Music for the chapter
> Further Away - LissieDYSTOPIA
May mengikuti Trevor ke tempat penyimpanan bus.
Sesampainya disana May melihat ada banyak bus disana. Sekitar 50'an lebih.
"Apa benar semua bus ini tidak bisa bekerja?"tanya May sambil melihat bus itu.
"Ya."jawab Trevor santai.
May melihat kebelakangnya. Daniel.
Entah kenapa cowok satu itu sering mengikutinya akhir akhir ini."Panggilkan para teknisi dan mekanik." suruh May.
"Nanti aku satu bus denganmu."jawab Daniel.
May mengangguk.
Daniel segera ke Hall dan memanggil para teknisi. "Para teknisi dan mekanik dipanggil."
Ada sekitar 80'an orang berdiri dan mengikuti Daniel. Semua teknisi pergi. Kecuali Michelle yang masih berkutak dengan laptopnya.
"Sudah."jawab Daniel sambil berdiri di sebelah May.
"Kalian bisa memperbaiki bus ini?"tanya May.
Mereka semua menggeleng.
"Bus itu sudah pernah dicoba untuk diperbaiki tapi..."si teknisi tidak menyelesaikan kata katanya.
"Tapi apa?" May bingung.
"Mesinnya aneh. Tidak ada yang kami mengerti."lanjut si teknisi yang lainnya.
"Siapa nama kalian?"tanya May.
"Fred."jawab si teknisi pertama.
"Anton."jawab si teknisi kedua.
May berpikir. "Danny, panggilkan Jack suruh dia bawa buku itu." suruh May pada Daniel dan tanpa sadar sudah memanggil Daniel dengan nama panggilan.
Daniel melihat May sambil tersenyum. Lalu pergi memanggil Jack. Daniel melihat Jack yang sedang berusaha membuka buku itu tapi tidak bisa.
"Jack, kau dipanggil."ucap Daniel. "Bawa buku itu."lanjut Daniel.
Jack membawa buku yang cukup tebal dan berat itu. Sesampainya di tempat penyimpanan bus May sudah menyiapkan sebuah meja untuk buku itu. Jack meletakkan buku itu di meja. May membuka halaman depan buku itu.
"Aku tidak bisa membukanya tadi."ucap Jack bingung.
"Sama halnya dengan tongkat sihir."lanjut Daniel.
Tiba tiba lembaran halaman buku itu kembali terbuka sendiri. Dibuku itu ada tulisan dengan huruf Demones.
"DYSTOPIA MACHINE ON"
Semua bus langsung menyala. Mereka semua yang ada disana kebingungan. Terutama May.
Semuanya hampir hanya dia yang bisa lakukan. Membunuh Zqarafhime, memegang tongkatnya bahkan menghancurkannya, membuka buku aneh, dan mengucapkan sebuah kalimat aneh.
"Ada apa ini sebenarnya?" Trevor bingung.
"Kurasa kita pergi saja." Jade datang.
"Ada apa?"tanya Trevor.
Michelle datang sambil membawa laptopnya dan menaruhnya di meja. Gambar bumi.
"Ini titik merah. Ini adalah kordinat kita. Dan lihat titik ini bergerak." Michelle menunjuk sebuah titik.
"Kita harus pergi."ucap May.
"Sudah aku siapkan barang barang kalian."ucap Jade.
"Dari homestay?"tanya Trevor.
"Ada beberapa orang terjebak di homestay tapi mereka bisa pergi lewat terowongan. Dan bagusnya mereka sempat membawa barang yang lainnya." Jade menjelaskan.
"Baik." Trevor mengangguk.
"Kalian bisa menyetir mobil?"tanya May pada para teknisi.
Mereka semua mengangguk.
"Ambil satu mobil. Dan siapkan bahan bakarnya." May kembali melihat buku itu. Tulisan buku itu berubah. "GASOLINE FOR RIDE"
Dan sebuah pintu muncul di dinding. Jade berjalan mendekat dan membuka pintu itu ada bergalon galon bahan bakar.
"Kalian bisa bersiap. Bagi yang tidak dapat kendaraan untuk di kendaraan bisa membantuku di aula."ucap May sambil membawa buku itu. Tapi sebelum May membawa buku itu. Buku itu menipis lalu melipat dengan sendirinya menjadi seukuran saku baju. May mengambilnya dan menyimpannya di saku kemejanya dan menutup resleting saku itu.
"Let's Go!!!"
#To Be Countinued
Date : Rabu, 24 Juni 2015[[Tinggal 1 chapter menuju akhir. Terus baca ya...
- Jode ]]
![](https://img.wattpad.com/cover/41457062-288-k849121.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken City (#2 Survivors Trilogy)
Science FictionMay, Daniel, Jade, Paul, Michelle, Doyle, Connor, dan James bertemu disebuah jalan kosong tanpa jejak. Dan bertemu dengan seorang gadis rusia bernama Vika, seorang warga Broken City. Dan mereka - dengan bantuan Vika sampai di Broken City. Sesampainy...