19. RAHASIA HATI KURONA

94 12 8
                                    

Flashback On

Bughh!!!

Sebuah tinju mendarat telak di pipi seorang anak laki-laki yang terlihat tidak berdaya, hingga membuatnya tersungkur ke tanah. Rasa sakit menjalar di wajahnya. Baru beberapa hari sejak kepindahannya ke sekolah baru, tapi sekarang ia kembali merasakan perundungan—persis seperti yang ia alami di sekolah lamanya.

Anak laki-laki itu, Kurona Ranze, lagi-lagi terjebak dalam masalah hanya karena ia menolak untuk menyerahkan uang sakunya kepada anak-anak berandalan yang mengganggunya.

Anak-anak berandalan itu diketahui adalah teman seangkatannya, tetapi ukuran tubuh mereka jauh lebih besar daripada anak-anak SMP pada umumnya. Ditambah lagi, wajah mereka yang boros usia membuat mereka terlihat seperti anak SMA yang tinggal kelas.

Kurona hanya bisa menahan rasa sakit, ia tahu bahwa melakukan perlawanan hanya akan memperburuk keadaan. Namun, mereka tidak akan berhenti sampai mereka puas atau sampai seseorang datang menyelamatkannya.

Dan ternyata, bantuan dari Tuhan yang sangat ia harapkan pun tiba.

Suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Kurona baru saja ingin berucap syukur namun kembali diundur ketika ia melihat seorang gadis yang datang menghampiri ke arahnya.

“HENTIKAN!”

Suara nyaring yang berasal dari gadis itu membuat para berandalan itu menoleh ke arahnya. Gadis berdiri dengan lantang, sementara Kurona panik. Kurona pun segera memperingatkannya.

“Apa yang kamu lakukan, bodoh! Cepat pergi sebelum mereka ikut menyakitimu!” teriaknya dengan suara yang terdengar kasar, namun tidak bermaksud jahat, tapi Kurona tidak memperdulikannya.

Akan tetapi, gadis itu masih tetap berdiri di sana, tidak bergeming. Ia menatap para berandalan itu dengan percaya diri.

“Kamu nggak usah cemas,” jawabnya dengan santai, “aku bakalan baik-baik aja kok. Lagian, mereka ini cuma masalah kecil.”

Kurona tertegun.

Gadis itu kembali berbalik menghadap para anak berandalan itu, sembari melempar tatapan tajam ke arah mereka.

“Hey, kalian!” serunya dengan suara lantang, “kalian ini masih aja gangguin anak-anak yang lebih lemah dari kalian! Kalo kalian nggak berhenti, aku bakal laporin ke guru BK!”

Seketika, para berandalan itu terdiam. Wajah mereka langsung memerah karena kesal, tetapi juga sedikit ketakutan.

“Sial! Dasar pengadu! Awas aja lo nanti, gue tandain muka lo, bocah!” salah satu dari mereka mendengus sebelum akhirnya pergi, diikuti dengan rekan-rekannya yang lain.

Kurona menatap gadis itu dengan ekspresi tidak percaya. Di dalam hati ia terus bertanya-tanya, siapa gadis ini sebenarnya? Mengapa anak-anak berandalan itu begitu takut dengannya?

Namun, belum sempat ia menanyakannya, gadis itu tiba-tiba sudah berjongkok di sebelah Kurona yang menyenderkan tubuhnya di dinding.

“Hey, kepalamu berdarah!” ujar gadis itu dengan panik, “kamu tunggu di sini sebentar, aku bakal cari bantuan. Jadi jangan mati sebelum aku kembali!”

Gadis itu segera berlari mencari bantuan. Kurona memandangi punggung gadis itu dengan tatapan heran. Namun, sebelum ia bisa mengatakan isi pikirannya, tiba-tiba pandangannya mulai kabur dan dunia di sekelilingnya berputar. Pada akhirnya, segalanya menjadi gelap.

*     *     *

Cahaya putih terang menyilaukan penglihatannya. Kurona mengerjapkan mata perlahan, mencoba menyesuaikan diri dengan ruangan yang tampak asing baginya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐈𝐒𝐀𝐆𝐈 𝐘𝐎𝐈𝐂𝐇𝐈 '𝐅𝐞𝐦. 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧' || 𝗕𝗹𝘂𝗲𝗟𝗼𝗰𝗸 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang