18+ [Romance - Action]
Faye Zaniyah telah terbiasa hidup di bawah radar sebagai agen FBI, menjalani tugas-tugas penuh risiko dan identitas yang selalu dirahasiakan. Di tahun ketiganya bertugas, ia mendapatkan misi baru: melacak seorang wanita mister...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Warna dan sang peminat sama-sama menyadari apa yang akan terjadi pada kegelapan yang menyelimuti mereka, sebuah kisah yang semakin memikat. Mereka saling tarik menarik, berusaha keluar dari pelukan itu, namun justru membuat kegelapan lebih leluasa mengikat keduanya, menjalin takdir dalam keheningan yang penuh tantangan."
Hidden Hues Ayuureve
-
Evrard perlahan membuka blazer hitam yang dikenakan Faye, memperlihatkan pundaknya yang telanjang. "Eumm..." gumam Faye pelan, menatapnya dengan pandangan sayu, sementara kerutan di dahinya menunjukkan rasa pusing yang tak bisa ia sembunyikan.
"Jangan muntah lagi," ujar Evrard tegas, menahan tubuh Faye yang hampir roboh ke ranjang.
"Pakaianmu basah semua. Lepaskan dulu," lanjutnya, berusaha meyakinkan. Namun, bukannya merespons, Faye justru menepis tangan Evrard yang memegang bahunya. Evrard mendengus pelan; dalam keadaan mabuk sekalipun, wanita ini tetap tak ingin disentuh. Padahal, saat sadar, ia pernah membiarkan ciumannya, tak ada perlawanan sama sekali.
Dalam hati Evrard bertanya-tanya, apakah pekerjaan seorang agen FBI begitu penting bagi Faye, sampai-sampai ia membiarkan hal yang tak disukai?
Evrard perlahan menarik resleting di belakang punggung Faye. Ketika gaun itu akhirnya terlepas dari tubuh Faye, Evrard refleks menutup matanya, mencoba menjaga ketenangannya. "Kenapa kau tidak pakai tank top?" Gumamnya, meskipun tahu tidak akan ada jawaban. Faye hanya terdiam dengan mata tertutup, sudah terlelap dalam posisi duduknya.
Evrard kemudian menarik Dress mini itu dari tubuh Faye, dengan hati-hati menariknya ke atas. Tanpa tompangan tubuh Faye terjatuh ke ranjang, hanya terbalut bra dan celana dalam, sementara kakinya mash menggantung di tepi ranjang, menyentuh kaki Evrard yang berdiri di sana. Pemandangan ini membuatnya harus berjuang menahan diri; berada di dekat Faye seperti ini benar-benar menguji batasnya. la tahu dia tidak bisa berlama-lama di sini, atau godaan itu mungkin akan menjadi terlalu sulit untuk diabaikan.
Dengan gerakan cepat dan tegas, Evrard mengangkat kaki Faye ke tempat tidur tanpa menyesuaikan posisinya, hanya menyampirkan selimut yang sederhana ke tubuhnya. la kemudian segera melangkah keluar dari ruangan, menyadari dirinya butuh nikotin dan udara segar untuk menenangkan hasratnya yang berhasil bangkit hanya dengan melihat tubuh Faye.
Sambil menghembuskan asap rokok ke udara malam, Evrard berdiri dalam diam, pikirannya kacau oleh bayangan Faye. Ingatan akan tubuh Faye ketika perayaan di hotel kembali muncul, mengingatkan pada fantasi yang dulu terasa konyol, tapi sekarang nyaris menjadi nyata. la tidak menyangka bayangan itu akan terwujud secepat ini, bahkan meskipun hanya hanya melihat Faye dalam balutan bra dan celana dalam. Godaan untuk melangkah kembali ke kamar dan merobek batas terakhir yang menutupi tubuh Faye, mencumbunya sampai Faye lelah memohon untuk berhenti menguasai pikirannya.