Chapter 18

520 31 0
                                        

Happy Reading all
Dean Devandra







Dean terkejut saat kue yang ia berikan pada Darren bukannya diterima melainkan di tarik hingga jatuh, Dean hanya mempu diam melihat kue yang ia beli tadi sudah hancur karena ulah Darren. "Bang...." Lirih Dean menatap kue tersebut.

"Lo terlalu berisik Dean! Gue ga sudi nerima apapun dari lo, sedikitpun!" Ucap Darren menekankan kata-katanya.

"Tapi kenapa bang?" Tanya Dean yang kali ini benar-benar menatap Darren.

"Gue ga usah jelasin juga lo tau Dean!" Tukas Darren, namun saat hendak pergi Arsha sudah berada di belakang Dean menyaksikan hal itu. Dean segera memutar tubuhnya dan melihat ke arah pandang Darren.

"Arsha lo mau kemana?" Tanya Dean saat melihat koper yang dibawa oleh Arsha, namun bukan jawaban yang Dean terima melainkan kebisuan bahkan Arsha kembali melanjutkan jalannya.

"Sha..." Panggil Dean lagi namun kali ini dengan menarik tangan kiri Arsha.

"Berisik bangsat!" Teriak Arsha dengan menepis cepat tanggan Dean. "lo ga perlu tau! Urus sono abang lo yang perhitungan!"

"Abang? Perhitungan? Siapa?" Tanya Dean berturut-turut

"Bodoh!" Sinis Arsha dan melanjutkan jalannya hingga menuruni tangga, Arsha sempat menatap Darren sebelum kembali acuh dan melanjutkan langkah kakinya. Namun saat mulai berjalan tangannya kembali di cekal oleh Darren.

"Jangan pergi," ucap Darren menatap Arsha yang sekarang tersenyum mengejek. "Abang mohon, jangan pergi, Sha."

Darren masih memegang tangan Arsha sebelum akhirnya ditepis oleh Arsha. "Cuih drama!" Tukas Arsha.

"Abang minta maaf, abang cuma kebawa emosi Sha," lirih Darren yang masih menatap Arsha.

"Terserah! Apapun itu gue akan tetap pergi!"

Raksa yang melihat Arsha sudah mendekat ke pintu utama segera menghalanginya. "Jangan pernah pergi!" Teriak Raksa yang membuat Arsha diam bukan hanya Arsha tapi semuanya. "Jangan ada yang pergi dari rumah ini! Ini cuma masalah kecil kita bisa selesaikan!"

"Masalah kecil? Ini yang abang maksud masalah kecil? Jadi setiap apapun yang gue inginkan kalian anggap kecil?" Sarkas Arsha menatap semuanya secara bergiliran.

"Lo bukan raja yang setiap keinginannya harus selalu di ngertiin! Lo itu udah  besar, lo harusnya bisa bedain mana yang bener dan salah! Lo juga harus bisa ngertiin orang-orang yang ada disekitar lo!" Raksa mengatakan hal itu tanpa melepas pandangannya sedikitpun dari Arsha.

"Kurang ngertiin apa lagi gue bang?" Tanya Arsha seperti dirinya paling benar.

"Banyak! Bahkan dari semua yang pernah terjadi lo sama sekali ga pernah ngertiin kita! Kadang abang mikir sebenarnya yang ga waras disini lo apa Dean?" Kata Raksa dengan sedikit gelengan kepala. Arsha yang merasa di perbandingan oleh Raksa mengepalkan tangannya kuat.

"Abang nyalahin gue dengan berkedok mau muji Dean, kan?" Tukas Arsha yang membuat Raksa lelah bagimana menjelaskannya? Arsha terlalu berpikir kekanak-kanakan.

"Maksud bang Raksa bukan gitu Sha," ucap Dean dari arah tangga.

"Jadi apa maksudnya?!" Pertanyaan yang diberikan oleh Arsha berhasil membuat Dean diam. "Ga bisa jawab kan lo? Karena memang semua orang disini munafik!"

"Arsha!" Teriak Darren yang masih berdiri di anak tangga. "biarin dia keluar Raksa biar dia tau rasanya susah hidup tanpa kita!"

"Bang, bang, Dean mohon jangan kaya gini, Bunda pasti ga suka liat anak-anaknya kaya gini," kata Dean berusaha agar Darren menarik kata-katanya.

"Diam kamu Dean sebelum abang juga usir kamu dari sini!"

"Raksa," panggil Darren kembali untuk membiarkan Arsha untuk pergi, tidak ada penolakan dari Raksa segera mempersilahkan Arsha untuk pergi karena dirinya juga ingin memberikan anak ini pelajaran.











Uhuhhyyy kemarin aku lupa upp🙋🏻‍♀️
Janlup voteeeee🙁☝🏻
Sorry for typo ☝🏻
See you next chapter all💚

Dean Devandra (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang