Part 12

2 0 0
                                    

"Saaayang!!!" Sapa Zizi riang setelah sampai di ambang pintu ruangan Adnan. Di dalamnya ada Adnan yang sedang duduk melamun dibalik meja dengan tag CEO.

Tak ada tanggapan dari Adnan. Sepertinya lelaki itu sudah tenggelam dalam lamunannya.

"Sayang!!" Zizi mengguncang bahu Adnan.

"Ha?! Zi.. Zizi?" Adnan kaget dengan keberadaan kekasihnya itu.

"Kamu ngelamunin apa sih? Aku panggilin dari tadi loh" Omel Zizi.

"Maaf sayang. Aku lagi banyak pikiran. Kamu taulah tanggung jawab aku di perusahaan ini" Bohong. Adnan bukan sedang memikirkan perusahaan. Kepalanya pening memikirkan Rindu dan Zizi. Di satu sisi Ia sangat menyayangi Zizi, tapi di sisi lain Ia sadar kalau Rindu itu istri sahnya yang harusnya di perlakukan selayaknya.

"Yaudah, biar kamu gak pusing lagi. Makan siang dulu, ini udah aku bawain makanannya. Tadaaa" Zizi mengangkat tas kecil berisi wadah makanan. Ia lalu menarik Adnan menuju sofa.

"Kamu masak apa sayang?" Tanya Adnan antusias.

"Emm... Spaghetti, aku bisanya baru itu hehe. Maaf yaa nanti aku belajar lagi"

"Everything is okay as long as it is you" Kata Adnan lalu mengelus sayang puncak kepala Zizi.

Zizi membuka wadah makanan yang sudah dia buat dengan penuh usaha tadi pagi. Menunggu ekspresi Adnan saat mencicipi Spaghetti buatannya.

'Buseeet... masaknya pakai air laut kali ya' Adnan bergumam dalam hati setelah berhasil memasukkan satu sendok spaghetti ke mulutnya.

Ia melirik ke arah Zizi yang menatapnya dengan mata berbinar. Tidak mungkin Ia mengecewakan gadisnya itu.

"Gimana sayang? Enak gak? Aku tadi sengaja gak nyicipin. Pengen tau dari kamu aja rasanya gimana" Terang Zizi.

'Pantesaaaaan' Adnan menghela napas berusaha mengontrol mimik wajahnya.

"E... enak kok sayang" Ucap Adnan bohong.

"Aaaah seneng banget ayo di abisin. Oh iya, aku tadi juga beli pisang nih kesukaan kamu kan hahaha" Zizi tertawa lepas mengingat kenangannya dimasa lalu bersama Adnan karena buah pisang.

Adnan memang senang dengan makanan dan minuman dengan rasa pisang. Bahkan dulu dikelasnya Ia sering di panggil monyet ganteng karena terlalu suka pisang.

"Oh iya, tadi tuh hampir aja aku gak dapet pisangnya. Pas mau ambil eh ada mbak mbak yang mau beli juga" Zizi memulai sesi curhatnya.

"Terus kok bisa dapet?" Tanya Adnan.

"Duh, mbaknya tuh baik banget, udahlah cantik. Jadi dia nawarin biar pisangnya dibagi dua"

"Itu karena kamu juga baik, jadinya ketemu sama orang baik" Puji Adnan.

Zizi tersenyum mendengar perkataan Adnan. Lelaki di depannya memang selalu membuatnya berharga dan nyaman.

"Ehm ehm, ciee kumpul kebo!" Tiba-tiba sebuah suara menghentikan aktivitas Adnan dan Zizi.

"Mulut lo oneng!" Adnan jelas marah dengan perkataan Galang itu.

"Lah, emang bener. Udah punya istri malah bedua-duaan disini. Kalo bukan kumpul kebo apa namanya? Iya gak Zi?" Galang memang tipe orang yang blak-blakan. Ia tidak peduli dengan perasaan orang lain.

Zizi yang tadinya ceria berubah menjadi masam dengan perkataan Galang tadi. Sebelumnya, Cakra, Galang dan Kelvin sangat baik dan akrab dengannya karena dia sering diajak Adnan berkumpul dengan para sahabatnya itu.

Namun, setelah pernikahan Adnan, mereka semua berubah 180 derajat. Bahkan saat pesta pernikahan Adnan mereka tidak mau memberi tahu venue acaranya. Mereka juga menyita ponsel Adnan agar Ia tidak bisa menghubungi Zizi.

Rindu untuk AdnanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang