Chapter 15

88 6 0
                                    

Hi, guys. Bye, guys🥰





***





"Aku capek, Han. Mau disayang."

Hasan mendongak, menatap Hani yang masih saja diam tak meresponnya. "Hani?"

Hani menelan ludahnya susah payah saat Hasan memanggilnya dengan nada begitu manja. Sebisa mungkin ia tak menolehkan wajahnya pada sang suami dan tetap menatap lurus.

"Hani, aku lagi capek~"

"Iya, istirahat gih," jawab Hani tanpa menatap Hasan.

Pria itu cemberut, bukan hanya karena Hani yang tak mau menatapnya, namun juga karena jawaban wanita tersebut kurang memenuhi ekspektasi Hasan.

Sebab sudah terlalu gemas karena terus diacuhkan sang istri, Hasan dengan sebal menolehkan kepala Hani untuk memandangnya. Menahan wanita itu agar tak kembali berpaling muka.

"Kamu sengaja nggak nganggep aku?" tanya Hasan yang membuat Hani bingung.

"Maksudnya gimana? Lepas dulu biar enak ngobrolnya, Mas!"

Hasan semakin cemberut. "Nggak mau, jawab dulu."

"Nggak nganggep gimana sih? Katanya capek, ya tidur dulu aja nggak papa," jelas Hani seraya berusaha melepas tangan Hasan dari wajahnya.

Saat ini posisi mereka terlalu dekat untuk Hani. Apalagi ekspresi Hasan yang mencurigakan karena terus melirik bibirnya.

"Nggak mau tidur."

Hani berusaha setenang mungkin meski sebenarnya ia begitu gugup saat ini. "Terus maunya apa?"

Hasan tak menjawab dan hanya memperhatikan wajah cantik istrinya. Ia lantas mengangkat kepalanya dan menarik wajah Hani mendekat, membuat wanita itu seketika panik.

"Mas? Mau ngapain?"

Cup.

Satu kecupan Hasan daratkan di bibir merah Hani.

Lalu sekali lagi, sekali lagi, dan sekali lagi.

Tubuh Hani mendadak kaku, tiga serangan tiba-tiba itu seolah membuatnya bisu seribu bahasa. Belum lagi saat Hasan mengubah posisi menjadi tegak dan menghadap Hani sepenuhnya.

Ia menangkup wajah Hani dengan kedua tangannya, sengaja mengambil kesempatan disaat Hani masih kaget untuk kembali mencuri ciuman lain.

"Boleh cium lagi?" tanyanya sebelum mendaratkan kecupan lain tanpa menunggu jawaban Hani.

Hasan kemudian memperhatikan ekspresi Hani dan kali ini ia dongakkan wajah sang istri agar menatap penuh dirinya. Mencuri pandang bibir merah itu sebelum mendekat lagi.

"Jangan marah ya?"

Lalu dengan lembut ia cium kembali Hani. Hasan biarkan bibir mereka bersentuhan sejenak sebelum ia bergerak di atas milik Hani.

Perlahan dan pasti ia berusaha membawa Hani mengikuti iramanya. Meskipun wanita itu masih diam tak membalas ciumannya, namun Hasan yakin jika Hani menikmati hal itu.

Hasan mengintip Hani yang dengan kikuk menutup matanya, membuat bibir Hasan tersenyum di sela ciuman mereka. Salah satu tangan besarnya bergerak ke arah belakang leher Hani lalu menarik wanitanya agar semakin mendekat.

Rasa hangat yang berasal dari kontak fisik tubuh mereka membuat tubuh Hasan 'menggigil' kegirangan. Apalagi saat tangan Hani menyentuh dada bidangnya, mengirimkan sengatan rasa kegembiraan ke seluruh tubuhnya. Hasan semakin semangat

Saat ia mulai menggunakan lidahnya untuk menyapu bibir Hani dan berniat agar diberikan izin untuk masuk, Hasan rasakan tangan Hani mendorong pelan dadanya seolah meminta berhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 8 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rayuan Gila Dosen DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang