat, akhirnya jam istirahat tiba. Dengan cepat Khaterina membangunkan Arcela. "Huh? Udah istirahat?" Tanya Arcela menguap lebar.

"Iya, lo kenapa?" Arcela terdiam, meraih handphone nya. Tanpa sepatah kata, Arcela menunjukkan isi handphone nya.

Jecka

Jecka:
Apa kabar? Masih nyimpen nomer gue?

Me:
Iya, Jeck.

Jecka:
Bagus, gue bakal pindah ke sekolah lo.
Mungkin minggu depan.

Me:
Kenapa balik? Gue ga sudi nanggepin lo lagi, Jeck.

Jecka:
Hm hm, mulai ada kemajuan. Pasti efek pacaran sama cowok culun wkwk.

Me:
Bukan urusan lo.

/Read

"Astaga dia balik lagi! Cowok sialan," Umpat Khaterina memandangi ponsel milik Arcela dengan jengkel. Cowok yang bertukar pesan dengan Arcela tadi adalah saingan berat Adelion saat SMP.

"Kenapa sih dia dateng seenak nya?" Arcela menggidikkan bahunya. Ia terlalu lelah menanggapi pesan yang di lontarkan cowok yang bernama Jecka tadi.

"Udah gausah di pikirin, Kalana sama Naca udah nunggu tuh," Khaterina mengangguk, ia mengelus-elus dadanya yang rasanya ingin memakan hidup hidup manusia untuk menghilangkan kekesalan nya.

****

Di meja kantin, dirinya menyimak Khaterina yang terus menjelaskan tentang si Jecka-Jecka itu kepada Naca dan Kalana, ya sesekali gadis itu meledek Jecka yang hobinya tukang ghosting.

Ya memang benar, dirinya dahulu di dekati oleh Jecka, bersamaan dengan Adelion. Tapi saat dirinya benar benar ingin memilih Jecka, Jecka malah menghilang dan berpindah kota.

Ya cukup menyakitkan, tapi Adelion hadir menyembuhkan lukanya.

"Untung aja tuh Jeck-Jeck kabur, nanti kapal gue ga bakal jadi kalo si Jecka kaga kabur," Sahut Naca di setujui oleh Kalana.

"Ngomong-ngomong, kan nanti pulang sekolah kita pergi, nah jangan di mall ya. Adelion ngajakin gue buat ke resto ayah nya yang baru, lo bertiga ikut ya," Rayu Arcela membuat ketiga jomblo itu mendengus kesal.

"Ogah! Nanti kita cuman bagian nyengir liat lo berdua!" Pekik Kalana di setujui oleh dua manusia jomblo lagi.

"Ada Arnan kok, lo mau kenalan ama dia kan Ca?" Goda Arcela menaik turunkan alisnya membuat Naca menggeleng dengan pipi yang memerah.

"E-engga ya! Fitnah lo Cel!" Cicit Naca menggeleng malu.

"CIE NACA CIE!" Kompak ketiganya.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC.

Entah mana yang terbaik, aku hanya mengikuti alur yang di berikan Tuhan padaku tuk memilih.

Orang lama atau orang baru?

Serana 20 Min ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang