part. 7

261 50 0
                                    

_
_
_

Yoongi menatap punggung Jimin yang sangat dekat dengannya, perasaan yang tadi biasa aja, mendadak berubah, tubuh Yoongi memberi signal yang tak enak.
Berdebar dan tidak tenang, perasaan nya seperti ini yang selalu di waspadai Yoongi. Tak mengerti kenapa perasaan tak tenang dan berdebar itu tiba-tiba muncul lagi, sedang obat yang menurut Dokter bisa membuat
tenang itu tertinggal di tas Yoongi.

Jimin yang tak benar-benar tidur walaupun memejamkan mata mendengar Yoongi beberapa kali bolak-balik ke toilet dan lama baru
keluar.
Karna khawatir Jimin mendatangi Yoongi ke kamar mandi. Mendapati Yoongi meringkuk di sisi toilet. Panik Jimin langsung mengejar Yoongi.

"jangan kesini !!!" cegat Yoongi dengan nafas tersengal karna dia merasa mual dan muntah dari tadi, Tubuhnya terasa lemas.

Jimin tak mempedulikan peringatan Yoongi dan tetap mengejar Yoongi.
memapah Yoongi kembali ke kasur.
"Soenbe, kenapa ?" Jimin benar-benar panik.
Langsung meraih gagang telepon berniat meminta pertolongan pada
reseptionis hotel.

Yoongi mencengkram pergelangan tangan Jimin menghalanginya untuk menelpon.
"aku akan baik-baik saja jika kamu keluar sebentar" ucap Yoongi dengan nafas tak beraturan.

"ke...keluar...?". Jimin tak mengerti kenapa Yoongi ingin dia keluar padahal Yoongi sendiri terlihat sedang sulit bernafas.

Yoongi mengangguk, meyakinkan Jimin untuk keluar. Karna Yoongi merasa dengan melihat Jimin perasaannya jadi tak karuan.

Ragu dan bingung tapi Jimin terpaksa mengikuti perintah Yoongi.
Ketika hendak berjalan keluar tiba-tiba Yoongi menarik tangan Jimin dan memeluk Jimin erat.
Makin bingung, Yoongi memeluknya dengan nafas terengah-enggah. "Soenbe kenapa ?, kamu sakit apa?". janya Jimin pelan.

Yoongi tak menjawab, hanya fokus mengatur nafasnya agar normal.
entah apa yang ada dipikiran Yoongi seolah menguji reaksi tubuhnya dengan memeluk Jimin.
Diluar dugaan Yoongi, perasaannya jadi tenang saat memeluk Jimin
pelan-pelan nafasnya mulai kembali normal, dan perlahan Yoongi juga
melepaskan pelukan nya. Menatap Jimin dengan wajah pucatnya, menatap dalam seolah menyelidiki sesuatu di wajah Jimin.

Jimin hanya bisa membalas tatapan Yoongi dengan bertanya-tanya, ada apa dengan Yoongi, sakit apa sebenarnya.

"Soenbe, jangan membuat ku takut, Sebaiknya kita ke Dokter" ucap Jimin
dengan mata yang sedari tadi sudah basah oleh air mata.
Menangis karna khawatir, takut dan juga rasa bersalah karna menyebabkan Yoongi harus tidur disitu malam ini, padahal Yoongi sedang dalam pengobatan dengan Dokter.

Sedangkan Yoongi malah fokus pada mata Jimin yang basah.
"kenapa matanya sangat mirib dengan Jiyoon, caranya menangis dan caranya berbicara, kenapa harus mirib Jiyoon". batin Yoongi.

"Jangan menangis seperti itu, jangan berbicara seperti itu, jangan pernah
lakukan itu di depan ku" ucap Yoongi dengan wajah tegang dan marah.

"apa yang Salah dengan cara menangis ku ?. Apa karna mengingatkan mu
pada seseorang ?" Tanya Jimin penasaran.

" iya. Karna aku gak mau mengingatnya" jawab Yoongi,

Jawaban yang membuat Jimin sakit hati. Tak dapat berkata-kata, menatap Yoongi dengan air mata yang makin deras mengalir.
Setega itu Yoongi melupakan hyeong kesayangannya, sedangkan semua
yang di tinggalkan Jiyoon adalah semua tentang Yoongi.

"kamu udah gak apa-apa kan?, aku mau keluar sebentar" ucap
Jimin yang langsung berjalan keluar dari kamar itu.

Tak peduli sudah larut malam Jimin mondar-mandir di taman depan lobby hotel, sambil kaki nya mempermainkan rumput. Terlalu kecewa mendengar pengakuanYoongi yang ternyata tak ingin mengingat Jiyoon lagi.

"hyeong, apa kau pernah membuatnya kecewa ?, kenapa dia seperti sangat
terganggu saat mengingat mu?" batin Jimin

Hampir satu jam, Jimin belum kembali ke kamar. sudah lewat jam 1 tengah malam. Yoongi merasa bersalah karna terlalu arogan pada Jimin,
akhirnya memutuskan keluar mencari Jimin

Melihat Jimin di depan hotel. "ayo tidur, sudah malam bangat" ucap Yoongi pelan membujuk Jimin.

"iya soenbe tidur dulu aja, aku hanya butuh udara segar diluar, sebentar lagi aku masuk" Jawab Jimin beralibi.

Tak banyak bicara Yoongi langsung saja menarik tangan Jimin dan
membawanya masuk kamar. Yoonginsadar dia salah, tapi tak tau caranya
mengucapkan kata maaf.

Setelah drama panjang sejak sore akhirnya mereka tertidur pulas.

Datang lebih pagi ke halte bus agar tidak ketinggalan lagi. Awalnya perjalanan sedikit diam, seperti tak punya topik pembicaraan baik Jimin maupun Yoongi.
Jimin berusaha mencari-cari bahan obrolan atau pertanyaan yang bisa memancing Yoongi untuk mengobrol dengannya.

"Soenbe harus ganti uang ku' celetuk Jimin,

"Uang ?, uang apa ?" tanya Yoongi tak mengerti.

"Bayar hotel, ticket bus, aku bahkan berbohong pada orang tua ku gara-gara soenbe. Kau berhutang banyak pada ku". ucap Jimin yang tak dapat menahan tawanya.

Yoongi pun ikut tertawa, seketika suasana jadi cair antar mereka. Perjalanan yang ditempuh selama 2 jam itu pun jadi terasa cepat.
Akhirnya sampai di terminal terakhir, setelah dari situ Yoongi dan Jimin
harus naik angkutan umun yang berbeda untuk menuju rumah masing-masing.

Suasana perpisahan yang berubah jadi canggung.

"beri aku nomor rekening mu, nanti ku transfer hutangku", cegat Yoongi sebelumJimin melangkah pergi.

Jimin tertawa mendengar Yoongi menanggapi candaan nya dengan serius. Hanya membalasnya dengan senyuman lalu Jimin meninggalkan Yoongi.

Yoongi menatap punggung Jimin yang berjalan meninggalkan ya,
"Ji,,,Jimina". teriak Yoongi.

Jimin menoleh mendengar Yoongi memanggil namanya.

"Mmmm,,,,gimana kalau aku bayar dengan traktir kamu nonton weekend ini". Ucap Yoongi gagab dan ragu.

Tak menyangka dan terlalu girang Jimin mendengar tawaran Yoongi itu. "Soenbe, gak bercanda kan?"tanya Jimin memastikan lagi.

Yoongi mengibaskan tangan nya menyuruh Jimin kembali ke dekatnya.
Menyodorkan HP nya pada Jimin. "Save nomor mu disini, nanti ku kabarin". Jelas Yoonggi.

Makin tak percaya, Yoongi memintanya menyimpan nomor di HP, sedangkan Jimin tau Yoongi tak menyimpan nomor siapapun di HP nya.

"Ini beneran kan?, Soenbe gak bohong kan,. aku marah kalau kamu bohong". cecar Jimin dengan tawa manja khasnya.

Yoongi menahan senyum melihat tinggkah Jimin. manja dan menggemaskan membuat Yoongi merasa terhibur.
membalas pertanyaan Jimin dengan mengangguk pelan. Terpana melihat Jimin berjingkrak berlari karna terlalu bahagianya.

Beneran yaaa !!!, jangan bohong ya !!!". teriak Jimin sebelum menaiki bus
pulang ke kost nya.

Tanpa sadar Yoongi tertawa melihat Jimin. Tawa lebar yang entah kapan
terakhir Yoongi tertawa selepas itu.



- to be continued -

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang