part. 8

236 43 3
                                    

_
_
_

Beneran yaaa !!!, jangan bohong ya !!!" teriak Jimin sebelum menaiki bus
pulang ke kost nya.

Tanpa sadar Yoongi tertawa melihat Jimin. Tawa lebar yang entah kapan
terakhir Yoongi tertawa selepas itu.

Sampai di rumahpun Jimin masih tak henti senyum-senyum sendiri membayangkan akan menghabiskan weekend bersama Yoongi.

Sementara Yoongi tak langsung pulang tapi mendatangi Dokter yang sudah
pasti panik karena tak membawa Yoongi pulang bersamanya kemarin.

"hahhhh, jika sore ini kamu belum juga ada Khabar, aku pasti akan lapor pada oema mu" ucap Dokter lega melihat kedatangan Yoongi ke kantornya.

"Apa boleh aku dekat dengan orang dengan ciri-ciri yang Dokter suruh
hindari ?" Tanya Yoongi.

"Siapa ?,. Orang seperti apa ?"

"Melihatnya kadang membuat jantung ku berdebar, kadang tidak tenang, membuat ku merasa ingin muntah, bahkan pernah pingsan saat berhadapan dengannya. Tapi kadang saat di dekatnya aku merasa tenang dan tak mengingat Jiyoon sama sekali" Jelas Yoongi.
"Dokter, aku ingin mencobanya, menguji diriku sendiri, sebenarnya sejauh apa aku sudah sembuh" lanjut Yoongi.

Dokter langsung menggelengkan kepalanya. "tidak. Yoongia itu terlalu beresiko, bagaimana kalau karna itu gangguan tak tenang dan susah
tidur mu mulai lagi. Kita sudah nyaris berhasil membuat mu bisa berfikir normal 3th ini. Kamu harus tetap mempertahankan metode ini, Sebaiknya hindari". Jelas Dokter.

Masih terngiang di telinga Yoongi, Dokter memperingatkan nya berulang-
kali untuk tidak melanjutkan rencana itu.

Pagi ini Jimin berangkat ke kampus dengan semangat, tak sabar bertemu
Yoongi, sejak kebersamaan kemarin Jimin merasa lebih akrab dengan Yoongi.

Akhirnya melihat Yoongi datang ke kampus dengan langkah cepat dan wajah menunduk khas Yoongi,

Senyum Jimin perlahan hilang, Yoongi berjalan cepat melewati nya, seolah
tak melihat Jimin sama sekali. Dan Jimin juga tak bodoh untuk mengerti
kalau Yoongi memang sengaja pura-pura tak melihatnya.

"Lagi. Dia begitu lagi. Haruskah mulai dari awal lagi berusaha untuk mendekatinya. Dia kenapa lagi ?. Kenapa selalu begitu. Kenapa dia selalu seenaknya". Oceh Jimin dalam hati.

Kembali seharian uring-uringan karna sikap Yoongi yang tiba-tiba berubah seperti biasanya. Saat Jimin diam dan berfikir menyerah tapi Yoongi malah mendekatinya. Tapi saat Jimin merasa semua baik-baiknya lalu Yoongi kembali mengabaikannya.

Sudah pasti tidak di sengaja, sore ini kembali mereka berpapasan dan
sulit di hindari. Yoongi konsisten dengan wajah datarnya. Sama-sama menghentikan langkah mereka bertatapan, setelah se akrab
itu kemarin, tapi hari ini berubah jadi secanggung dan sedingin ini. Jimin
terlalu muak dengan mood dan sikap Yoongi.

Yang tidak difahami Jimin dibalik wajah datar yang di tunjukkan Yoongi,
ada banyak hal yang masih dipertimbangkan nya, walaupun sesungguhnya Yoongi sangat ini mencoba dekat dengan Jimin agar dia bisa benar-benar memahamimhatinya sendiri.

Jimin menunduk, keharusan ketika bertemu soenbe, seperti memang mereka tak terlalu saling mengenal. Sikap marah seperti itu yang hanya bisamJimin tunjukkan. Sikap dingin yang sudah sewajarnya Yoongi terima, tapi cukup membuat Yoongi terkejut. Melanjutkan langkahnya ke ruangan musik dengan perasaan aneh dan cukup mengganggunya. Bersembunyi di ruangan musik, mengalihkan pikiran dengan bermain alat musik yang
hampir semua Yoongi bisa. berusaha fokus agar tak terus memikirkan wajah marah Jimin.

Ketenangan Yoongi bersama petikan gitarnya terganggu oleh kedatangan Tata dengan Jungkook teman barunya.
Jungkook yang sejak dikenalkan oleh Jimin pada Tata menjadi lebih akrab. Bahkan Jungkook juga berhasil menarik Tata yang sebenarnya tak
punya agama untuk ikut bergabug dengan padus gereja dimana Jimin juga bergabung berkat rayuannya.

Jungkook meminta bantuan Tata untuk membujuk Yoongi membantu mereka menggantikan pemain keyboard mereka yang mendadak sakit.

Yoongi mulai terganggu dengan suara brisik Tata yang terus merengek padanya, kalau saja Tata bukan adik dari Namjoon pasti Yoongi sudah mengusirnya.

"Ayoolah hyeong, cuma sekali ini aja, bayangkan weekend jemaat gereja pasti akan lebih bermakna setelah mendengar alunan keyboard mu. Ini kegiatan amal, Tuhan akan mengurangi dosamu hyeong". rayu Tata

"Aku gak punya agama" ketus Yoongi. " Kamu juga kan gak punya agama, kenapa kamu sibuk digereja" lanjut Yoongi.

Segala bentuk bujuk dan rayuan sudah dilancarkan oleh Tata dan Jungkook, tapi tetap tak berhasil, akhirnnya memutuskan balik kanan meninggalkan Yoongi dengan langkah lesu.

"Tunggu" teriak Yoongi .
Setika langkah terakhir mereka sebelum menghilang dari pintu keluar terhenti,

" Kapan acaranya ?" Tanya Yoongi, karna tadi sempat mendengar Tata menyebut weekend. Yoongi berfikir jika weekend dia ada acara maka dia punya alasan untuk membatalkan janji yang dia buat tanpa pertimbangan
panjang dengan Jimin kemarin untuk mengajak Jimin nonton.

Seperti mendapat sedikit harapan. Jungkook dan Tata kembali berlari kecil
mendekati Yoongi.
Akhirnya Yoongi setuju dan ikut ke gereja kampus tempat team padus latihan.

Jimin cukup kaget melihat Tata dan Jungkook datang bersama Yoongi.

"Oooo Jimin ssi, kau disini" teriak sumbringah Jungkook yang melihat Jimin ikut latihan. "Katanya kamu gak bisa ikut weekend ini, kenapa
ikut latihan ?" Tanya Jungkook.

Kali ini Yoongi benar-benar salah perhitungan, berfikir menerima
tawaran Tata dan Jungkook untuk menghindari Jimin, tapi dia tak berfikir
kalau Jimin adalah salah satu anggota paduan suara.

Jimin merapatkan geraham karna Jungkook mengatakan itu di depan Yoongi, sesaat bertatapan dengan Yoongi, sebelum akhirnya Yoongi menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Aku bisa ikut kok" Jawab Jimin singkat.


- to be continued -

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang