T i g a b e l a s

183 19 0
                                        


-

-

-

-




Sayang Khala kepada Natha juga tak kalah besar . Natha itu kakak idamannya , panutannya setelah ayah . Pun dengan Neo , Khala itu sebenarnya sayang sekali kepada Neo tapi sedikit canggung karena Neo bukan Natha yang selalu memberi perhatian secara langsung dan dia juga bukan adik yang bisa leluasa mengungkapkan rasa sayang nya kepada Neo . Natha selalu bisa membimbing adik adiknya dengan baik , ya meskipun Neo dan Khala memang sedikit bebal .

Khala mengerjapkan matanya , mengucek pelan sudut matanya yang sedikit gatal . Khala melirik ke bawah , melihat tubuhnya yang kini sudah tergulung selimut tebal . Ah , ini masih di kamar Natha . Setelah menyuapi kakaknya sarapan dia langsung meminum obat , pengaruh obat membuatnya terlelap dengan nyaman .

Khala melirik ke samping . Tidak ada Natha di samping nya , lalu kemana kakaknya . Bukankah kakaknya itu sedang tidak enak badan , tidak mungkin kan pergi kuliah karena saat mba Mira datang dengan membawa bubur waktu sudah menunjukan pukul sembilan yang artinya meskipun Natha berangkat pun sudah pasti telat .

Khala bangkit , berniat melangkahkan kakinya tapi urung ia lakukan karena pandangannya yang langsung menggelap. Ah , sial dia lupa bahwa penderita anemia tidak boleh bangkit tiba tiba dalam keadaan berbaring maupun duduk . Setelah memastikan pandangan nya kini sepenuhnya jelas , Khala melangkahkan kakinya membuka jendela untuk keluar menuju balkon .

Mobil Natha masih terpajang , yang artinya kakaknya tidak pergi kemana mana . Khala pun melangkahkan kakinya keluar menuju lantai bawah . Di persimpangan kamar Natha juga Neo , Khala melihat mba Mira yang baru saja keluar dari kamar Neo membawa alat pembersih.

" Loh , dek . Kenapa buru buru banget jalannya , hati hati nanti jatoh " peringat mba Mira saat melihat Khala yang berjalan tergesa .

" Mba liat kakak gak ? " Tanya Khala .

" Ada di bawah , udah bangun dari tadi "

Khala lantas mengangguk dan berjalan menuruni anak tangga . Di depan tv ia melihat persensi Natha yang sedang sibuk dengan lembaran kertas yang sudah pasti itu adalah tugas kuliah , ah kakaknya memang susah diingatkan . Padahal sebelum mereka terlelap kakaknya sudah berjanji untuk tidak menyentuh lembaran kertas itu lagi untuk sehari ini saja , tapi belum ada sehari kakaknya sudah ingkar . Bahkan kakaknya itu seperti nya tidak menyadari kedatangan Khala yang kini mulai menuruni anak tangga .

" Kenapa ingkar janji "

Natha menoleh saat melihat presensi adiknya yang sudah berdiri di samping nya . Terlalu fokus pada tugas sampai tidak menyadari kedatangan Khala di sampingnya .

Natha mengurut pelipis nya yang masih sedikit pening , meskipun tidak sesakit pagi tadi tapi tetap saja masih ada rasa pening yang tertinggal di kepalanya .

" Ah , ini kakak cuma beresin sedikit . Kakak udah gak papa dek , ini udah sembuh "

Natha membawa tangan kecil itu untuk memegang dahinya .

Panas nya memang tidak setinggi tadi pagi , tapi tetap saja masih ada hawa hangat yang dapat Khala rasakan .

" Bisa gak kak sehari aja musuhan dulu sama tugas . Lihat , gara gara tugas kakak jadi sakit kaya gini " ucap Khala dengan nada kesal .

Natha terkekeh melihat ekspresi Khala yang begitu lucu saat ini , ia gemas . " Iya iya , ayok ke kamar lagi . Atau mau makan ? Mba Mira udah masak , ini juga udah jadwalnya kamu minum obat "

LUKA KHALA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang