Deru nafas terdengar berat di dalam kamar Riel dan Tirta, Riel meremas kuat tangan Hendry yang sekarang menutup mulutnya agar desahan itu tidak keluar dari mulut Riel.
"Mm!! Mmghhh!!" Riel sudah tidak bisa menahannya lagi hingga akhirnya Riel berhasil klimaks di dalam mulut Hendry.
"Mm...Ah-Hah.. " Hendry melepas p*nis Riel lalu menatap wajah Riel yang hanya bisa terbaring pasrah saat ini karena dia merasa kelelahan.
Tanpa ragu, Hendry menelan cairan kental itu lalu menjilat jarinya yang masih menempel cairan milik Riel.
Wajah Riel memerah, dia menarik tangan Hendry untuk berhenti menjilat hal menjijikan itu bagi Riel.
"Hentikan ini yang mulia! Ku mohon!"
Hendry tersenyum.
"Kamu yakin ingin aku berhenti? Apakah kak Tirta melakukannya lebih baik dari ku?" Tanya Hendry."Ya-yang mulia tidak pernah melakukan hal seperti ini!" Jawab Riel.
"Lalu apa yang kalian lakukan selama menikah?" Hendry terlihat penasaran.
Riel menundukkan kepalanya, dia malu menatap mata Hendry.
"I-itu privasi kami"Hendry menjauh dari Riel, dia berdiri di dekat kasur sembari merapikan pakaiannya.
"Ya, aku tidak harus tau tapi ada baiknya kamu melakukan hal itu bersama kak Tirta sebelum bersama ku agar tidak ada penyesalan di kemudian hari""Apa maksudnya itu?" Riel tidak mengerti.
Hendry menyentuh pucuk kepala Riel.
"Istirahat lah, maaf aku sudah menganggu mu yang mulia.. selamat malam"Hendry ternyata masuk melalui jendela dan keluar dari jendela yang sama, Riel menyentuh dadanya. Sentuhan Hendry masih terasa di tubuhnya bahkan ciuman itu membekas dibibir Riel.
Kedua pipi Riel terasa panas.
"Apa yang ku lakukan saat suami ku pergi bertugas.. ini tidak seharusnya terjadi di antara kami" Riel terlihat menyesal tapi sepertinya Hendry tidak membiarkan Riel bebas begitu saja.Saat ada kesempatan, Hendry diam-diam menarik Riel ikut bersamanya. Ciuman, sentuhan bahkan Hendry hampir saja mendorong jarinya masuk ke dalam hole Riel kalau saja suara pelayan tidak menganggu mereka.
Selama tiga hari kepergian Tirta, Hendry tidak menyia-nyiakan waktu untuk bisa dekat dengan Riel yang tentu saja membuat permaisuri raja ini merasakan perasaan berbeda pada Hendry.
Saat Tirta kembali, keduanya menyambut Tirta dengan pelukan hangat. Tirta terlihat sangat mencintai Riel, dia bahkan meminta maaf selama tiga hari meninggalkan Riel.
"Tidak apa-apa yang mulia, pekerjaan Anda jauh lebih penting" Riel tersenyum manis.
Mereka bertiga akhirnya berjalan masuk, sementara Tirta berjalan berdampingan dengan Riel dan Hendry mengikuti mereka berdua dari belakang.
"Oh ya, Hendry.. " Tirta berbalik begitupun dengan Riel.
" .. apakah ada kesulitan selama aku pergi?" Tanya Tirta.
Hendry mengelengkan kepalanya.
"Tidak yang mulia.. " Hendry menatap Riel yang langsung menundukkan kepalanya." ..aku menikmati waktu ku disini"
Tirta merasa senang mendengar jawaban Hendry.
"Baik, kalau begitu mari buat jamuan makan malam untuk merayakan kebersamaan kita"Tirta mengandeng tangan Riel agar ikut bersamanya ke ruangan yang memang di khususkan saat ada acara spesial anggota kerajaan.
Tirta meminta makanan dan minuman terbaik, mereka mengobrol beberapa hal yang tidak begitu penting sampai akhirnya Tirta mabuk karena kebanyakan minum sementara Riel yang tidak minum hanya bisa diam di tempatnya.
Hendry cukup kuat minum jadi dia masih memiliki kesadaran.
"Di saat seperti ini, kenapa tidak mengajaknya bercinta?"Deg!
Riel langsung menatap Hendry dengan tatapan terkejut saat mendengar apa yang Hendry katakan.
"Kenapa terkejut seperti itu? Kak Tirta tidak mungkin menolak, aku melakukan ini agar kamu bisa memiliki kenangan indah agar nanti bisa kamu ingat"
Riel mengepalkan tangannya.
"Kami sudah berjanji, saat pohon-""Pohon apel itu tidak akan berbuah jadi berhenti berharap karena kamu akan terluka saat mendapati kenyataan ini, aku benar-benar serius memberitahu mu Riel"
"Bagaimana Anda bisa tahu tentang pohon apel itu?"
Hendry meneguk satu gelas wine lagi lalu menatap Riel dengan senyuman dibibirnya.
"Ini rahasia dan privasi ku.. bukannya begitu yang mulia Riel?"Riel melirik Tirta yang sudah tertidur lelap, dia perlahan mendekat lalu dengan perasaan ragu, dia mengecup singkat bibir Tirta.
Kedua pipi Riel memerah karena bibir Tirta terasa lembut. Hendry melepas jubah Tirta lalu mengarahkan kepala Riel untuk melihat lebih dekat p*nis Tirta yang masih tertutup celana.
"Kamu mau ini kan? Sudah 2 tahun kalian menikah, apakah kamu tidak penasaran dengan milik suami mu sendiri?"
Glup.
Riel menelan salivanya berat.Hendry mendekat.
"Aku akan membantu mu"Riel langsung menatap Hendry.
"Mem-membantu ku?"Hendry mengusap-usap pipi Riel.
"Ya, ikuti saja arahan dari ku".
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the apple tree (Mpreg 18+)
RomansaHendry Barthtown adalah pangeran kedua dari garis keturunan Barthtown yang sekarang memimpin kerajaan Raedgus, Hendry menjabat sebagai Adipati dari daerah Selatan kerajaan Raedgus tapi suatu hari dia dipanggil ke istana oleh kakaknya yang sekarang n...