_
_
_Pesan itu juga terlihat dibaca Yoongi namun tetap tak ada jawaban. Kali
ini membuat Jimin sedih dan juga emosi. Tanpa fikir panjang Jimin
langsung menelphone Yoongi.Membiarkan Hp itu terus berdering. Suara ringtonenya berpacu dengan
suara tangis Yoongi. Membuka HP di genggamannya dan memblock nomor Jimin.Antara marah dan benar-benar sedih,
"jadi bukan karna dia sibuk atau fokus ujian tapi memang sengaja menjauh". batin Jimin.Setelah semua yang terjadi, setelah hubungan nya dengan Yoongi jadi sedekat ini. Jimin bahkan setuju membakar diary Jiyoon, buku yang
selalu jadi benda keramat untuk Jimin, semua demi Yoongi.Disamping rasa kecewa yang dalam, Jimin mencoba berfikir positif, bukan kah dia sudah mengatakan akan selalu mendukung Yoongi. Tapi ini terlalu menyedihkan, semakin difikirkan rasanya semakin ingin bertemu Yoongi.
Menutup Handphone dan menghela nafas dalam. Terasa ada yang menggumpal di dada, Yoongi tak menyangka akan terasa seberat ini Jimin menguasai seluruh fikirannya, entah kapan di mulainya, bahkan lebih terganggu memikirkan Jimin di banding mengingat Jiyoon.
Malam terasa berat, sungguh Yoongi ingin jarum jam berhenti malam ini dan tak pernah pagi. Besok adalah hari pertunangan yang sangat di nantikan keluarganya.
Pilihan yang awalnya di kira adalah jalan yang terbaik, tapi entah kenapa
saat ini Yoongi jadi ragu. Hatinya kacau karna dipenuhi semua tentang
Jimin."Tak seharusnya seperti ini. Perasaan apa sebenarnya ini. Bagaimanapun Jimin hanya menggangab ku sebagai pengganti Jiyoon.
Yoongia sadarlah". Batin Yoongi.
Hasrat yang kuat ingin bertemu Jimin. Sekuat tenanga Yoongi berusaha menahan diri.Sementara itu di kediaman orang tua Yoongi. Oema nya juga melewati malam dengan gelisah. Yoongi bersikeras untuk tetap tidur diapartment nya walaupun besok adalah hari pertunangannya.
Semenjak mengetahui tentang keberadaan Jimin disekitar Yoongi, eoma Yoongi selalu memantau gerak-gerik anak tunggalnya itu. Khawatir Yoongi akan mengacaukan apa yang sudah ia upayakan untuk kebaikan Yoongi selama ini.
Emosinya benar-benar tak terkendali sejak tau siapa Jimin, apalagi memergoki Jimin bahkan berada di apartemen Yoongi. Tapi eomanya menahan diri agar Yoongi dapat dikendalikan. Tapi sebagai seorang ibu, dia tak bisa tenang dan terus khawatir Yoongi akan Salah langkah lagi
seperti yang pernah terjadi.Melewati malam dengan gundah, hampir sepanjang malam air mata
Jimin tak henti mengalir. Berfikir mengingat Jiyoon tapi tanpa Jimin sadari hatinya lebih kacau karena Yoongi.
Alibi kasihan Jiyoon dilupakan dan dia malah akan bertunangan dengan orang lain sebenarnya hanya menutupi kekecewaan Jimin yang merasa tak rela Yoongi bersama orang lain.Diabaikan Yoongi terasa sangat menyakitkan. Jimin merasa Yoongi tak peduli padanya, walaupun begitu banyak kenangan bersama Yoongi
yang sudah tercipta.Jimin baru tertidur saat matahari sudah mulai muncul, kelelahan
karna banyak menangis dan banyak berfikir..
.
.Kegilaan selanjutnya, pagi ini sebelum berangkat menuju gedung tempat acara pertunangan diadakan, Yoongi malah berdiri di depan kamar Jimin.
Setelah menyiksa diri dengan mengabaikan Jimin, bahkan memblock nomor Jimin dari HP nya. Tapi pagi ini perdebatan hati dan otaknya menghasilkan keputusan harus menemui Jimin.
Sulit untuk di jelaskan, tapi rasanya Yoongi tak akan mampu melewati hari ini tanpa bertemu dengan Jimin terlebih dahulu.Bel berbunyi berulang kali, Jimin akhirnya nya terbangun oleh suara bel pintu itu.
Sempoyongan berjalan ke arah pintu. Terpaku melihat siapa yang berdiri
dibalik pintu yang ia buka.Yoongi menunggu cukup lama sampai Jimin membuka pintu, bahkan nyaris putus asa, khawatir Jimin mungkin malah tak ingin membuka pintu itu sama sekali
Tapi setelah melihat wajah Jimin Yoongi malah memasang wajar datar
seolah tak terjadi apa-apa, dan dia hanya datang mampir seperti biasa."Apa aku ke pagian ?" tanya Yoongi.
melihat mata Jimin yang masih bengkak karna baru bangun. Lalu Yoongi langsung berjalan masuk sebelum Jimin menjawab pertanyaan nya.Jimin mematung di depan pintu, tak percaya tapi yang datang adalah
benar-benar Yoongi.
"Kenapa dia kesini, bukan nya hariini adalah acara pertunangan nya"
Gumam Jimin.Yoongi duduk di sofa tempat favorite nya ketika dikamar Jimin. Memasang
wajah dingin dan kaku yang sulit untuk di tutupi.Jimin menutup pintu, kembali masuk dan berjalan melewati Yoongi tanpa
bicara sepatah kata pun. Mengabaikan Yoongi begitu saja dan langsung masuk ke kamar mandi.
Mencuci muka agar kembali ke kesabarannya, dan juga mengambil waktu itu untuk menenangkan diri.
Yoongi membuatnya menangis semalaman, mengabaikan panggilan dan bahkan langsung di block. Tapi pagi ini dia datang seenaknya dan seolah tak terjadi apa-apa.Yoongi hanya bisa diam melihat perubahan sikap Jimin. Jelas alasan Jimin marah karna Yoongi mengabaikannya.
Cukup lama akhirnya Jimin keluar dari kamar mandi sambil merapikan
baju yang baru dia pakai setelah mandi."Bukannya hari ini adalah hari pertunangan mu" tanya Jimin pelan.
"iya !" Jawab Yoongi singkat.
"Trus kenapa kesini ?." balas Jimin.
"Bantu aku memakai jas ini" Jawab Yoongi sambil menyodorkan bungkusan jas dari tadi dia bawa.
Jimin menghela nafas dalam, terlalu sulit menanggapi sikap Yoongi dengan
bercanda apalagi tertawa, malah terasa sesak dan menyakitkan."Seperti tak merasa bersalah sama sekali, ternyata dia datang hanya menyuruh ku membantunya memakai jas, pakaian yang akan dia pakai bersanding dengan orang lain". Jimin menggumam kata umpatan
dalam hatinya.Begitu banyak kata yang ingin diucapkan pada Jimin, tapi entah kenapa membantu memakai jas lah yang akhirnya Yoongi utarakan.
Jimin menatap Yoongi dalam, sebelum akhirnya mengulurkan tangan meraih kantong baju disamping Yoongi.
- to be continued -

KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
FanfictionBerawal dari menemukan Diary pribadi Jiyoon hyeong nya yang telah meninggal dunia. Jimin penasaran ingin bertemu dengan orang yang selalu diceritakan kakaknya di dalam diary itu. Akan kah Yoongi sanggup kembali membuka lembar kelam cerita cinta...