Part 9

2.7K 251 25
                                    

Grizzly berbalik dengan mata melotot tajam, mencoba mengintimidasi orang yang telah membuatnya tersedak kuah yang teramat pedas.

"Lo? Ngapain sih Lo ngagetin gue? Mau bikin gue mati, iya?!" Hardik Grizzly kesal .

Theo menipiskan bibir menahan kedutan bibirnya sebelum menjawab ' saya lapar, tolong buatkan sayaa sesuatu" ujarnya dengan santai, tanpa melihat sikon (situasi dan kondisi).

"Enak aja. Emangnya gue pelayan apa. Udah mah gak minta maaf, malah nyuruh nyuruh gak jelas" Grizzly semakin melotot horor, Grizzly memang bisa memasak, tapi dia sudah terbiasa memakai kompor. Bukan Hawu yang terbuat dari tanah liat ini.

Tak sulit memang, cuma masukin kayunya . Tapi, Grizzly akan merasa gerah dan kepanasan. Ogah banget.

"Kamu memang bukan pelayan, tapi kamu numpang di sini. Sudah sewajibnya kamu mengikut keinginan saya" sinis Theo sambil duduk di meja makan. Menandakan dia akan menunggu Grizzly di sana. sejujurnya, Theo tak merasa lapar, dia terbangun karena ingin buang air kecil. Tapi, saat akan tidur kembali, dia mendengar suara gaduh dan mengira itu adalah suara penyusup atau pencuri yang masuk. Siapa sangka itu adalah Grizzly.

Awalnya Theo hanya memperhatikan saja, tapi mencium aroma aneh yang menggugah, Theo tanpa sadar melangkah mendekat hendak meminta.

Grizzly mencebikkan bibirnya kesal, dia melirik mie goreng yang belum di seduh.

Dari pada ribet-ribet masak , mending manfaatkan apa yang ada

Grizzly mengambil mangkuk yang terbuat dari kaca dan mulai menyeduh mie nya. Setelah beberapa saat, Grizzly membuang air dalam mie itu, dan memasukkan semua bumbunya.

"Nih" Grizzly meletakkan mie goreng di depan Theo dengan senyum paksanya. Lalu dia ikut duduk di meja makan dan mulai memakan kembali pop mie miliknya yang sudah agak dingin.

"Apa ini?" Theo bertanya sambil mengangkat ngangkat mie dalam mangkuknya dengan sendok.

"Mie" jawab Grizzly seadanya. Theo menatap Grizzly datar saat mendengar jawaban singkat itu.

"Maks_"

"Udahlah. Jangan banyak bacot, tinggal makan aja apa susahnya" potong Grizzly jengkel. Pada pertemuan pertama mereka , Grizzly memang sudah mencap Theo sebagai orang yang nyebelin. Dan di tak bisa mengubah itu. Seperti kata pepatah, seribu kebaikan tertutupi oleh satu kesalahan. Walaupun rupa Theo menawan , itu tak membuat Grizzly menghapus kesan awalnya.

'bocah edan. Banyak tanya kayak dora'

Theo menaikkan alisnya bingung saat mendengar suara hati Grizzly, namun darai nadanya, jelas dia sedang di umpat.

Theo mengendikkan bahu nya acuh, lalu mulai menyuapkan makanan kenyal yang di berikan Grizzly padanya.

'ck, makanan apa ini? Kenapa rasanya sangat enak' batinnya . Theo melahap mie goreng miliknya dengan cepat , bahkan pop mie Grizzly masih ada setengah saat punya nya habis.

Theo memandang ke arah Grizzly, perutnya yang tadi tak lapar, masih meminta agar di isi dengan makanan kenyal itu.

Mata theo memicing saat melihat mie punya Grizzly yang berkuah merah, dan terlihat masih banyak.

"Kenapa punyamu berkuah dan berwarna merah?" Tanya Theo kemudian. Grizzly diam tak menjawab, hanya sesekali mendesis karena kepedasan, bahkan bibirnya terlihat sudah sedikit Jontor.

Theo mendengus kesal, jakunnya naik turun saat melihat ekspresi Grizzly yang tampak sangat menikmati mie berkuah itu. Tiba tiba saja dalam benaknya terbesit sebuah ide.

Saat sendok berisi kuah Grizzly batu saja bersentuhan dengan bibir nya. Theo memajukan tubuhnya dan langsung menyeruput kuah itu

(Gimana ya ngejelasin nya. Adegan nya tuh kayak, kan Grizzly itu baru menempelkan sendok kuah itu di bibirnya, tapi Theo malah ikut menempelkan bibirnya di sendok itu, dan menyeruput kuah pedas itu. Posisinya bibir Grizzly ada di sisi lain sendok, dan bibir Theo juga ada di sisi lain. Intinya hampir ciuman gitulah)

Mata Grizzly melotot sempurna, apalagi saat Theo kembali menyeruput kuahnya yang masih tersisa sedikit. Bibir mereka sedikit bersentuhan.

Sama halnya dengan Theo, niat awalnya, dia hanya ingin menggoda Grizzly. Dia tak ada espek Kalo bibir mereka akan bersentuhan tak sengaja.

Bukannya menjauhkan dirinya, Theo malah semakin memajukan bibirnya, tak membuat sendok yang ada di tengah tengah mereka menjadi penghalang.

Rasa penasarannya begitu tinggi saat merasakan ujung bibirnya bersentuhan dengan ujung bibir grizzly,   tubuhnya seperti tersengat sesuatu dan benak nya seolah mendorongnya melakukan hal lebih.

Pada akhirnya, sendok yang masih di pegang Grizzly tenggelam di antara bibir Theo dan Grizzly, dengan bibir ke dua nya yang masih saling bersentuhan.

Grizzly masih diam membeku, belum mencerna apa yang terjadi pada dirinya itu, sedangkan Theo sedikit kesal karena sendok yang ada di antara mereka itu menjadi penghalang.

Prang

"Apa yang sedang kalian lakukan?!"

Jualan Seblak di Kediaman DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang