part. 11

307 54 4
                                    

_
_
_

Yoongi masih memejamkan mata, terhanyut dalam rasa damai yang tak terduga, rasanya begitu tenang, tak ada khawatir atau perasaan-perasaan yang mengganggu seperti biasanya. Terasa tenang, perasaan yang sejak lama tak pernah Yoongi rasakan.

Pelan Yoongi melepaskan pelukannya dan berhadapan dengan Jimin.
"Kamu gak salah, karna aku sakit makanya begitu, karna itu juga aku di dampingi Dokter dan tak banyak punya teman" Jelas Yoongi

"Sakit apa ?, kenapa bisa begitu ?,
memangnya ada sakit yang seperti itu"

Yoongi merapatkan bibir mendengar pertanyaan Jimin yang bertubi. Diam beberapa saat, bingung cara menjelaskan pada Jimin.
"Intinya aku gak sengaja menjauhi mu, jika aku menghindari mu itu artinya fikiran ku sedang tidak nyaman" Jawab Yoongi sambil mengalihkan pandangannya dari Jimin dan kembali melihat TV.

Sedangkan Jimin masih menatap Yoongi, mencoba mencerna pernjelasan Yoongi.
"Jadi maksudnya agar sakit mu gak kambuh aku harus menjauh, gitu ??."

Yoongi berdiri mengambil obat-obat Jimin yang dari klinik tadi menyiapkan dan menyodorkan bersama segelas air pada Jimin.
Jimin mengambil dan meminumnya, tapi tetap masih menunggu jawaban Yoongi.

Tatapan Jimin yang mengintimidasi membuat Yoongi harus menjawabnya. "Bukan harus menjauhi, aku hanya khawatir sikap ku akan melukai mu, setidaknya mungkin akan membuat mu tak nyaman"

"Aku hanya ingin lebih mengenal mu". Jawab Jimin pelan lengkap dengan wajah memohon yang membuat Yoongi kasihan.

"Kenapa ?, ada banyak orang dikampus kenapa aku?" Tanya Yoongi penasaran.

"Karna soenbe mengingatkan ku pada hyeong ku yang sudah meninggal 6th lalu" Jawab Jimin.

Yoongi terdiam, kata-kata meninggal adalah salah satu kata yang Yoongi hindari, mendengar kata meninggal pasti akan langsung membawa
ingatannya pada Jiyoon, dan apalagi 6th yang lalu, parsis sama dengan kepergian Jiyoon yang sudah 6th lamanya.

Yoongi kembali memalingkan wajah dari Jimin, berpura-pura serius dengan tontonan di layar tv.

Jimin menyandarkan kepalanya di bahu Yoongi.
"Biarkan aku jadi teman mu, mulai sekarang aku akan mengerti jika tiba-tiba sikap mu berubah."
"Hyeong, kamu pasti sangat kesepian selama ini. Aku gak tau ada penyakit aneh seperti itu. Aku ingin kamu sembuh dan jadi Yoongi yang ceria
seperti dulu lagi".
Jimin mengoceh dengan kepala yang makin nyaman bersandar dibahu Yoongi, berkata pelan nyaris hanya dia sendiri yang dapat mendengarnya, makin lama makin tak terdengar dan dibawah pengaruh obat Jimin tertidur dibahu Yoongi.

Yoongi tak bergerak, suara Jimin terdengar bagaikan mantra yang menyihir pikiran Yoongi, memasuki ruang damai dan nyaman yang sulit
di gambarkan.

Kepala Jimin terkulai lemah Karna tertidur, pelan Yoongi merentangkan tangan nya sehinga membuat Jimin yang terlelap jatuh kedalam pelukan Yoongi. Pertama kali setelah sejak lama Yoongi tak pernah berinteraksi dekat dengan orang lain seperti ini, perasaan Yoongi sedikit berwarna, tak monoton seperti biasanya.

Yoongi mengangkat Jimin dan menidurkannya di kamar. Lalu Yoongi tidur disamping Jimin, mengamati wajah mungil Jimin yang sedang tertidur pulas. Begitu indah dan menarik perhatian Yoongi. berulang kali mencoba memalingkan wajah dari menatap Jimin, tapi pikiran Yoongi tak bisa di ajak kompromi. Berfikir tentang Jimin lagi dan lagi

"Jika aku tenang di dekatnya, apa salahnya berteman. Ya,, hanya berteman. gak mungkin mengulangi kesalahan itu, cukup Jiyoon yang menderita jangan ada yang lain lagi". Gumam Yoongi.

Akhirnya mereka tertidur seranjang dikamar yang sama malam itu. Tanpa Jimin sadari bahwa sebenarnya sudah dua kali weekend dia menghabiskan waktu bersama Yoongi.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang