-
-
-
-
Netra kembar itu akhirnya terbuka setelah hampir enam jam lamanya tertutup dengan damai . Matanya mengerjap saat silau dari lampu menembus ke retina matanya . Matanya bergulir , menatap plafon yang berwarna putih . Sunyi , hanya ada suara detik jam yang terdengar . Ringisan kecil terdengar saat ia tak sengaja menyentuh tangan yang bergesekan dengan selimut yang ia pakai , dirinya baru menyadari ada infus yang sudah tertancap apik di punggung tangannya . Juga masker oksigen yang hampir menutupi setengah wajahnya .
Khala sedikit bangkit untuk mendudukkan dirinya , tapi ia meringis dan kembali berbaring saat pening itu tiba tiba muncul membuat kepalanya seakan ditusuk ribuan jarum . Tidak ada orang satupun diruangan ini , hanya ada dirinya sendiri . Khala mencoba mengingat ngingat apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya , mengapa dirinya bisa ada di rumah sakit seperti ini . Terkahir yang ia ingat itu dia sedang membeli beberapa keperluan untuk tugas sekolah bersama Fadel juga Farel , dan setelah nya ...
" Hai nak , syukur lah akhirnya kamu sadar juga "
Khala menoleh , menatap seseorang yang baru saja berucap dengan nada lembut . Dia tidak kenal siapa orang itu , dia tidak pernah bertemu dengan orang itu juga sebelumnya . Khala menatap bingung seseorang itu yang mulai duduk disamping ranjang pesakitannya .
" S-siapa ? " Tanyanya dengan nada serak .
" Hallo , nama Tante Safira . Kamu bisa panggil Tante Fira " sapanya memperkenalkan namanya , tidak lupa dengan senyuman manis yang terpatri di dalam bibirnya .
" Maaf untuk sebelum nya , kamu pasti bingung ya . Tadi siang tante nemuin kamu pingsan di toilet mall , Tante panik dan langsung bawa kamu ke rumah sakit " jelasnya .
Khala lantas mengangguk . Khala itu bukan type orang yang selalu berfikir negatif kepada orang lain , selagi tidak melukai Khala anggap orang itu baik .
" Maaf tante , aku pasti repotin Tante " ucapnya dengan mengalihkan pandangannya ke bawah , memilin jarinya yang saling bertaut .
Safira menatap gemas remaja yang ada di hadapannya . Remaja yang belum ia ketahui namanya terlihat begitu menggemaskan , wajahnya begitu manis apalagi saat menunduk seperti ini membuatnya semakin gemas .
" Engga sama sekali . Gimana keadaan kamu ? "
" Sudah lebih baik "
Safira mengangguk setelah mendengar jawaban remaja itu . Safira lantas membawa satu nampan berisi makan malam yang sudah disiapkan pihak rumah sakit . Tadi sebelum dia keluar suster datang membawa makan malam untuk remaja itu , makanan ini harus dimakan setelah remaja ini sadar .
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA KHALA
RandomKuat nya hanya sebatas kata tanpa nyata , tawa yang mereka lihat hanya sebagian besar upaya untuk menutupi luka 🥀