bab 30

8 0 0
                                    

Jina duduk di bangku depan minimarket. Dia baru saja pulang dari tempat kejadian perkara. Karna dia dapat kasus perampokan. Dan sekarang dia sedang istirahat karna telah menangani kasus tersebut. Sampai detik ini jina belum ada tanda titik terang pelaku pembunuhan. Seolah menjadi jalan buntu baginya. 
Iya pembunuhan yang ada di taman kota saat itu.pelakunya susah untuk di cari.

"Hufttt... Kesel banget gw tadi makanan nya ga enak. Kalo bukan karna laper gw ga bakalan makan itu makanan nya" Ucap zidan datang membawa minuman cola nya yang tadi dia beli di supermarket. Zidan duduk di bangku berhadapan dengan jina langsung. Apa apa zidan selalu berdua sama jina. Yah namanya juga rekan satu tim.

"Ada perintah dari komandan?" Tanya jina saat melihat zidan yang sedang memakan kacang yang dibeli. 

"Ga ada," Jawab zidan sambil melahap kacang. Jina menghela nafas nya lelah. Untuk kali ini dia merasa seperti gagal untuk mengetahui si pembunuh guru di taman kota. Dan juga motif bunuh diri yang ada di sekolah yang Lhala tempati menurut nya aneh. Memang di CCTV tidak ada tanda pembunuhan hanya saja alm yang memang ingin bunuh diri. Tapi pembunuhan sang guru masih harus dia cari. 

"Saksi yang di taman kota gimana?" Tanya jina berharap dari beberapa saksi ada yang memberikan titik terang pembunuhan. Tapi zidan hanya menggelengkan kepala nya. 

Tanda nya memang tidak ada. 

"Kenapa harus ga ada CCTV di sana huft.. " Tentu saja seharusnya ada. Tapi daerah sana memang minum CCTV.

"Yang gw denger kalo di tempat itu udah ada CCTV jadi biar ga ada kejadian kaya waktu itu lagi."

"Pas ada kejadian baru pasang CCTV dasar"

Zidan hanya mengangkat bahu nya acuh. Dia lebih mementingkan makanan nya. Dia terlalu lelah karna sudah dua hari lembur karna menggantikan Radit yang tak masuk. Radit meminta cuti dua hari  jadi zidan mengantikan nya.

Jina melihat jam tangan nya yang sudah menunjukan pukul 10 pagi. Sudah waktu nya dia kembali ke kantor polisi. 

"Ayo kita kehabisan waktu. Sudah seharusnya lapor pada komandan" Ajak jina berdiri menarik zidan untuk pergi. Dengan sangat terpaksa zidan ikuti tapi sebelum nya dia mengambil makanan nya yang masih tersisa dan mereka masuk ke dalam mobil zidan. 

Kali ini yang menyetir adalah jina. Karna zidan terlihat seperti zombie. Lihat saja kantung mata nya gelap. 

Jina menyetir mobil sedangkan zidan dia melihat layar hp nya. Pemberitahuan dari kolega nya kalau sekarang waktunya untuk rapat. 

"Naaa buru naaa gece gece ada rapat"

"Kenapa harus ada rapat dadakannnn" Ucap jina menggerutu. Dia melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi. 


Di sisi lain 

Yesaya melihat ridho dengan tatapan bingung. Gimana dia ga bingung penampilan ridho sekarang sangat amat berubah. Sangat berubah total. Dia tidak memakai kacamata dan baju nya tidak di masukan. Sekarang dia bajunya di keluarkan dan juga tidak di kancing. Dia tidak memakai kacamata. Rambut nya dia potong tidak berantakan pula. Dia terlihat nampak sangat ceria penuh dengan pesona. Tidak ada wajah tertekan penuh dengan ketakutan.

Semua anak anak yang ada di lorong koridor saling berbisik melihat ridho. Ada yang juga terang terangan mengagumi penampilan ridho.

Ridho menyadari itu, dia hanya senyum pada pada gadis gadis yang lewati dirinya. Lihat saja senyuman nya yang manis itu. Apa betul itu ridho?

Di belokan dia bertemu dengan Glen cz. Ridho menghentikan langkah nya dan berhadapan langsung dengan Glen. 

"Hallo Glenn.. Kapan mau main basket? Gw berniat mau ikut main bergabung sama kalian" Kata ridho sambil tersenyum. Wah ini anak son akrab banget sama Glen cz. Yesaya menganga melihat ridho yang berani nya bicara dengan Glen. Memang dia tidak pernah berinteraksi dengan Glen. Tapi baru sekarang Yesaya melihat ridho yang berani menyapa duluan Glen. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRANSMIGRASI "DARAH PSICHO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang