Skyler - Communication Center Room 2

180 16 0
                                    

Music for the chapter
> Cimorelli - Believe It

Skyler - Communication Center Room 2

SKYLER

Aku dan Trevor.
Aku sedikit marah dibohongi selama ini. Aku orang pertama yang bertemu dengannya. Tapi terserah sekarang bukan saat untuk masalah itu.

Aku dan Trevor berjalan ke Room 2 untuk mencari tim penyelamat. Siapa tau mereka mengerti apa yang terjadi. Sementara May dan para citizen yang lain pergi ke homestay dan mengemasi barang mereka. Kulihat si Japanese Readhead masih mengikutiku dan Trevor. Kurasa dia masih bingung apa tugasnya.

Vika, mencari tempat mana yang dituju. Jack, assisten May. Sementara yang lainnya di beritahu tugasnya nanti.

Aku sedikit bingung dengan insiden si penyihir itu dan kabut misteriusnya mungkin aku tidak dikejar kabut itu. Tapi ada yang aneh. Maksudku benar benar aneh. Dari dulu sampai sekarang tidak ada yang benar.

"Masih memikirkan tentang apa yang terjadi?"tanya Japanese Readhead.

"Dia tidak semudah itu menyerah."jawab Trevor.

Aku hanya tertawa.

Sesampainya di Room 2.
Kulihat banyak anggota komunikasi sudah bersiap.

"Let's finish this!!!"

Aku berjalan kesebuah alat radio seukuran buku tulis. Kurasa awalnya benda itu tidak ada disini.

"Aku ambil itu dari replica."

Itu Michelle.

"Untuk apa?"tanyaku.

"Kurasa berguna."jawab Michelle.

Trevor menyalakan radio pertama. Dan suara denging memekakkan telinga keluar dari benda itu. Entah ada apa. Readhead mengeluarkan pedangnya dan menghancurkan benda itu. Trevor menghindari pedang Readhead. Setelah radio itu hancur, Suara itu berhenti.

Brakk!!!!

"Apa itu?"tanya Vika sambil mengelus telinganya. Yang datang bersama Jade - kurasa aku lupa namanya siapa.

"Entah, dari radio ini." Trevor menunjuk radio hancur itu. Sementara, Readhead menyimpan pedangnya. Vika mengangguk.

Michelle menyalakan radio lainnya radio yang paling kecil. Dan suara itu keluar lagi. Readhead lagi lagi menghancurkan radio itu.

"Sebenarnya ada apa ini?"teriak Mina dan kakaknya, Gina.

"Kurasa kau juga tidak mau tau." Readhead bersiap dengan pedangnya di radio selanjutnya.

Michelle menyalakan radio dari replica dan benda itu mengeluarkan bunyi aneh lagi. ReadHead menghancurkannya.

"Sekarang hanya tinggal 2 radio."ucapku pada ReadHead.

Trevor menyalakan radio besar. Benda itu malah lebih kacau. Aku terkejut dengan bunyinya yang besar dan memekik. Hingga jatuh dan kepalaku terbentur rak. Readhead menghancurkan benda itu.

Aku memegang telingaku. Suara itu bisa menghancurkan gendang telinga. Sangat. Sangat menyakiti telinga.

"Itu pilihan terakhir."ucapku sambil melihat radio terakhir. Itu radio biasa yang dibawa oleh Michelle

"Red!"panggil Michelle sambil memegang tombol untuk menyalakan 'ON'.

Tek!

Radio itu menyala.

Bukan bunyi 'Nggiiiiiiinggg' yang sangat menyakiti telinga.

Bunyinya seperti radio yang salurannya sedang dicari. Michelle menyetel radio itu, mencari saluran yang benar.

"Ini baru benar!!!" Vika senang.

Jade menekan sesuatu ponselnya. Sebuah lagu diputarnya.

Believe it
Believe it

And the whole world
stand the next to you
And the whole world
Watchin' over you

"National Guard Command Control Leader. Confirm you identity!"

"Ssst!" Jade mematikan ponselnya.

"This is Skyler Hyedr. Over."jawabku.

"Where's your posision?"

"We have no idea. It some place between Los Angeles and Moskow."

Kudengar suara itu terkekeh. Tapi ini hal yang sebenarnya. Aku melihat May di pintu dan kuberikan radio itu padanya.

"Who is this?" tanya May.

"National Guard Command Control. Are you Skyler Hyeder?"

"No. I'm Maynolds M.C Samuel. Where are the command control? We need help. Quickly!"

"We didn't get your position! Please, confirm your position?"

"Can you track us? Because we doesn't know where and what is this place." Vika mengambil alih.

"And who is this?"

"Veranika Skaaya. Quickly! We need help!!"

Radio itu kembali ke May. Kulihat Michelle dan Trevor sedang melihat sesuatu di laptop. Aku melihatnya. Michelle menyambungkan GPS-nya pada laptopnya. Lalu menekan beberapa tombol dan munculah gambar bumi juga sebuah titik merah. Kurasa titik itu adalah tempat kami sekarang. Michelle menekan tombol enter.

Gambar air.

Pasific Ocean

Titik itu berada di antara Pasific Ocean dan sebuah tempat lain.

"Tempat apa itu?"tanya Trevor.

"Hulk City, England."jawab May.

"This is extraordinarily confusing!!!" May berkata.

May menekan sebuah tombol. "We are in a place between Hulk City and Pasific Ocean." ucap May.

"Okay."jawab komando kontrol itu dengan santai. "Your only hope is Oxford. There is a quarantine there. And that place is gonna closed...."

Kami menunggu jawaban dengan tidak sabar. "3 days. If this weird condition is doesnt get hard. How many are you in there?"

May memberikan radio itu pada Trevor. "894 people. Its all of us."

"You must hurried. England gonna be destroyed. Hurried before..."

Radio itu mengeluarkan bunyi memekik dengan volume sangat keras. Kami yang ada diruangan itu terjatuh ke lantai sambil menutup telinga. Readhead sudah pingsan dilantai. May mengambil sebuah pisau lipat dari saku Vika dan menghancurkan radio itu.

Suara itu perlahan menghilang. Saat suara itu mengecil May melepas sepatunya dan menghancurkan radio itu sampai berkeping keping.

Kami semua segera berdiri setelah suara itu menghilang. Michelle mengecek laptopnya. "Jarak ke Oxford... 900 Miles from here."

"We must make a transport."ucap May sambil berjalan pergi bersama Vika, Jade, dan Mina, Gina.

Aku berdiri dan melihat laptop Michelle.

Tunggu, bagaimana laptopnya bisa bekerja?
Radio saja menggila.

"Kau yakin laptopmu benar?"tanyaku pada Michelle.

Michelle terlihat ragu. Michelle melihat radar. Sepertinya radar, karena kelihatannya begitu. Ada sebuah titik yang mendekat bukan titik. Lebih seperti...

Mata Michelle membelalak kaget. "Itu kabut yang tadi!"

#ToBeCountinued
Date : 24 Juni 2015

[[ Cukup panjang, kan?
Next chapter bakalan pendek. Karena itu P.O.V-nya si kecil Mina.

- Jode ]]

Broken City (#2 Survivors Trilogy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang