part. 5

510 61 3
                                    

_
_
_

"Cukup !!" bentak Yoongi dengan nada tinggi, karna sangat
emosi mendengar Jimin mengungkit- ungkit masa lalu nya. Masa-masa
pahit yang ingin dilupakannya

"kenapa?, apa ada yang Salah dengan yang kukatakan ?" Tantang Jimin, bahkan membalas tatapan tajam Yoongi.

"aku tak suka mengingat atau membicarakan masalalu" Jawab Yoongi ketus.

Pernyataan yang membuat Jimin sedih, terdiam sejenak lalu air matanya mengalir dengan sendirinya.

Buru-buru mengusap air matanya dan berdiri. "Sebaiknya aku pulang. Makasih makanan nya" Jimin menunduk dan keluar dari apartemen Yoongi. Meninggalkan Yoongi dalam keheranan, tak mengerti kenapa Jimin menangis dan langsung pergi begitu, tak tau apa yang salah dengan yang di ucapkan nya lalu Yoongi menelpon dokter karna melihat banyak panggilan dari dokter di HP nya

Menjelaskan pada Dokter bahwa dia baik-baik saja dan apa alasan dia tak bisa dihubungi
"aku bertemu seseorang yang terus mengingatkan ku pada Jiyoon. Fikiran
ku sering tidak tenang lagi, bahkan beberapa hari lalu aku pingsan lagi. Apa yang harus ku lakukan" Jelas Yoongi pada Dokter.

"apa kau meminum obat mu dengan teratur ?" tanya dokter

"Aku meminum obat lebih banyak dari sebelumnya."

Mendengar jawaban Yoongi membuat dokter makin khawatir dan menjadwalkan untuk bertemu dengan Yoongi

"Hyeong dia melupakan mu, bahkan gak mau mengungkit masa lalu nya" bisik Jimin seolah mengadu pada Jiyoon hyeong nya yang telah tiada.

Yoongi kembali datang ke kampus, dengan perasaan yang sedikit lebih tenang dari beberapa hari kemarin, tapi rasa penasaran nya terhadap Jimin tak juga hilang, malah bertambah ketika melihat Jimin menangis sebelum pergi dari rumahnya.

Kegiatan perkuliahan berjalan normal, bahkan Yoongi masih menghabiskan waktu di ruang musik sorenya, tak ada reaksi yang mengganggu dari tubuhnya, walaupun ada pikiran kenapa dia tak melihat Jimin digerbang kampus ataupun dikantin.

Sedangkan Jimin langsung pulang kerumah orang tuanya setelah meninggalkan rumah Yoongi kemarin, Jimin memang biasanya pulang setiap weekend, tapi entah kenapa saat itu dia merasa sangat ingin pulang dan bertemu orang tuanya.

Aktifitas biasa yang harus dilakukan Jimin saat dirumahnya adalah mendatangi gereja.

Di depan gerbang kampus Dokter telah menunggu Yoongi, Dokter terpaksa menjemputnya karena Yoongi tak datang menemuinya dan khawatir kesehatan mental Yoongi kembali menurun.

Sepanjang perjalanan Dokter yang sudah seperti keluarga buat Yoongi itu berusaha memancing obrolan yang dapat menganalisa kondisi terkini Yoongi.
Yoongi menjelaskan kalau dia sudah berusaha terus menghindari Jimin "tapi saat aku mencoba menghindarinya malah fikiran ku lebih gelisah
dan rasanya lebih tenang saat mengonrol dengannya" Jelas Yoongi.

"kamu tak harus menjauhi semua orang berusaha hidup normal itu bukan berarti menutup diri. Terkadang karena terlalu berfikir harus melupakan malah fokus mu jadi memikirkan nya. Kamu sudah cukup lihai menguasai
emosi mu sejauh ini, sekarang tinggal cara mengatur pikiran mu agar tenang" Jawab Dokter

Setelah cukup lama berkendara Yoongi menyadari Dokter tidak melewati jalan yang menuju rumah Yoongi ataupun tempat praktek dokter,

"kita kemana" tanya Yoongi

"aaa aku mau jemput istri dulu sekalian mengajak mu karna tempat ini mungkin bisa membuat mu healing dan tenang.

Gereja adalah Salah satu tempat yang di hindari Yoongi, karna dulu Jiyoon adalah anak yang taat beragama dan selalu ke gereja sedangkan Yoongi tidak punya agama. Yoongi beranggapan anak yang tumbuh dalam keluarga beragama pasti banyak aturan yang tak boleh dilanggar.

Yoongi menolak masuk dan hanya akan menunggu Dokter di Mobil.

"aku tak menyuruh mu mengikuti ajaran beragama, tapi sebaiknya
kamu masuk, karna konon katanya tempat ibadah adalah tempat yang
paling tenang" Jelas Dokter.

Berjalan ragu memasuki pintu gereja, mata Yoongi memindai seisi ruangan. Ruangan megah dengan detail mewah itu memang memiliki aura tenang dan nyaman.

Dokter langsung menuju istrinya yang sedang mengikuti doa, membiarkan
Yoongi yang berjalan pelan sendirian.
Mata Yoongi tertuju pada seseorang yang terlihat tak asing duduk dibarisan kursi paling depan.

Jimin mengikuti doa dengan khitmad tak menyadari kehadiran Yoongi, berada satu ruangan dengan ya.

Sejak saat itu mata Yoongi hanya tertuju pada Jimin. duduk di kursi paling belakang entah kenapa hati Yoongi merasa tertampar melihat Jimin berada
di gereja. dibanding ingin menjauhi Jimin saat ini perasaan Yoongi malah
ingin Tau lebih banyak tentang Jimin.

Tiba-tiba Jimin berdiri dan berjalan menuju pintu keluar, karna ingin ke
toilet. Langkahnya terhenti, tak percaya melihat Yoongi duduk diantara jemaat gereja.
Mereka bertatapan, tatapan penasaran dan butuh jawaban, kenapa Yoongi bisa berada di daerah tempat tinggal Jimin yang berjarak sekitar 2 jam dari kampus mereka.

Jimin berpikir, apa mungkin Yoongi mengikutinya dan menyadari kalau
dia adalah adik Park Jiyoon.

Jimin menarik tangan Yoongi keluar, karna tidak akan baiknjika sampai appa dan eoma Jimin bertemu Yoongi, karna mereka pasti akan langsung mengenali begitu bertemu Yoongi.

Yoongi tak mengerti kenapa Jimin menariknya, tapi Yoongi hanya mengikuti nya saja.

menarik Yoongi cukup jauh, bahkan keluar pekarangan gereja
"apa soenbe mengikuti ku?" tanya Jimin curiga.

Yoongi menyeringai "kenapa aku perlu mengikuti mu ?" tanya Yoongi ketus.

"tapi kenapa kamu ada di sini?"

"memang ya kenapa kalau disni?". Jawab Yoongi.



- to be continued -




It's You [ Yoonmin] || EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang