_
_
_Karena sudah cukup malam, akhirnya Yoongi memutuskan untuk berjalan
mendatangi tempat tinggal Jimin yang ia tau tak jauh dari halte itu.Jimin deg-degan mendengar seseorang mengetuk pintuk. Membuka pintu dengan ragu, tak menyangka Yoongi akan mencarinya sampai ke kamarnya.
Yoongi berdiri di depan pintu, membulatkan tekad menemui Jimin, menyudahi uring-uringan Karna rasa bersalahnya beberapa hari ini.
Jimin gelagapan. " ya, soenbe. kenapa mencari ku?".
Yoongi sedikit menggigit bibir bawahnya, canggung dengan sikap kaku Jimin yang bahkan kembali memanggilnya soenbe, setelah kemarin bersikeras merubah panggilannya dengan sebutan hyeong agar lebih akrab.
"Kenapa kamu terus menghindari ku ?". Tanya Yoongi.
Jimin menunduk dan tak berani menatap Yoongi bahkan tak tau harus menjawab apa. Suasana canggung yang sulit di hindari.
"Mmmm, ak,,aku minta maaf untuk kejadian malam itu, aku benar-benar tak bermaksud mencium mu......"
Jimin shok dengan apa yang dikatakan Yoongi, khawatir tetangga kamarnya akan mendengar percakapan aneh itu. Melihat ke kanan dan
ke kiri, memastikan tak ada orang lain yang mendengar mereka.
Setelah memastikan semua aman reflek Jimin menarik tangan Yoongi untuk masuk ke kamarnya, sebelum Yoongi menyelesaikan perkataannya."ngobrol di dalam aja".
Yoongi duduk di sofa, satu-satunya properti yang ada di kamar itu selain tempat tidur, meja belajar dan lemari. kamar sedehana Jimin yang jauh lebih kecil dari apartemen mewah tempat tinggal Yoongi.
Jimin duduk dikasur berhadapan dengan Yoongi. "kenapa kamu melakukan itu, membuat ku takut di dekat mu" ucap Jimin memulai pembicaraan.
"Aku benar-benar tak sengaja melakukan itu hanya saja suasana waktu itu ak,, aku...."
"Jimina aku minta maaf. Dan janji gak akan terjadi lagi." Jelas Yoongi dengan wajah menyesal.Jimin tetap menatap Yoongi mengharap penjelasan lebih yang bisa ia fahami. Jimin penasaran apakah ada kaitannya dengan Jiyoon hyeongnya.
Tatapan Jimin yang mengintimidasi membuat Yoongi sulit mengelak.
"Malam itu aku habis bertemu orang yang mengingatkan ku pada masa lalu, dan kehadiran mu membuat ku makin mengingatnya."
"Sebenarnya aku selalu teringat dia setiap melihat mu. itu membuat penyakit panik dan gak tenang ku sering kambuh". Jelas Yoongi.Jawaban yang makin menguatkan kecuriagaan Jimin bahwa masalah lalu yang Yoongi maksud adalah Jiyoon.
"siapa orang dimasa lalu mu?. apakah dia mirib dengan ku ?"
Yoongi mengangguk pelan
"Dimana dia ?". Lanjut Jimin.
"Sebaiknya aku pulang, aku datang hanya ingin minta maaf pada mu" Jawab Yoongi sambil berdiri dan mengangkat tas nya
Jimin ikut berdiri dan menghadang Yoongi
"Jawab dulu !""Jimina, aku gak mau membahas dia. Gak mau mengingatnya lagi"
"Kenapa ?" desak Jimin
Yoongi menghela nafas dalam. Sikap keras namun lembut seperti ini yang
membuat Yoongi sejenak terfokus pada Jimin dan melupakan Jiyoon. Sikap yang tak Jiyoon miliki.
Jiyoon yang tak pernah menuntut dan hanya akan selalu mengalah pada Yoongi bahkan lebih sering diam dan menyimpan apapun dalam hatinya sendiri.sesaat terdiam, lalu Yoongi tetap melanjutkan langkahnya.
