Setelah mendapatkan persetujuan Jay untuk menerima kehadiran Rora. Kedua pasangan tersebut memutuskan untuk segera tinggal bersama, menurut Jay hal itu mereka lakukan untuk mempererat momen antara calon ayah dan anak.
Lokasi tempat tinggal yang mereka pilih juga tidak jauh. Masih satu kota dengan keluarga dan sahabat terdekat.
Sebuah penthouse yang cocok untuk keluarga bahagia.
Paritha juga telah menyelesaikan pendidikannya. Melanjutkan perusahaan Sang Ayah juga Jay yang melanjutkan usaha orangtuanya.
"Adek yakin gak ikut Bunda sama Daddy makan di luar?" Tanya Paritha memastikan jawaban sang putri.
Ia mendudukkan dirinya di depan Rora sembari memangku sang anak. Dapat ia lihat Rora ragu untuk menjawab.
Tetapi tanpa ia sadari, tubuh mungil itu nyatanya sedang ketakutan. Sesekali melirik ke arah Jay yang menatapnya tajam namun kontan berubah ketika Paritha yang menoleh.
"Adek ikut aja yuk. Sehabis makan nanti kita pergi ke Timezone deh, mau kan? Atau mau nambah mainan lagi?"
Rora bimbang. Kalimat Jay begitu menggiurkan untuk anak seumurannya. Namun tatapan yang diberikan olehnya berbanding terbalik dengan ucapan manis itu.
Sebenarnya, Jay selalu memperlakukan Rora dengan baik hanya bila Paritha berada di sekitar mereka. Dan jika tidak, sifat asli pria itu akan timbul dan mulai menjadi malapetaka bagi Rora.
Paritha terlalu mempercayai tunangannya. Dan Rora pun terlalu takut untuk mengadu.
Paritha memberikan tanggungjawab penuh pada Nana untuk mengurusi Rora dan jarang terlibat langsung. Sehingga ia tidak pernah sekalipun melihat memar yang menghiasi tubuh putrinya yang tertutup kain.
"Adek, kok diem sih Daddy-nya nanya. Mau kan, udah ikut aja. Jangan malu-malu gitu, Daddy Jay itu Daddy kamu sayang. Bukan orang lain lagi."
Karena paksaan itu pula, Rora akan mendapat hukuman dari Jay nantinya.
Mereka memang melakukan seperti apa yang Jay ucapkan tadi.
Tetapi sehabis itu, Paritha mendapat panggilan dari sekretarisnya untuk kembali ke perusahaan meninggalkan Jay bersama dengan Rora juga Nana.
"Huaaahh~" Rora hanya mampu menangis mendapat perlakuan buruk dari pria yang ia sebut 'Daddy'.
Bugh!
Bugh!
"Nda~!" Jeritnya memanggil Paritha.
Plak!
Plak!
"Siapa yang menyuruhmu menerima tawaran itu, hah!"
Hujaman penuh rasa sakit kembali tubuh mungil itu terima, "Kan aku sudah bilang kalau Paritha menawarkan sesuatu tolak saja! Jangan pernah diterima!"
"Nda~ nda~"
Tangisan tersebut sama sekali tidak menyentuh jiwa Jay. Ia malah semakin mengeraskan pukulannya, merasa puas karena emosi yang selalu ia tahan kembali bisa terlampiaskan.
Bibi Nana -sang pengasuh tidak bisa berbuat apa-apa. Ancaman yang Jay layangkan mengenai masa depan anak-anaknya menjadi penahan bagi wanita itu untuk bertindak.
Rasa bersalah memenuhi relung hati Nana. Ia terdiam di pojokkan, menangis menyaksikan Rora yang terus dipukuli.
Berharap pada Paritha pun percuma, ia tidak memiliki bukti. CCTV yang terpasang pada sudut ruangan selalu dimatikan oleh Jay saat melakukan aksinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐁𝐚𝐛𝐲
Fanfiction"𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡, 𝐤𝐚𝐧?" - Start : November 15, 2024 End : -