_
_
_"tapi kenapa kamu ada di sini?"
"memang nya kenapa kalau disni?" Tanya Yoongi
"gak boleh, tempat ini gak boleh kamu datangi lagi, jangan pernah kesini lagi." tegas Jimin.
Yoongi tak mengerti kenapa Jimin melarangnya disitu dan kenapa Jimin berada disitu. Bahkan wajah Jimin juga terlihat sangat serius.
"Kenapa ?, kenapa ekspresi mu seperti itu ?".Apa jadinya jika kedua orang tua Jimin melihat Yoongi, pasti akan membangkitkan trauma dan sakit mereka Karna kehilangan Jiyoon.
Tiba-tiba Jimin menarik tangan Yoongi. orang-orang keluar dari gereja.
Jimin tak ingin ada yang melihat Yoongi disana.Dalam kebingungannya Yoongi mengikuti saja tarikan tangan Jimin yang membawanya bersembunyi menjauhi gereja.
Yoongi menahan langkahnya menghentikan Jimin, "kamu kenapa, ada apa ?, kenapa wajah mu ketakutan begitu, memang nya kita harus bersembunyi dari siapa?" cecar Yoongi.
Jimin berkali-kali mengintip dari posisi berdiri nya. semua jemaat gereja sedang ramai keluar dari gereja.
Yoongi tetap menatap Jimin seperti berada di dimensi lain, tak ada fikiran tidak tenang atau gangguan lain. tidak merasa seolah melihat Jiyoon, atau merasa seperti akan pingsan dan sebagainya. Tapi hanya ada
Jimin di depan matanya. Suasana itu di buyarkan dengan HP Yoongi berdering, telpone dari Dokter yang kebingungan Karna tak melihat Yoongi dimanapun."ya..." Yoongi menjawab panggilan dari dokter. Dokter menanyakan
posisi Yoongi karna mereka sudah waktunya kembali."aku bertemu teman ku, dia mengajak ku kerumah nya. Dokter pulang dulu aja, aku nanti diantar teman ku". Jelas Yoongi pada Dokter yang
memaksa Yoongi untuk pulang bersamanya. Ide gila yang mengalir begitu saja dari mulut Yoongi.Jimin yang sedari tadi sibuk mengawasi orang tuanya yang masih terlihat mengobrol basa-basi memberi salam selamat tinggal pada jemaat lain.
"apa maksud mu?, aku gak mengajak mu kerumah ku" Jawab Jimin sedikit histeris.
"aku sudah menyuruhnya pulang" jawab Yoongi dengan wajah yang
di buat-buat sepolos mungkin"tapi aku gak bisa membawa soenbe kerumah ku". Jimin makin panik dan bingung.
Yoongi makin terhipnotis dengan melihat semua tinggkah panik Jimin itu, membuat Yoongi ingin terus mengikuti nya dan bertanya-tanya, apalagi dan apalagi yang akan dilakukan Jimin.
Jimin melihat pekarangan gereja sudah benar-benar sepi, hanya tinggal dirinya yang masih menarik tangan Yoongi bersembunyi di samping bangunan gereja.
"Soenbe, kenapa kamu bisa disini, dari mana kamu tau aku tinggal disini?".
"Jadi kamu benar-benar berpikir aku kesini karna mencari mu ?" Yoongi tak dapat menyembunyikan senyumnya kali ini.
"Dokter mengajak ku kesini, ini bagian Dari teraphy pengobatan ku. Aku gak Tau akan bertemu dengan mu disini. Dan kamu lihat, Dokternya
udah pulang karna kamu menarik ku bersembunyi". Jelas Yoongi."aaaaaa,,, mmmm,,, trus gimana sekarang?". Jawab Jimin dengan wajah polos tapi tetap ekspresi panik.
"iya, gimana sekarang ? itu yang mau ku tanyakan padamu." Jawab Yoongi.
Jimin kembali menarik tangan Yoongi dengan kuat dan berlari kencang menuju halte. "Soenbe ayo lari lebih kencang, karna bus yang menuju kota hanya lewat sekali sehari".Cukup lama mereka duduk di halte, Jimin terus melihat jam di pergelangan tangan nya, tau kalau jam lewatnya bus sudah dari tadi, tapi Jimin bingung harus membawa Yoongi kemana.
ide dadakan, Jimin membawa Yoongi kehotel yang murah terdekat dan cukup sesuai uang Jimin, karena dompet dan tas Yoongi semua ada di Mobil Dokter.
"Kamu yakin ini adalah kamar hotel" tanya Yoongi yang pasti baru pertama masuk hotel biasa seperti itu, Karna tuan muda Min Yoongi jika menginap dihotel tentu saja hotel berbintang.
"aku minta maaf, soenbe disini dulu sampai besok pagi. Besok kita sama-sama balik ke kota akan ku antar sampai rumah."
"aku pulang dulu" ucap Jimin.
"Apa ?. Kamu akan membiarkan ku disini sendiri ?". gimana kalau
tiba-tiba aku pingsan sendirian disini ?" ancam Yoongi.
Ancaman pura-pura Yoongi yang bermaksud untuk mengerjai dan
melihat reaksi panik Jimin itu ternyata berhasil membuat Jimin khawatir."Aku akan pulang dulu, dan nanti aku cari cara alasan pada orang tua ku" Jawab Jimin
Jimin mengikuti makan malam dirumahnya dengan gelisah. Berusaha mencari alasan akan kembali ke kota malam ini. alibi yang tidak mudah, karena orang tuanya tau hanya ada sekali bus tujuan kota yang lewat dalam sehari dan itu siang bukan malam hari.
"aku menumpang dengan Mobil teman, dia kuliah di kampus yang sama. Malam ini dia diantar appanya. eoma, appa boleh kan aku berangkat
malam ini saja?"Meskipun Jimin tidak pintar berbohong tapi akhirnya berhasil meyakinkan orang tuanya malam itu.
Yoongi Berusaha untuk tidur, walaupun tempat itu terasa tak nyaman. akhirnya bel berbunyi dan Jimin datang.
Suasana sedikit canggung saat Jimin memasuki kamar, hanya ada mereka berdua di kamar yang tidak terlalu luas itu.
"maaf telat, karna aku harus cari alasan sama eoma dan appa dulu", ucap Jimin.
Yoongi kembali berbaring di tempat tidur, sedangkan Jimin masuk ke
kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan baju yang lebih nyaman untuk tidur.Pelan dan ragu naik ke kasur tidur dipinggir kasur membelakangi Yoongi. Rasanya sangat canggung, ini kali pertama Jimin sekamar dengan orang lain dan bahkan orang itu adalah Yoongi.
Yoongi menatap punggung Jimin yang sangat dekat dengannya, perasaan yang tadi biasa aja mendadak berubah, tubuh Yoongi memberi signal yang tak enak. Berdebar dan tidak tenang, perasaan nya seperti ini yang selalu di waspadai Yoongi.
- to be continued -
![](https://img.wattpad.com/cover/375117243-288-k801134.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
FanfictionBerawal dari menemukan Diary pribadi Jiyoon hyeong nya yang telah meninggal dunia. Jimin penasaran ingin bertemu dengan orang yang selalu diceritakan kakaknya di dalam diary itu. Akan kah Yoongi sanggup kembali membuka lembar kelam cerita cinta...