Chapter 22

2.4K 198 67
                                    

Hallo teman-teman jangan lupa di bantu vote dan komennya yaaa!
Terimakasih




...Selamat Membaca...















Setelah menempuh perjalanan beberapa jam dari Jakarta menuju Bandung, akhirnya Shani tiba di depan rumah Gracia sekaligus rumah ibu kandungnya. Tanpa beristirahat, dan merubah posisi Gracia yg sejak tadi masih betah tertidur di pangkuannya. Meskipun merasa sedikit pegal saat menyetir karna harus memangku Gracia, tetapi ia bisa mengemudikan mobilnya dengan selamat sampai tujuan dan tidak merasa terganggu sama sekali. Malah Shani merasa nyaman saat Gracia berada di dekatnya.

Gracia yg tertidur pulas di bahu Shani, membuatnya tidak sadar kalau mobil yg mereka tumpangi sudah berhenti sejak tadi. Shani yg tidak tega untuk membangunkan Gracia memilih untuk membiarkan Gracia sampai tebangun sendiri, sekaligus ia mengistirahatkan badannya yg kini terasa kebas. Namun sudah setengah jam sejak mereka sampai didepan rumah, tidak ada pergerakan dari Gracia yg menandakan ia akan terbangun. Shani menghela nafas kemudian tesenyum sambil mengusap punggung Gracia, kemudian ia berniat untuk turun dari mobilnya sambil menggendong Gracia tanpa membangunkannya.

Shani memundurkan kursinya agar memudahkan ia keluar dari dalam mobil, setelah itu barulah ia bersiap-siap untuk bangun dan keluar sambil menggendong Gracia. Bahkan setiap pergerakan yg Shani lakukan sama sekali tidak mengganggu tidur lelap Gracia, yg sepertinya terlihat sangat mengantuk. Setelah keluar dari dalam mobil, Shani pun berjalan menuju pintu masuk. Berharap setelah mengetuk pintu, pemilik rumah akan segera membukanya. Agar Shani tidak perlu menunggu lama didepan pintu karna kini badannya mulai terasa pegal.

Shani memencet bell dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menahan badan Gracia agar tidak jatuh.

Harapan Shani sepertinya terkabul, karna tanpa menunggu waktu lama pintu itu segera di buka dari dalam. Dan setelah pintu itu terbuka, terlihat Shanju yg baru saja keluar dari dalam rumah dengan sudah menggunakan baju tidurnya. Sepertinya ia memang sengaja tidak tidur, karna menunggu Gracia dan Shani sampai di rumah.

"Assalamualaikum mah" ucap Shani pelan, setelah Shanju membuka pintu dan keluar dari dalam rumahnya.

"Waalaikumsalam sayang, ya ampun alhamdulillah akhirnya kalian sampe juga. Mama tungguin dari tadi sampe ga bisa tidur, ngechat kamu juga ga dibales bikin mama khawatir tau ga" ucap Shanju dengan wajah cemasnya.

"Iya maaf ya mah, tadi aku ga sempet main handphone selama di perjalanan makanya aku ga bisa bales chat mama" ucap Shani menjelaskan.

"Yauda gapapa, yg penting kalian udah sampe dengan selamat. Terus kenapa ini Gracia di gendong segala sayang? Masuk dulu ayo kasian kamu pasti keberatan gendong adik kamu yg banyak makannya ini" ucap Shanju yg mempersilahkan anak pertama dan anak keduanya untuk masuk kedalam rumah sambil memberikan jalan agar Shani bisa masuk kedalam.

"Gracia dari tadi tidur mah di mobil, terus aku ga tega buat bangunin dia. Padahal kita udah sampe didepan dari setengah jam yg lalu, tapi ga ada tanda-tanda dia bangun makanya aku mutusin buat gendong dia" jawab Shani sambil berjalan masuk ke dalam rumah yg sudah tampak sepi, hanya Shanju yg masih terjaga dari tidurnya. Mungkin yg lain sudah tertidur pulas, karna waktu juga sudah menunjukkan pukul 00.10 malam.

"Ya ampun, berarti selama perjalanan menuju kesini kamu nyetir sendirian dong ga ditemenin sama adik kamu Shan?" Tanya Shanju yg merasa kasihan pada anak pertamanya yg terlihat kelelahan dan mengantuk karna menyetir dari Jakarta ke Bandung sendirian, dan hanya ditemani oleh Gracia yg selama perjalanan hanya tertidur pulas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

From Sister, To Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang