Part 6

3.4K 303 34
                                    

Keesokan harinya

Grizzly terbangun karena ketukan pintu yang sangat menggangu nya.

Ceklek

"Hmm? Ada apa?" Grizzly membuka pintu kamar yang di tempati nya dengan mata tertutup, jangan lupakan mulutnya yang menguap lebar, sehingga lalatpun bebas masuk ke Dalam sana.

"Jadilah gadis beretika , tutup mulutmu saat sedang menguap" Grizzly membuka matanya malas, tangan nya menyingkirkan tangan Theo yang menutup mulutnya tanpa izin.

"Hmm" Grizzly hanya berdehem kecil di luar, berbeda dengan batinnya yang tengah mengumpat.

'apaan sih ni orang, sksd.'

Theo menaikkan sebelah alisnya bingung. Sksd? Apa itu?

"Ada apa?" Tanya Grizzly sambil menyandarkan kepalanya pada pintu, mengabaikan peringatan Theo tentang etika yang selalu dimiliki oleh seorang bangsawan. Dia terlalu ngantuk dan dia bukan bangsawan oke?.

"Segeralah turun dan sarapan, pelayan akan membantumu man_" ucapan Theo dengan cepat dipotong oleh Grizzly yang mendadak melek.

"Big no!! Gu—saya akan mandi sendiri. Tidak ada pelayan atau apapun itu. Oke gitu aja, saya akan segera bersiap"

Brak

Theo memejamkan matanya, saat melihat pintu kamar di depannya yang di banting keras, hampir mematahkan hidung mancung nya yang seksi.

Dia menatap sebal ke arah pintu itu beberapa saat sebelum berbalik pergi .

"Ck, dasar bocah"

***

Grizzly memandang dirinya yang sudah siap dengan kemeja putih dan juga rok rempel panjang dengan warna senada pada cermin besar yang ada di kamar itu.

Dia membiarkan rambutnya yang bergrlombang tergerai dengan indahnya, dengan hiasan jepit kecil yang menyangga poni nya.

"Ck, gue emang selalu cantik . Apa yang bajingan itu lihat dari si babi? Padahal udah punya pacar cantik membahana gini, masih suci lagi" seru Grizzly sambil mengibaskan rambutnya dengan sombong , bajingan dan babi yang dimaksud nya mengarah pada Deril dan juga Sania —duo sampah yang cocok satu sama lain.

Grizzly memakai lip gloss pada bibirnya sebelum Turun ke bawah. Karena kediaman Dimitri yang sangat luas, membuat Grizzly beberapa kali tersesat . Untungnya ada pelayan di sekitar sana yang sudi mengantarkan nya menuju meja makan .

"Saya memberi salam kepada grand duke, grand duchess, tuan muda dan nona muda" Grizzly membungkuk dengan kaku, tangannya melebarkan roknya dengan linglung.

"Bangunlah"

"Maaf saya terlambat" ujar Grizzly tak enak hati setelah duduk di tempatnya yang kemarin.

"Tak apa, saya juga baru datang" timpal Grace tersenyum cerah, berusaha menghibur Grizzly.

"Mari makan" setelah sang tuan rumah mengatakan itu, keadaan di meja makan itu terasa hening namun suasana nya terasa lembut, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang saling beradu.

'gilakk, padahal cuma jalan dari kamar ke meja makan, tapi rasanya kaki gue udah mati rasa gini. Ini juga, kediaman nya kenapa sangat luas, gue kan jadi nyasar, gak tau jalan. Untung aja ada pelayan yang mau nganterin, kalo ngakk.. dah lah, gak usah dipikirkan. Setelah ini gue harus pokus mengingat ingat semua plot yang ada dalam cerita ini. Karena Grace dan keluarga ini udah baik sama gue, gue harus balas Budi, bagaimana pun caranya'

Jualan Seblak di Kediaman DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang