-
-
-
-
Pagi pagi Natha sudah disibukan memasak untuk sarapan kedua adiknya , ayahnya pergi ke luar kota semalam sedangkan mba Mira datang sekitar jam setengah delapan . Jika biasanya ayahnya akan membuatkan sarapan , kali ini ia yang ambil alih .
Natha menaruh sedikit selai strawberry kedalam roti panggang milik adik bungsunya juga selai coklat milik Neo , mereka memang beda kesukaan . Setelah selesai ia menuangkan susu coklat hangat untuk Khala dan susu ultra untuk Neo juga dirinya di gelas satu persatu , setelah dirasa siap dia langsung membawa nya ke meja makan .
Natha sudah biasa menyiapkan sarapan seperti ini jika ayah nya sedang bepergian seperti ini , bukan hal yang sulit juga toh sedari kecil dia memang diajarkan untuk bisa mandiri karena dia anak sulung .
" Ayah mana kak " sibungsu datang dengan membawa tas ransel yang ada di punggungnya .
" Ada kerjaan di Surabaya , semalem berangkat "
" Ko gak di bangunin " sewot Khala ,
" Kasian katanya , kamu nyenyak banget tidurnya . Udah sarapan dulu lanjut lagi nanti misuh misuhnya " Khala mengerucutkan bibirnya lucu , ah rasanya Natha ingin sekali menyubit pelan bibir itu .
" Maaf ya kakak cuma bisa bikin sarapan roti aja , nanti kakak usahain buat tutorial bikin makanan deh biar kalo ayah engga ada kaya gini kalian bisa makan sarapan yang lain selain roti " ucap Natha , sebenarnya dia tidak tega memberi sarapan kedua adiknya roti bakar . Ya meskipun itu memang sudah cukup untuk kedua adiknya , tetapi ia ingin adik adiknya itu sarapan dengan makanan yang cukup mengenyangkan . Sebenernya bisa saja dia pesan online , tapi karena waktu nya mepet dia membuat sarapan sebisanya saja .
" Elah kak , ini juga udah cukup . Lagian bikin ginian aja gue gak bisa , udah sukur ada kakak yang bikinin " timpal Neo dengan melahap satu suapan pada mulutnya . Natha tersenyum simpul .
" Abisin ya , tapi beneran deh kakak bakal nyari tutorial masak biar bisa nyiapin sarapan kalian kebetulan mulai hari ini kakak berangkat agak siangan jadi bisa lah di waktu senggang itu kakak coba coba buat bikin makana , atau engga kakak nanti minta ajarin mba Mira aja ya " ucap Natha panjang lebar . Neo dan Khala hanya iya iya saja sebagai jawaban , lagian percuma juga melarang kakak nya itu .
" Nanti kakak jemput pulang sekolah ya dek , ada jadwal check up nanti sore sama om Gio "
Khala mengangguk , setiap bulannya memang Khala diwajibkan untuk check up memantau perkembangan jantung nya juga . Khala itu tidak suka rumah sakit tidak suka bau obat obatanya yang begitu menyengat , tapi Khala juga sadar dengan porsi tubuhnya . Dia ingin umur panjang , masih banyak wishlist yang belum ia wujudkan . Dia masih mau membahagiakan ayah juga kedua kakaknya , masih mau melihat Natha si manusia kaku menikah juga ingin melihat Neo si manusia konyol menimang anak seperti kakaknya . Dia ingin membanggakan ayahnya , tidak mau sampai perjuangan ayahnya dari dia kecil sia sia .
Natha sudah terbiasa mengantar Khala check up bulanan jika sang ayah ada kerjaan seperti ini , toh bukan hal yang sulit . Senyum Natha mengembang , memperhatikan bagaimana wajah tenang Khala yang sedang memakan sarapannya tanpa mereog seperti biasanya . Sehatnya Khala adalah kebahagiaan tak bernilai bagi keluarga nya , melihat Khala tumbuh menjadi remaja manis membuatnya tersadar bahwa adik kecilnya ini ternyata sudah beranjak besar .
Dari kecil Khala jarang sekali menangis , salah satu adiknya ini bahkan selalu aktif melebihi Neo . Khala itu anak yang anteng jika sudah fokus dengan satu mainannya , bahkan sampai sekarang pun anak itu akan selalu fokus jika sudah merakit Lego .
![](https://img.wattpad.com/cover/375691345-288-k290072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA KHALA
RandomKuat nya hanya sebatas kata tanpa nyata , tawa yang mereka lihat hanya sebagian besar upaya untuk menutupi luka 🥀