14. PDKT

564 33 2
                                    

Saat ini Karasu tengah dilanda oleh kepanikan. Bagaimana tidak? Dirinya dipaksa oleh adik sepupunya untuk menghampiri Hiori yang saat ini sedang duduk sendiri di taman belakang. Jangan tanya mengapa Hiori duduk sendirian di situ, karena itu sudah bagian dari rencana.

Sebenarnya Karasu tidak sepenuhnya setuju dengan rencana PDKT yang telah adik sepupunya rancang dan disusun serapi mungkin. Namun, Isagi terus meyakinkan dirinya kalau rencana ini akan berhasil.

Karasu menelan ludah. Dia menoleh ke arah belakang dan mendapati adik sepupunya beserta temannya sedang bersembunyi di belakang tembok sembari mengacungi jempol. Ia gugup, akan tetapi Karasu berusaha menepis semua itu dan memfokuskan diri ke rencana.

Karasu berjalan mendekat ke tempat Hiori berada. Sebelum menyapa dia menarik napas terlebih dahulu. Tanpa banyak berbasa-basi lagi Karasu pun langsung menyapanya.

“Hai, Hiori. Sendirian aja nih? Dek Ica sama temenmu yang satunya lagi mana?” Tanya Karasu sedang berakting seolah-olah seperti orang yang ber,pura-pura lewat.

Hiori mengedikkan bahu, “Nggak tau. Tadi mereka nyuruh buat nunggu di sini, tapi sampai sekarang mereka masih belum muncul juga.”

“Kalo gitu mau nggak gue temenin sampe mereka datang?” Karasu bertanya lagi membuat Hiori menimbang-nimbang sejenak.

“Eum, boleh deh. Biar ada temen ngobrol juga.”

Setelah perbicaraan terakhir itu, mereka hanya berdiam diri tanpa berniat membuka obrolan. Isagi yang melihat mereka berdua dari belakang tembok menjadi kesal sendiri. Pasalnya mereka sudah diam selama hampir 10 menit dan 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.

Isagi mendengus kesal, “Bang Bito kok nggak bisa banget nyari topik sih. Masa mereka harus terus diam sampai kita datang. Gimana cara mau PDKT-nya kalo begini, ya ampun!”

“Sabar aja, chi. Bentar lagi juga Karasu pasti bakalan cari topik.” Ucap Kurona menimpali.

Namun sampai sekarang pun Karasu dan Hiori masih tak bicara sama sekali. Isagi menepuk jidat pertanda kesal. Dirinya jadi ikutan frustasi melihat dua orang saling jatuh cinta dan memendam perasaaan yang sama tapi sama sekali tak ada niat untuk mengungkapkannya.

Waktu terus menipis dan mereka masih belum bicara juga. Pada akhirnya Isagi dan Kurona memutuskan untuk pergi menghampiri mereka.

“Hiori, maaf kita telat. Tadi antrian kantin rame banget sampe kita berdua nggak kebagian baksonya,” Isagi berpura-pura merasa bersalah walau sebenarnya di dalam hati dirinya merasa sangat kesal.

“Ah, nggak papa kok, ca.”

Isagi menoleh Karasu sambil tersenyum paksa, “Eh, ada Bang Bito juga di sini. Abis ngapain?”

Karasu bergedik ngeri dengan keringat yang bercucuran deras, dia begitu takut melihat wajah marah adik sepupunya yang menyeramkan. Meski sudah ditutupi dengan senyuman, tapi wajahnya masih tetap terlihat menyeramkan.

“Ng-nggak ngapa-ngapain kok! Ke-kebetulan tadi gue lewat terus nggak sengaja ngeliat Dek Hiori sendirian, ja-jadi gue temenin deh.” Ucapan Karasu terbata-bata karena takut.

“Terus kalian ngomongin apa aja? Ataukah kalian cuman diam aja tanpa bicarain topik apapun dari tadi?” Isagi berkata dengan nada yang sedikit menyindir.

Karasu menggaruk belakang kepala yang sebenarnya tak gatal sama sekali, “I-itu..”

“Itu karena kami masih terlalu canggung, makanya kami belum ngobrol.” Ujar Hiori mencoba mencairkan suasana yang mencekam.

“Huh, yaudah. Ayo kita buruan ke kelas, dan buat bang Bito sepulang sekolah nanti kita harus bicara, ada yang mau Ica sampein.”

Karasu menelan ludah, “O-Oke..”

𝐈𝐒𝐀𝐆𝐈 𝐘𝐎𝐈𝐂𝐇𝐈 '𝐅𝐞𝐦. 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧' || 𝗕𝗹𝘂𝗲𝗟𝗼𝗰𝗸 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang