Brothership YoonJin
.
⚠Adegan kejahatan dan kekerasan tidak untuk ditiru.⚠
.
Start: 02/10/2024
End: 06/01/2025
Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Semua nama, karakter, tempat, dan kejadian yang digambarkan tidak didasarkan pada kejadian nyata dan mu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat membaca.
.
.
.
Di kantor, Seokjin bersama Namjoon sedang membahas sesuatu yang serius. Taehyung juga ada di sana, setelah pulang sekolah, ia menyusul Namjoon ke kantor Seokjin.
"Aku akan coba menggali lebih dalam tentang mereka. Tapi kurasa kita butuh seseorang untuk menyelidiki langsung di lokasi, Hyung," kata Namjoon.
Seokjin menghela napas berat. "Kau benar. Aku akan mencari orang yang bisa kita percaya untuk menyelidiki mereka. Kita harus menemukan bukti yang cukup untuk memastikan mereka mendapatkan hukuman yang pantas."
Pembahasan itu jelas mengarah pada dua wanita Daegu itu. Seokjin tentu saja tidak bisa tinggal diam, meskipun Yoongi melarangnya untuk berurusan dengan mereka.
Ia benar-benar tidak habis pikir mengapa adiknya malah meminta hal itu, bukan memintanya untuk menghukum mereka saja?
Pintu ruangan Seokjin tiba-tiba terbuka, menampilkan Woo Bin yang melangkah masuk dengan tenang. Seokjin dan Namjoon menoleh ke arah pintu, sementara Taehyung hanya melirik sekilas sebelum kembali fokus bermain game di ponselnya.
"Papa?" gumam Seokjin bingung.
Woo Bin tersenyum tipis, kemudian duduk di sofa.
"Tumben papa ke sini, apa ada hal penting?" tanya Seokjin.
"Memangnya papa tidak boleh datang ke sini kalau tidak ada hal penting?" tanya Woo Bin balik.
"Tentu boleh, tapi tidak biasanya papa datang" balas Seokjin.
Bukannya menjawab, Woo Bin malah melempar bantal sofa ke arah Taehyung.
"Ah, apaan sih, Paman! Ish!" kesal Taehyung, mengangkat bantal itu.
"Pamannya datang, bukannya disapa, malah sibuk main terus," cibir Woo Bin.
Taehyung memutar matanya. "Halo, Paman," sapanya setengah hati, lalu kembali sibuk dengan ponselnya.
Woo Bin hanya terkekeh kecil sambil menggelengkan kepala. Ia sudah paham betul dengan sikap keponakannya itu.
Pandangannya kemudian beralih ke Seokjin. Ia menarik napas pelan sebelum merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah flashdisk, lalu menyerahkannya pada putra sulungnya.
Seokjin mengernyit bingung. "Apa ini?"
"Papa tahu kalian sedang mencari bukti tentang dua wanita Daegu itu," ujar Woo Bin dengan tenang.
Mata Seokjin dan Namjoon membelalak kaget.
"Paman tahu?" tanya Namjoon, setengah tidak percaya.
Woo Bin mengangguk. "Hmm."
"Flashdisk ini, berisi sebagian bukti kejahatan mereka."
"Benarkah?" tanya Seokjin menatap papanya.
Mendengar pembicaraan serius itu, Taehyung yang tadinya fokus pada gamenya langsung mendekat. Kini ia ikut duduk di sofa, memasang telinga untuk mendengar lebih jelas.