Bab 9

320 37 2
                                    

Selamat membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca.

.

.

.

Setelah perjalanan pulang dari Daegu, Seokjin memarkirkan mobilnya di garasi dan melangkah memasuki rumah. Ia melihat Aera, sang mama, duduk di sofa, seolah semua kepenatan yang ia rasakan seakan menguap.

Seokjin menghampiri mamanya, dan tanpa ragu, ia merebahkan dirinya dengan kepala di pangkuan mamanya.

Aera terkekeh melihat kelakuan anak sulungnya. Ia mengelus surai Seokjin lembut, penuh kasih sayang, lalu menatap wajah putranya.

"Ada apa? Kenapa terlihat murung?" tanya Aera.

Seokjin terdiam menatap langit-langit rumah.

"Mama, apa aku bisa menemukan Yoongi?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir Seokjin, membuat Aera terhenyak.

Mata Aera sejenak melebar, lalu kembali menatap putranya dengan penuh empati.

"Aku tidak tahu harus mencari adikku ke mana lagi. Dan apakah benar sosok adikku yang kucari itu... masih hidup?" Suara Seokjin melirih diakhir, mencerminkan betapa buntu dirinya setelah percakapan dengan Namjoon semalam.

"Mama tidak tahu apakah Yoongi masih hidup atau tidak," Aera menjawab dengan nada sendu.

"Tapi disisi lain mama yakin, jika adikmu masih hidup, dan jika kau terus berusaha, pasti kau akan menemukan adikmu." Aera berbicara dengan keyakinan, meski bayangan kemungkinan terburuk selalu menghantui pikirannya.

Seokjin terdiam mendengar kata-kata itu.

"Lalu kenapa Papa menyerah mencarinya? Apa papa tidak yakin lagi jika Yoongi masih hidup?" tanya Seokjin sendu.

Aera menunduk sejenak, mencari kata-kata yang tepat. "Bukan, nak. Papa bukan menyerah karena tidak percaya Yoongi masih hidup. Dia hanya tidak kuat menelan kekecewaan yang terus-menerus datang," jelasnya.

"Dia sudah berusaha sekuat tenaga, dan setiap kali kita berharap, harapan itu seakan sirna. Jika kau merasa ingin menyerah, mama akan mengerti, Jin. Mama tahu kau pasti juga merasakan betapa sakitnya itu."

Namun, seketika Seokjin mengangkat kepalanya, dan mengambil posisi duduk menatap Aera dengan tekad yang menyala di matanya.

"Tidak, Mama! Aku tidak akan pernah menyerah mencari adikku! Aku harus terus berusaha, entah seberapa sulitnya," katanya tegas.

Aera terdiam, melihat semangat yang membara dalam diri putranya. Dalam hatinya, ia merasakan campuran bangga dan cemas.

"Seokjin, berjanji lah, jangan sampai kau biarkan hatimu terus terluka dalam pencarian ini. Mama tidak ingin itu."

Seokjin mengangguk dan tersenyum simpul. Seokjin merasakan harapan kecil tumbuh di dalam dirinya, berkat dukungan dan cinta tak terhingga dari mamanya.

Threads of Affection | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang