-
-
-
-
Hari ini jadwal Khala menemani Oma . Setelah pulang sekolah dia tidak ikut Neo ataupun menyusul Natha seperti biasa . Selain di rumah ada Oma , Khala yang sangat antusias menunggu Raffa yang selama sudah berjanji untuk mengajak nya memasang Lego yang hampir jadi setengah . Masih ada beberapa box yang belum terakit karna terjeda dirinya yang kemarin sakit . Kendati mengajak Raffa secara langsung , Khala memilih untuk merakit di ruang tamu agar langsung terlihat Raffa saat turun dari lantai atas .
Oma sibuk membuat cake bersama mba Mira , sedangkan Tante Emeli sedang pergi menemui sahabat sahabat lama nya di sini . Sesekali Oma bertanya , mengajak ngobrol Khala lewat dapur yang tidak jauh dari ruang tamu . Khala selalu menjawab pertanyaan Oma dengan antusias , sejatinya Khala itu memang suka sekali berbicara namun beda cerita jika sudah ada Tante Emeli .
" Ada kegiatan apa aja hari ini disekolah dek " tanya Oma yang kini sibuk mengiris potongan stroberi untuk toping .
" Kaya biasa aja oma , cuma bedanya temen temen ikut olahraga sedangkan adek cuma diem dikelas . Adek pengen ikut olahraga kaya mereka tapi ayah udah ngomong sama guru nya buat ngasih kompensasi biar adek gak ikut , padahal liat mereka seru . Apalagi Fadel sama Farel ikut eskul futsal " sahut Khala agak keras .
Ah anak itu , baru kemarin dia mengucapkan tidak mau dipanggil adek tapi sekarang sudah memanggil dirinya dengan sebutan adek , pikir Lisa . Cucu terkecilnya itu memang sudah biasa mengucapkan nama nya dengan sebutan adek , jadi dia sedikit terkekeh saat kemarin mendengar bahwa dia tidak mau dipanggil dengan sebutan adek .
Lisa terkekeh , tersenyum kecil diujung sana . Tidak bisa dipungkiri , diantara cucu nya Khala adalah cucu yang paling menggemaskan . Selain terkecil , wajah turunan ibunya begitu melekat . Wajar saja karena ibunya memang begitu cantik . Khala hampir menurun pada gen ibunya . Sesaat Lisa merasakan hal yang tak biasa pada hatinya . Dimana ia harus menelan pahit bahwa cucu terkecilnya ini hidup tanpa ibu sedari bayi .
Saga merawat anak anaknya dengan begitu baik , termasuk anak bungsunya . Padahal anaknya itu laki laki yang dulu begitu anti dengan anak kecil , tapi setelah memiliki anak sifatnya berubah derastis . Selain merawat cucu cucunya dengan baik , Saga juga membentuk anaknya untuk menjadi orang yang selalu sabar juga sopan kepada siapapun .
" Beneran lanjut ngerakit "
Khala menoleh saat tiba tiba Raffa datang dan duduk di sebelahnya . Khala hanya mengangguk untuk merespon .
" Gue bantu , kan gue udah janji buat nemenin Lo ngerakit Lego " ucap Raffa membawa bongkahan Lego .
Khala memberikan space untuk Raffa . Raffa yang mendapat persetujuan Khala langsung merakit disamping anak itu . Padahal Raffa tidak begitu mengerti bagaimana merakit Lego , apalagi ini bukan Lego yang mudah menurutnya . Bahkan Raffa sampai mencari tutorial semalam bagaimana mendapatkan rumus untuk merakit Lego . Raffa hanya ingin dekat dengan saudara saudaranya , terlebih khala yang memang sejak dulu menarik diri . Raffa terlewat gemas dengan sepupu kecilnya ini , wajah polos Khala selalu membuatnya tertarik dari dulu . Apalagi saat senyum kotak itu terukir , Raffa selalu ingin di samping Khala sama seperti Neo juga Natha tapi Khala selalu menarik diri . Dan saat ada kesempatan seperti ini , akan Raffa pastikan mulai hari ini ia akan mendekati sepupu kecilnya ini .
" Salah , itu harusnya dipasang kesini bukan kesitu " Tegur khala , menunjuk Lego Raffa yang salah terpasang .
Raffa hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal . Setelahnya anak itu langsung mengajari rumus yang sudah ia kuasai dari kecil . Kunci nya hanya fokus , tapi dari tadi Raffa hanya fokus melihat wajah polos Khala yang dengan lihai menyatukan potongan potongan Lego tidak menyimak sama sekali penjelasan Khala .

KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA KHALA
RandomKuat nya hanya sebatas kata tanpa nyata , tawa yang mereka lihat hanya sebagian besar upaya untuk menutupi luka 🥀