Jimin jadi makin berani menahan Yoongi dengan tangan nya karna rasa ingin tahunya yang begitu besar"aku benar-benar ingin tau". Cegat Jimin. Kedua tangannya bertumpu didada Yoongi menahan agar Yoongi tak melanjutkan langkahnya.
"Dia sudah tak ada di dunia ini lagi. Mengingatnya hanya membuat otak
ku kacau, tak bisa berfikir normal. Dia bunuh diri dan meninggalkan ku sendiri. Menceritakannya hanya akan membuat ku bertingkah gila. Mungkin saja aku akan pingsan disini, atau mungkin aku akan memeluk
dan mencium mu lagi. Apa itu yang kamu inginkan ?, hahhh ???".
Yoongi mulai berbicara dengan nada tinggi, karna gusar dengan tingkah Jimin."Jadi benar yang dia maksud adalah Jiyoon hyeong". batin Jimin.
"tapi kenapa ??...."
"Karna aku mencintainya !"
"tapi dia laki-laki". Sanggah Jimin
"tapi aku mencintainya !"
Keduanya terdiam sesaat.
"Apa kau masih tetap mau melanjutkannya?" ucap Yoongi tajam, wajahnya berubah emosi dan tak tenang, nafasnya pun makin cepat
Tanpa sadar mata Jimin berkaca-kaca, tak menyangka hyeong yang selalu jadi panutan dan iya banggakan, hati Jimin bahkan tak percaya dengan pengakuan Yoongi itu.
Perhatian Yoongi teralihkan melihat mata Jimin mulai menitikkan air mata. "Aku datang untuk mintak maaf, agar kejadian itu tak mengganggu
fikiran mu dan membuat mu tenang".
"Yaudah aku janji gak akan menemui mu lagi" ucap Yoongi yang panik melihat Jimin yang malah menangis."aku maafkan, tapi ada syaratnya" Jawab Jimin.
"Yaudah, apa ?"
"Buktikan kalo kamu gak seperti itu lagi"
"aku benar-benar tak seperti itu lagi. Aku gak akan pernah melakukan itu
lagi. Aku gak ingin terlibat cinta seperti itu lagi. aku janji" Jelas Yoongi."kalau gitu tidur disini aja, dan buktikan ucapan mu benar" tantang Jimin.
Yoongi tercengang dan lalu menghela nafas dalam.
"permintaan aneh apa lagi itu ?. Kamu gak sedang demam kan ?". Jawab
Yoongi sedikit menunduk dan meletakkan punggung tangan nya di kening Jimin.Jimin menepis tangan Yoongi dan merapikan poninya lagi
"aku serius, mulai sekarang hyeong harus tidur bersama ku. kalau kamu
gak mau disini, aku yang ikut kerumah mu""Gila !!!" Jawab Yoongi dan berjalan meninggalkan Jimin.
Jimin bergegas mengambil tas dan handphone nya, lalu berlari mengikuti
langkah Yoongi ke pintu."aku ikut" ucap Jimin dengan wajah suci tanpa dosa.
Yoongi yang sudah nyaris menyentuh gagang pintu pun memutar badan
balik melihat Jimin."ayoo, aku udah siap" ucap Jimin menanggapi Yoongi yang menatapnya.
Yoongi kembali menghela nafas dalam, tak habis fikir dan kehabisan cara
menghadapi tingkah Jimin.
Akhirnya kembali berjalan masuk dan naik ke tembat tidur Jimin, lalu langsung berbaring disana
"yaudah ayo tidur disini" ucap Yoongi antara ingin marah dan ingin tertawa melihat tingkah aneh Jimin.- to be continued -
![](https://img.wattpad.com/cover/375117243-288-k801134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
FanfictionBerawal dari menemukan Diary pribadi Jiyoon hyeong nya yang telah meninggal dunia. Jimin penasaran ingin bertemu dengan orang yang selalu diceritakan kakaknya di dalam diary itu. Akan kah Yoongi sanggup kembali membuka lembar kelam cerita cinta...