E m p a t

108 14 6
                                    





_

_

_

_





" Kenapa cuma di aduk aduk , makan dek " suara Saga menginterupsi saat Khala hanya mengaduk ngadukn makanan yang ada di depannya itu , berbeda dengan Neo dan Natha yang sudah lahap memakan sarapan mereka .

Khala mulai menyuapkan satu sendok makanan ke mulut , mengunyah nya malas . Hari ini rasanya Khala malas sekali berangkat sekolah karena rasa kantuk yang menyerangnya . Semalam , tepatnya pukul satu dinihari dia terjaga sampai pukul lima . Baru satu jam melenyap dia sudah dibangunkan untuk sekolah , ya bagaimana tidak merasa ngantuk seperti ini .

" Udah , Yah " Saga melirik , menelisik sarapan Khala yang bahkan hanya berkurang seperempat dari porsi yang diberikan .

" Masih banyak itu , ayo abisin masih setengah tujuh juga "

Khala menggeleng , menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya " engga , bosen aku tuh makan terus sama rumput " tolaknya sebagai alibi . Sebenernya Khala memang bukan tipe anak yang suka sayuran , tapi ayahnya ini tidak pernah menjauhkan tumbuhan yang rasanya itu seperti rumput dari makanan yang ia makan setiap waktunya . Mungkin sebelum sebelumnya dia bisa makan dengan damai walaupun harus terpaksa menelan sayuran karna mood nya sedang bagus , tapi kali ini . Moodnya sedang tidak bagus terlebih rasa kantuk itu yang terus menyerang nya menambah kesan buruk dipagi hari .

Tatapannya beralih , menatap wajah Neo dengan mata yang terlihat sembab meski samar . Semalam dia tidak keluar kamar lagi setelah kejadian itu , dia tidak tau kedua kakaknya itu bertahan berapa lama dengan keadaan seperti semalam . Berbeda dengan hari hari sebelumnya , Neo nampak tenang tidak sedikitpun mengusik dirinya . Diusik marah , tidak diusik juga tetap membuatnya ada yang kosong . Mungkin hanya perasaan nya saja mengingat saat Khala turun kedua kakaknya itu sudah anteng di meja makan .

" Napa Lo " Neo berujar saat sadar jika adiknya itu memandangi wajahnya . " Iya tau ganteng , gak usah liat liat nanti iri " sombong nya dengan meninggikan sedikit kerah seragamnya , Khala berdecih . Baru saja dia puji puji kakaknya itu tenang tidak mengusiknya , tapi lihatlah . Semua tidak berangsur lama , Khala langsung memutar matanya malas tidak menanggapi ucapan Neo .

" Dih , kagak jelas bet bocah dah . Adek lu tuh kak "

Natha yang namanya disebut hanya menoleh sedikit , lalu tidak merespon apapun .

" Kakak sama Ade sebelas dua belas , kagak ada yang beda . Sama semua " ocehnya .

" Abisin sarapannya bang jangan ngomong terus " tegur Saga.

" A-yah " lirih Khala , anak itu kini sibuk meraup oksigen melalu mulutnya dengan nafas yang berantakan . Tangannya mencengkram kuat bagian dada , Mereka semua kaget . Saga buru buru mendekat membuka dua kancing atas seragam Khala .

" Ambilin inhailer ! " Natha bergegas naik ke atas .

" Atur nafasnya pelan pelan , dek " Saga terus menenangkan bungsunya itu , menginterupsi agar anaknya ini tidak panik .

Sebenernya Khala memang sudah merasa sesak dari dini hari tadi tapi cukup mereda saat ia bangun , dan kembali memberat sebelum sarapan tadi . Karna sudah tidak kuat untuk menahannya akhirnya dia mengadu kepada ayahnya .

LUKA KHALA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang