Faye Zaniyah telah terbiasa hidup di bawah radar sebagai agen FBI, menjalani tugas-tugas penuh risiko dan identitas yang selalu dirahasiakan. Di tahun ketiganya bertugas, ia mendapatkan misi baru: melacak seorang wanita misterius yang diduga menjadi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sang peminat, tanpa sadar, terus menarik warna itu, terbawa ego yang menganggap warna hanya sekadar mainan. Namun, semakin mereka berusaha, semakin warna itu enggan keluar dari kegelapan, merasakan bahwa tarikannya bukanlah untuk mengungkapkan keindahan, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan semata."
Hidden Hues Ayuureve
-
Baca dulu ver au nya di ig @ayuureve
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanya dalam sehari setelah kepergian Faye, kasus yang tengah diselidikinya sudah lenyap, tergantikan oleh kasus lain yang sepenuhnya mengaburkan jejak wanita lusuh itu. Semua bukti, dari dokumen kebakaran hingga laporan saksi, menghilang tanpa bekas, seolah-olah kasus tersebut tak pernah ada.
Keluarga Demitrius benar-benar menunjukkan kekuatan mereka, kekuatan yang terasa seperti melampaui batas manusia biasa. Bahkan FBI, yang seharusnya tak tergoyahkan, tampak tak berdaya di hadapan pengaruh mereka.
Namun, ada satu hal yang tak bisa Faye abaikan. Siapa sebenarnya wanita itu? Apa yang membuatnya begitu penting bagi Evrard hingga keluarga sebesar Demitrius bersedia menghapuskan jejaknya dari dunia?
Ketidakhadiran Faye tentu saja menimbulkan pertanyaan di antara timnya. Untuk menghindari kecurigaan, Faye segera meminta timnya mencari alasan yang masuk akal—kasus apa pun yang bisa mengharuskannya pergi ke Australia. Beruntung, ada laporan dari tim lain tentang agen yang membutuhkan bantuan di cabang FBI Thailand, sedang melacak seorang buronan kasus pencucian uang senilai 20 miliar dolar yang kabur ke Australia.
Namun, masalah muncul. Faye sebenarnya tidak bisa meninggalkan tempatnya sekarang. Situasinya semakin rumit ketika ia terus menerima panggilan dari kantor cabang FBI di Australia, menanyakan tentang kendala teknis pada kendaraan dinasnya. Hal itu semakin menambah tekanan, karena sistem mencatat dirinya sudah mendarat di Bandara Melbourne.
Tidak ada banyak pilihan bagi Faye selain terus berkomunikasi dengan rekan kerjanya di Amerika melalui pesan. Ia tahu, jika benar-benar ingin, ia bisa saja keluar dan melumpuhkan dua bodyguard yang berjaga di luar rumah. Tapi melakukannya hanya akan membuatnya terlihat konyol—sesuatu yang tidak ingin Faye pertaruhkan, terlebih mengingat kondisi dirinya saat ini.
